Laman

Saturday, June 17, 2017

Problematika Siswa Kelas X dalam Menulis Puisi di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017


Taufik Heru Kurniawan 14410105 6C PBSI FPBS UPGRIS

Abstract

This research entitled "Problematics of Class X Students in Poetry Writing at SMA Negeri 7 Semarang Academic Year 2016/2017". The problem is how the problem faced by students of class X SMA Negeri 7 Semarang in writing poetry. This study aims to describe and know the problems faced by students of class X SMA Negeri 7 Semarang in writing poetry. The subject of this research is the students of class X SMA Negeri 7 Semarang. This research is a qualitative research. From the results of the study found Low poetry writing skills also due to lack of understanding of students about poetry. In writing poetry, students should pay attention to the elements contained in the poem to make the poem written more beautiful. But if students are unable to write poetry by utilizing poetic elements, it may be due to factors that make students feel difficult. However, these cases are not entirely derived from students, teachers also have a very big influence in the success of a learning. Problems that occur in the field is less varied presentation of teaching materials conducted by teachers, so far the learning done in general using conventional methods. The problematic that causes the difficulty of students in writing poetry, it should be known by the teacher for learning to write poetry can be in accordance with the purposes of the curriculum.
Keywords :Problematics, Poetry Writing.

Pendahuluan
Rendahnya keterampilan menulis puisi dikarenakan kurangnya pemahaman siswa mengenai puisi. Dalam menulis puisi, siswa semestinya memperhatikan unsur-unsur yang terdapat di dalam puisi agar puisi yang ditulis menjadi lebih indah. Namun jika siswa tidak mampu menulis puisi dengan memanfaatkan unsur-unsur puisi, hal tersebut mungkin karena adanya faktor-faktor yang membuat siswa merasa kesulitan. Namun, kasus-kasus tersebut tidak sepenuhnya berasal dari siswa, guru pun mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan sebuah pembelajaran. Problem yang terjadi di lapangan adalah kurang variatifnya penyajian materi pengajaran yang dilakukan oleh guru, sejauh ini pembelajaran yang dilakukan secara umum menggunakan metode konvensional. Problematika yang menyebabkan sulitnya siswa dalam menulis puisi, sudah semestinya diketahui oleh guru agar pembelajaran menulis puisi dapat sesuai dengan tujuan kurikulum.
Penilaian puisi siswa oleh guru saat ini masih kurang memperhatikan beberapa aspek (indikator) yang harus ada dalam puisi. Guru kadang kala hanya menilai karya puisi siswa berdasarkan keindahan tulisan dan bentuk (tipografi). Hal itu mengakibatkan guru kurang memahami problematika dalam setiap cipta puisi siswa. Untuk itu, peneliti ingin melakukan tinjauan yang lebih mendalam mengenai problematika siswa dalam menulis puisi. Dari pernyataan-pernyataan yang telah tersebut, peneliti mengkaji “Problematika Siswa Kelas X dalam Menulis Puisi di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
            Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana problematika yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang dalam menulis puisi. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui problematika yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang dalam menulis puisi.
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk menambah khazanah pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pembelajaran menulis puisi. Sedangkan manfaat secara praktis adalah 1) Bagi guru, dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa di dalam menulis puisi, dan dari permasalahan yang ada guru dapat menentukan strategi belajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. 2) Bagi siswa, dapat mengembangkan kemampuan siswa di bidang menulis khususnya menulis puisi. 3) Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan mengenai problematika yang dialami oleh siswa dalam menulis puisi dan dapat juga dijadikan pembelajaran katika telah menjadi seorang tenaga pendidik. 4) Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini lebih memperhatikan lagi proses kreativitas bersastra siswa khususnya dalam menulis puisi dan memberikan fasilitas serta motivasi yang maksimal untuk meningkatkan kegiatan menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 7 Semarang.
Landasan Teori
