Problematika Siswa Kelas X dalam Menulis Puisi di SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
Taufik
Heru Kurniawan 14410105 6C PBSI FPBS UPGRIS
Abstract
This research entitled "Problematics of Class X Students in Poetry Writing at SMA Negeri 7 Semarang Academic Year 2016/2017". The problem is how the problem faced by students of class X SMA Negeri 7 Semarang in writing poetry. This study aims to describe and know the problems faced by students of class X SMA Negeri 7 Semarang in writing poetry. The subject of this research is the students of class X SMA Negeri 7 Semarang. This research is a qualitative research. From the results of the study found Low poetry writing skills also due to lack of understanding of students about poetry. In writing poetry, students should pay attention to the elements contained in the poem to make the poem written more beautiful. But if students are unable to write poetry by utilizing poetic elements, it may be due to factors that make students feel difficult. However, these cases are not entirely derived from students, teachers also have a very big influence in the success of a learning. Problems that occur in the field is less varied presentation of teaching materials conducted by teachers, so far the learning done in general using conventional methods. The problematic that causes the difficulty of students in writing poetry, it should be known by the teacher for learning to write poetry can be in accordance with the purposes of the curriculum.
Keywords :Problematics,
Poetry Writing.
Pendahuluan
Rendahnya
keterampilan menulis puisi dikarenakan kurangnya pemahaman siswa mengenai
puisi. Dalam menulis puisi, siswa semestinya memperhatikan unsur-unsur yang
terdapat di dalam puisi agar puisi yang ditulis menjadi lebih indah. Namun jika
siswa tidak mampu menulis puisi dengan memanfaatkan unsur-unsur puisi, hal
tersebut mungkin karena adanya faktor-faktor yang membuat siswa merasa
kesulitan. Namun, kasus-kasus tersebut tidak sepenuhnya berasal dari siswa,
guru pun mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan sebuah
pembelajaran. Problem yang terjadi di lapangan adalah kurang variatifnya
penyajian materi pengajaran yang dilakukan oleh guru, sejauh ini pembelajaran
yang dilakukan secara umum menggunakan metode konvensional. Problematika yang
menyebabkan sulitnya siswa dalam menulis puisi, sudah semestinya diketahui oleh
guru agar pembelajaran menulis puisi dapat sesuai dengan tujuan kurikulum.
Penilaian
puisi siswa oleh guru saat ini masih kurang memperhatikan beberapa aspek
(indikator) yang harus ada dalam puisi. Guru kadang kala hanya menilai karya
puisi siswa berdasarkan keindahan tulisan dan bentuk (tipografi). Hal itu
mengakibatkan guru kurang memahami problematika dalam setiap cipta puisi siswa.
Untuk itu, peneliti ingin melakukan tinjauan yang lebih mendalam mengenai
problematika siswa dalam menulis puisi. Dari pernyataan-pernyataan yang telah
tersebut, peneliti mengkaji “Problematika Siswa Kelas X dalam Menulis Puisi di
SMA Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
Berdasarkan uraian diatas rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana problematika yang dihadapi siswa
kelas X SMA Negeri 7 Semarang dalam menulis puisi. Adapun yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui problematika
yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang dalam menulis puisi.
Manfaat
penelitian ini secara teoritis adalah untuk menambah khazanah pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia khususnya pembelajaran menulis puisi. Sedangkan manfaat secara
praktis adalah 1) Bagi guru, dapat mengetahui permasalahan yang
dihadapi siswa di dalam menulis puisi, dan dari permasalahan yang ada guru
dapat menentukan strategi belajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
menulis puisi siswa. 2) Bagi siswa, dapat mengembangkan kemampuan siswa di
bidang menulis khususnya menulis puisi. 3) Bagi peneliti, dapat menambah
pengetahuan mengenai problematika yang dialami oleh siswa dalam menulis puisi
dan dapat juga dijadikan pembelajaran katika telah menjadi seorang tenaga
pendidik. 4) Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini lebih memperhatikan
lagi proses kreativitas bersastra siswa khususnya dalam menulis puisi dan
memberikan fasilitas serta motivasi yang maksimal untuk meningkatkan kegiatan
menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 7
Semarang.
Landasan Teori
Sastra
menurut Abidin (2012: 208) adalah karangan faktual imajinatif yang bersifat
menyenangkan dan bermanfaat serta disusun dengan menggunakan bahasa sebagai
media utamanya. Berdasarkan pengertian ini, sastra merupakan karya yang
dilandasi oleh data-data faktual yang berasal dari hidup dan kehidupan manusia.