Sastra menurut Abidin (2012: 208) adalah karangan faktual imajinatif yang bersifat menyenangkan dan bermanfaat serta disusun dengan menggunakan bahasa sebagai media utamanya. Berdasarkan pengertian ini, sastra merupakan karya yang dilandasi oleh data-data faktual yang berasal dari hidup dan kehidupan manusia. Sastra tetap merupakan sesuatu yang bermanfaat karena akan memberikan sejumlah pengalaman bagi pembaca tentang memaknai hidup dan kehidupannya. Data faktual yang berhasil diperoleh pengarang tersebut selanjutnya ditambah dengan daya imajinasi pengarang sehingga karya sastra mampu menarik pembaca dan memberikan kesan menyenangkan bagi pembacanya.
Abidin (2012: 212) menegaskan bahwa pembelajaran sastra atau pembelajaran apresiasi sastra adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk menemukan makna dan pengetahuan yang terkandung dalam karya sastra di bawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru melalui kegiatan mempelajari karya sastra tersebut secara langsung dan didukung dan oleh kegiatan tidak langsung. Berdasarkan pengertian ini, pembelajaran sastra harus dilakukan dengan jalan mengenalkan secara langsung siswa dengan karya sastra.
Tujuan pembelajaran sastra dalam dunia pendidikan ialah untuk menggali kreatifitas siswa. Pembelajaran sastra biasanya diakhiri dengan kegiatan menulis, kegiatan menulis termasuk ke dalam empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Kegiatan keterampilan bahasa yang sering kita temui di sekolah adalah keterampilan menulis. Menurut Nurudin (2010:4) menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Sedangkan, Susetyo (2009:1) menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan untuk melahirkan pikiran atau perasaan. Hasil yang dilahirkan oleh pikiran atau perasaan dalam bentuk tulis disebut tulisan atau karya tulis. Ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah bentuk kegiatan yang didalamnya terdapat proses melahirkan gagasan, ide, perasaan ke dalam bentuk tulisan yang kemudian menghasilkan aktivitas berupa bahasa yang mampu dipahami oleh orang lain atau pembaca.
Salah satu jenis karya sastra yang sering kita temui adalah puisi. Puisi merupakan karya sastra yang berbentuk tulisan dengan rangkaian kata yang indah yang ditulis oleh penyair dengan memiliki pesan dan tujuan tertentu. Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat atau poeisis yang berarti pembuatan, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Puisi memiliki struktur fisik dan struktur batin, namun tidak mudah untuk memahami sebuah karya sastra terutama puisi. Hal tersebut sejalan dengan pandangan (Aminuddin, 2013:134) mengatakan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian imajinasi dan gagasan penulis. Dalam karya puisi penyair menulis rangkaian kata demi kata yang disusun menjadi baris dan bait yang indah, akan tetapi banyak para pembaca yang kesulitan untuk memahami suatu puisi. Memahami suatu puisi yang paling dasar yaitu dengan memahami struktur dari puisi. Untuk memahami struktur tersebut maka karya sastra tersebut harus diberi penilaian. Oleh karena itu, untuk memahami dan menangkap makna puisi pembaca perlu melakukan kajian atau analisis terhadap puisi tersebut.
Pada kegiatan menulis puisi di sekolah banyak siswa yang sering mengalami problematika dalam menulis puisi. Menurut Oka (1997:15) problematika adalah persoalan dengan berbagai kemungkinan cara pemecahan yang mungkin diterapkan tanpa mengevaluasi manakah yang lebih baik dari bentuk-bentuk yang ada itu. Sedangkan menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 1998:62) masalah adalah sesuatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan sesuatu yang membingungkan.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini dilihat dari penelitian yang sudah pernah diteliti oleh penulisnya dengan materi yang hampir sama yaitu mengenai problematika kemampuan siswa dalam menulis puisi. Penelitian ini pernah dilakukan oleh Atmanandha Sarty, Universitas Bengkulu (2012) dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Problematika Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu (Kualitatif)”. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siswa menulis puisi dengan menggunakan huruf kecil dan besar secara acak pada permulaan baris puisinya, (2) hasil tulisan puisi siswa terlihat seperti sebuah karangan cerita, (3) siswa masih kurang tepat dalam pemilihan kata, sehingga tidak mampu memberikan sugesti kepada pembaca, (4) puisi yang ditulis siswa hanya mengungkapkan imaji penglihatan saja, (5) siswa tidak mengkonkretkan hal yang ingin dikemukakan dalam puisi, (6) siswa tidak menggunakan bahasa figuratif pada tulisan puisinya, (7) siswa tidak memaparkan tema puisi yang sesuai.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2013:203). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif, yaitu bertujuan membuat lukisan atau gambaran secara sistematis faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat, serta hubungan yang teliti. Dalam penelitian ini yang akan dideskripsikan yaitu mengenai problematika siswa kelas X dalam menulis puisi di SMA Negeri 7 Semarang dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 7 Semarang. Penelitian ini yaitu mengenai problematika siswa dalam menulis puisi, dan penelitian ini akan berlangsung selama satu bulan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang. Siswa kelas X di SMA 7 Semarang dibagi menjadi 2 jurusan yaitu X MIA dan X IIS. Menurut informasi yang peneliti peroleh dari guru yang mengajar Bahasa Indonesia, dari kelas jurusan tersebut memang ada satu kelas yang lebih banyak memiliki problem dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu di kelas X MIA 1. Dengan demikian peneliti dan guru yang mengajar sepakat bahwa subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1.
Data dan sumber data merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam sebuah penelitian. Menurut Arikunto (2013:161), data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data di dalam penelitian ini adalah produk atau lembar kerja siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 7 Semarang dalam menulis puisi. Berdasarkan kesepakatan peneliti dan guru, puisi yang ditulis oleh siswa memiliki tema bebas, karena jika temanya ditentukan maka siswa tidak bisa berimajinasi dengan bebas. Dengan diberikan tema yang bebas diharapkan siswa mampu menulis puisi yang sesuai dengan unsur-unsur puisi. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa dan guru kelas X MIA 1 SMA Negeri 7 Semarang yang hasilnya diperoleh melalui pembelajaran menulis puisi di kelas.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
a.       Observasi
Menurut Arikunto (2013:265) observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Sedangkan menurut Keraf (1994:162), observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan secara sadar dan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti.
b.      Wawancara
Menurut Keraf (1994:161), wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah).
Bahasa yang digunakan harus jelas dan terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh objektif dan dapat dipercaya. Di dalam penelitian ini, peneliti melibatkan siswa sebagai objek wawancara.
c.       Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar hasil tulisan siswa yaitu puisi, dan pengambilan gambar (foto). Foto yang diambil sebagai sumber data dapat memperjelas data yang diperoleh. Pengambilan gambar dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Menurut Sugiyono (2005:89), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a.       Berdasarkan data yang berupa hasil tulisan puisi siswa, peneliti akan menganalisis problematika yang dihadapi siswa dalam menulis puisi.
b.      Peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil wawancara. Kedua data tersebut kemudian dikelompokkan atau diklasifikasikan, dengan tujuan dapat menemukan faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya siswa dalam menulis puisi.
c.       Dari semua data yang telah kelompokkan sebelumnya, diidentifikasi dan dideskripsikan satu per satu.
d.      Menarik kesimpulan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan menguraikan data mengenai problematika siswa kelas X dalam menulis puisi di SMA Negeri 7 Semarang. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 7 Semarang, peneliti mengamati terdapat beberapa problematika di sekolah tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut mempengaruhi proses belajar mengajar yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, terkhusus proses belajar mengajar Bahasa Indonesia.