Sastra tetap merupakan sesuatu yang bermanfaat karena akan memberikan sejumlah
pengalaman bagi pembaca tentang memaknai hidup dan kehidupannya. Data faktual
yang berhasil diperoleh pengarang tersebut selanjutnya ditambah dengan daya
imajinasi pengarang sehingga karya sastra mampu menarik pembaca dan memberikan
kesan menyenangkan bagi pembacanya.
Abidin
(2012: 212) menegaskan bahwa pembelajaran sastra atau pembelajaran apresiasi
sastra adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk menemukan makna
dan pengetahuan yang terkandung dalam karya sastra di bawah bimbingan, arahan,
dan motivasi guru melalui kegiatan mempelajari karya sastra tersebut secara
langsung dan didukung dan oleh kegiatan tidak langsung. Berdasarkan pengertian
ini, pembelajaran sastra harus dilakukan dengan jalan mengenalkan secara
langsung siswa dengan karya sastra.
Tujuan
pembelajaran sastra dalam dunia pendidikan ialah untuk menggali kreatifitas
siswa. Pembelajaran sastra biasanya diakhiri dengan kegiatan menulis, kegiatan
menulis termasuk ke dalam empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan
berbahasa tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Kegiatan
keterampilan bahasa yang sering kita temui di sekolah adalah keterampilan
menulis. Menurut Nurudin (2010:4) menulis adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk menghasilkan tulisan. Menulis juga merupakan suatu kegiatan
yang produktif dan ekspresif. Sedangkan, Susetyo (2009:1) menjelaskan bahwa
menulis merupakan kegiatan untuk melahirkan pikiran atau perasaan. Hasil yang
dilahirkan oleh pikiran atau perasaan dalam bentuk tulis disebut tulisan atau
karya tulis. Ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah bentuk
kegiatan yang didalamnya terdapat proses melahirkan gagasan, ide, perasaan ke
dalam bentuk tulisan yang kemudian menghasilkan aktivitas berupa bahasa yang
mampu dipahami oleh orang lain atau pembaca.
Salah
satu jenis karya sastra yang sering kita temui adalah puisi. Puisi
merupakan karya sastra yang berbentuk tulisan dengan rangkaian kata yang indah
yang ditulis oleh penyair dengan memiliki pesan dan tujuan tertentu. Secara
etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat atau poeisis yang berarti pembuatan, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat
puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang
mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun
batiniah. Puisi
memiliki struktur fisik dan struktur batin, namun tidak mudah untuk memahami
sebuah karya sastra terutama puisi. Hal tersebut sejalan dengan
pandangan (Aminuddin, 2013:134) mengatakan bahwa puisi adalah salah satu cabang
sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian imajinasi dan
gagasan penulis. Dalam
karya puisi penyair menulis rangkaian kata demi kata yang disusun menjadi baris
dan bait yang indah, akan tetapi banyak para pembaca yang kesulitan untuk
memahami suatu puisi. Memahami suatu puisi yang paling dasar yaitu dengan
memahami struktur dari puisi. Untuk memahami struktur tersebut maka karya
sastra tersebut harus diberi penilaian. Oleh karena itu, untuk memahami dan
menangkap makna puisi pembaca perlu melakukan kajian atau analisis terhadap
puisi tersebut.
Pada
kegiatan menulis puisi di sekolah banyak siswa yang sering mengalami
problematika dalam menulis puisi. Menurut Oka (1997:15) problematika adalah
persoalan dengan berbagai kemungkinan cara pemecahan yang mungkin diterapkan
tanpa mengevaluasi manakah yang lebih baik dari bentuk-bentuk yang ada itu. Sedangkan
menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 1998:62) masalah adalah sesuatu
keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan
sesuatu yang membingungkan.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan
pustaka ini dilihat dari penelitian yang sudah pernah diteliti oleh penulisnya
dengan materi yang hampir sama yaitu mengenai problematika kemampuan siswa
dalam menulis puisi. Penelitian ini pernah dilakukan oleh Atmanandha Sarty,
Universitas Bengkulu (2012) dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Problematika
Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu (Kualitatif)”. Adapun
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siswa menulis puisi dengan menggunakan
huruf kecil dan besar secara acak pada permulaan baris puisinya, (2) hasil
tulisan puisi siswa terlihat seperti sebuah karangan cerita, (3) siswa masih
kurang tepat dalam pemilihan kata, sehingga tidak mampu memberikan sugesti kepada
pembaca, (4) puisi yang ditulis siswa hanya mengungkapkan imaji penglihatan
saja, (5) siswa tidak mengkonkretkan hal yang ingin dikemukakan dalam puisi,
(6) siswa tidak menggunakan bahasa figuratif pada tulisan puisinya, (7) siswa tidak
memaparkan tema puisi yang sesuai.