Peneliti mengumpulkan data dengan teknik-teknik observasi, wawancara dan didokumentasikan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif, jadi dalam penelitian ini peneliti datang di tempat kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Artinya peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, peneliti hanya sebagai pengamat dan menggunakan catatan lapangan saja.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti juga melihat bahwa siswa belum mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat karena sebagian siswa ribut dan berbicara dengan teman sebangku pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif, dan terlihat ada beberapa siswa yang ingin serius dalam belajar merasa terganggu dengan suasana kelas yang tidak memungkinkan. Selain itu, siswa sangat terbiasa dengan menggunakan bahasa daerah pada saat pembelajaran bahasa indonesia, sehingga siswa kesulitan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, dan hal ini juga menyebabkan ada beberapa siswa yang kesulitan dalam pengelolaan kata pada hasil tulisannya.
Dalam kegiatan wawancara, peneliti harus melaksanakan kegiatan wawancara dengan efektif, artinya kegiatan wawancara dilakukan dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dan mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya.
Jika dilihat dari hasil wawancara, peneliti menemukan beberapa problematika siswa dalam menulis puisi. Hal ini dapat dilihat karena hampir seluruh siswa mengungkapkan, bahwa buku yang mereka miliki belum cukup untuk menunjang pembelajaran. Hal ini juga sangat berkorelasi dengan hasil observasi, peneliti melihat memang buku yang ada di perpustakaan sekolah masih sangat minim, sehingga pada saat siswa telah melaksanakan kegiatan menulis puisi, siswa merasa kesulitan menentukann nada dan suasana dalam menulis puisi, siswa kesulitan dalam menentukan tema dan judul puisi, siswa kesulitan dalam pengelolaan kata/diksi dalam menulis puisi, dan siswa merasa kesulitan pada teknik dalam menulis puisi.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, setiap menjelang siang hari ruang kelas menjadi panas walaupun di kelas sudah ada kipas angin sehingga kondisi tersebut membuat siswa menjadi berkeringat dan kurang nyaman dalam melakukan pembelajaran di kelas. Kemudian, siswa mengungkapkan bahwa mereka merasa terganggu jika menulis puisi di dalam kelas. Hal ini dikarenakan kondisi kelas sangat riuh dan tidak memungkinkan untuk siswa menulis puisi. Kegiatan menulis memang membutuhkan suasana di mana penulis akan merasakan kenyamanan, apalagi jika harus menulis puisi yang sangat menggali kreatifitas siswa. Belum lagi terdapat beberapa siswa mengungkapkan bahwa mereka memang tidak menyukai pembelajaran menulis puisi, dalam hal ini, tidak heran jika hasil tulisan puisi siswa ada yang memang memiliki banyak sekali kesalahan, karena secara pribadi siswa memang tidak menyukai pembelajaran menulis puisi.
Pada saat penulis mewawancarai 5 siswa dan penulis mengajukan sebuah pertanyaan mengenai kesulitan siswa saat menulis puisi, mereka menjawab dengan berbagai macam alasan yaitu : 1) Menentukan tema dan menulis puisi dengan bahasa yang baik. 2) Kata-kata yang digunakan dan nada-nada dalam membaca puisi. 3) Suasananya, karena siswa kesulitan saat menulis puisi jika suasana tidak nyaman 4) Pada saat mengarang, karena susah berpikir imajinatif. 5) Mencari kata-kata yang dapat untuk membuat sebuah puisi.
Penutup
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 7 Semarang dapat disimpulkan bahwa, peneliti menemukan problematika yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran puisi di kelas, yaitu 1) siswa kesulitan dalam pemilihan kata dan menentukan topik/tema yang akan ditulis, 2) siswa merasa sulit dalam menuangkan ide atau gagasan, 3) siswa merasa terganggu dengan kondisi kelas yang tidak memungkinkan.
Permasalahan yang dihadapi siswa hanya secara umumnya saja, tetapi ketika peneliti melakukan penelitian secara langsung di dalam kelas saat proses pembelajaran, khususnya menuls puisi, banyak juga permasalahan-permasalahan yang muncul. Permasalahnya bisa dari siswa, guru, lingkungan, kurikulum, ataupun dari media yang tidak tersedia.

Daftar Pustaka
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. PT Refika Aditama.
Aminuddin.2013.Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Arikunto, Suharmi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Penerbit
NUSA INDAH: Flores, NTT.
Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.
Oka, I Gusti Ngurah. 1974. Problematika Bahasa dan Pengajaran Bahasa
Indonesia. Surabaya: Usaha Nasional.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. ALFABETA:BANDUNG.
Susetyo. 2009. Menulis Akademik. FKIP Unib: Kampus Universitas Bengkulu.

No comments:

Post a Comment