Metode Penelitian
Metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian (Arikunto, 2013:203). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif. Metode kualitatif, yaitu bertujuan membuat lukisan
atau gambaran secara sistematis faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat,
serta hubungan yang teliti. Dalam penelitian ini yang akan dideskripsikan yaitu
mengenai problematika siswa kelas X dalam menulis puisi di SMA Negeri 7 Semarang
dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.
Penelitian
ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 7 Semarang. Penelitian ini yaitu
mengenai problematika siswa dalam menulis puisi, dan penelitian ini akan
berlangsung selama satu bulan.
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Semarang. Siswa kelas X
di SMA 7 Semarang dibagi menjadi 2 jurusan yaitu X MIA dan X IIS. Menurut
informasi yang peneliti peroleh dari guru yang mengajar Bahasa Indonesia, dari
kelas jurusan tersebut memang ada satu kelas yang lebih banyak memiliki problem
dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu di kelas X MIA 1. Dengan demikian
peneliti dan guru yang mengajar sepakat bahwa subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X MIA 1.
Data
dan sumber data merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam sebuah
penelitian. Menurut Arikunto (2013:161), data adalah hasil pencatatan penelitian,
baik yang berupa fakta ataupun angka. Data di dalam penelitian ini adalah
produk atau lembar kerja siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 7 Semarang dalam
menulis puisi. Berdasarkan kesepakatan peneliti dan guru, puisi yang ditulis
oleh siswa memiliki tema bebas, karena jika temanya ditentukan maka siswa tidak
bisa berimajinasi dengan bebas. Dengan diberikan tema yang bebas diharapkan
siswa mampu menulis puisi yang sesuai dengan unsur-unsur puisi. Sumber data
pada penelitian ini adalah siswa dan guru kelas X MIA 1 SMA Negeri 7 Semarang yang
hasilnya diperoleh melalui pembelajaran menulis puisi di kelas.
Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Arikunto (2013:265) observasi
adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Sedangkan menurut Keraf
(1994:162), observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan
diteliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan proses pengumpulan
data yang dilakukan secara sadar dan langsung kepada suatu objek yang akan
diteliti.
b. Wawancara
Menurut Keraf (1994:161), wawancara adalah
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada
seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam
suatu masalah).
Bahasa yang digunakan harus jelas dan
terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh objektif dan dapat
dipercaya. Di dalam penelitian ini, peneliti melibatkan siswa sebagai objek
wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa lembar hasil tulisan siswa yaitu puisi, dan pengambilan
gambar (foto). Foto yang diambil sebagai sumber data dapat memperjelas data
yang diperoleh. Pengambilan gambar dilakukan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
Menurut
Sugiyono (2005:89), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Teknik
analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Berdasarkan
data yang berupa hasil tulisan puisi siswa, peneliti akan menganalisis
problematika yang dihadapi siswa dalam menulis puisi.
b. Peneliti
mengumpulkan hasil observasi dan hasil wawancara. Kedua data tersebut kemudian
dikelompokkan atau diklasifikasikan, dengan tujuan dapat menemukan
faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya siswa dalam menulis puisi.
c. Dari
semua data yang telah kelompokkan sebelumnya, diidentifikasi dan dideskripsikan
satu per satu.
d. Menarik
kesimpulan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada
hasil penelitian ini, peneliti akan menguraikan data mengenai problematika
siswa kelas X dalam menulis puisi di SMA Negeri 7 Semarang. Berdasarkan hasil observasi
di SMA Negeri 7 Semarang, peneliti mengamati terdapat beberapa problematika di
sekolah tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut mempengaruhi proses belajar
mengajar yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, terkhusus proses belajar
mengajar Bahasa Indonesia.
Peneliti
mengumpulkan data dengan teknik-teknik observasi, wawancara dan
didokumentasikan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasi pasif, jadi dalam penelitian ini peneliti datang di tempat kegiatan
yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Artinya
peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas,
peneliti hanya sebagai pengamat dan menggunakan catatan lapangan saja.
Selama
proses pembelajaran berlangsung, peneliti juga melihat bahwa siswa belum mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat karena sebagian siswa
ribut dan berbicara dengan teman sebangku pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga
menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif, dan terlihat ada beberapa siswa yang
ingin serius dalam belajar merasa terganggu dengan suasana kelas yang tidak
memungkinkan. Selain itu, siswa sangat terbiasa dengan menggunakan bahasa daerah
pada saat pembelajaran bahasa indonesia, sehingga siswa kesulitan menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar, dan hal ini juga menyebabkan ada beberapa
siswa yang kesulitan dalam pengelolaan kata pada hasil tulisannya.
Dalam
kegiatan wawancara, peneliti harus melaksanakan kegiatan wawancara dengan
efektif, artinya kegiatan wawancara dilakukan dalam kurun waktu yang
sesingkat-singkatnya dan mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya.
Jika
dilihat dari hasil wawancara, peneliti menemukan beberapa problematika siswa
dalam menulis puisi. Hal ini dapat dilihat karena hampir seluruh siswa
mengungkapkan, bahwa buku yang mereka miliki belum cukup untuk menunjang
pembelajaran. Hal ini juga sangat berkorelasi dengan hasil observasi, peneliti
melihat memang buku yang ada di perpustakaan sekolah masih sangat minim,
sehingga pada saat siswa telah melaksanakan kegiatan menulis puisi, siswa
merasa kesulitan menentukann nada dan suasana dalam menulis puisi, siswa kesulitan
dalam menentukan tema dan judul puisi, siswa kesulitan dalam pengelolaan
kata/diksi dalam menulis puisi, dan siswa merasa kesulitan pada teknik dalam
menulis puisi.
Berdasarkan
hasil pengamatan penulis, setiap menjelang siang hari ruang kelas menjadi panas
walaupun di kelas sudah ada kipas angin sehingga kondisi tersebut membuat siswa
menjadi berkeringat dan kurang nyaman dalam melakukan pembelajaran di kelas.
Kemudian, siswa mengungkapkan bahwa mereka merasa terganggu jika menulis puisi
di dalam kelas. Hal ini dikarenakan kondisi kelas sangat riuh dan tidak
memungkinkan untuk siswa menulis puisi. Kegiatan menulis memang membutuhkan
suasana di mana penulis akan merasakan kenyamanan, apalagi jika harus menulis
puisi yang sangat menggali kreatifitas siswa. Belum lagi terdapat beberapa
siswa mengungkapkan bahwa mereka memang tidak menyukai pembelajaran menulis
puisi, dalam hal ini, tidak heran jika hasil tulisan puisi siswa ada yang
memang memiliki banyak sekali kesalahan, karena secara pribadi siswa memang
tidak menyukai pembelajaran menulis puisi.
Pada
saat penulis mewawancarai 5 siswa dan penulis mengajukan sebuah pertanyaan
mengenai kesulitan siswa saat menulis puisi, mereka menjawab dengan berbagai
macam alasan yaitu : 1) Menentukan tema dan menulis puisi dengan bahasa yang
baik. 2) Kata-kata yang digunakan dan nada-nada dalam membaca puisi. 3)
Suasananya, karena siswa kesulitan saat menulis puisi jika suasana tidak nyaman
4) Pada saat mengarang, karena susah berpikir imajinatif. 5) Mencari kata-kata
yang dapat untuk membuat sebuah puisi.
Penutup
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 7 Semarang dapat
disimpulkan bahwa, peneliti menemukan problematika yang dihadapi oleh guru dan siswa
dalam proses kegiatan pembelajaran puisi di kelas, yaitu 1) siswa kesulitan
dalam pemilihan kata dan menentukan topik/tema yang akan ditulis, 2) siswa merasa
sulit dalam menuangkan ide atau gagasan, 3) siswa merasa terganggu dengan
kondisi kelas yang tidak memungkinkan.
Permasalahan
yang dihadapi siswa hanya secara umumnya saja, tetapi ketika peneliti melakukan
penelitian secara langsung di dalam kelas saat proses pembelajaran, khususnya
menuls puisi, banyak juga permasalahan-permasalahan yang muncul. Permasalahnya
bisa dari siswa, guru, lingkungan, kurikulum, ataupun dari media yang tidak
tersedia.
Daftar Pustaka
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa
Berbasis Pendidikan Karakter. PT Refika Aditama.
Aminuddin.2013.Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung
: Sinar Baru Algensindo.
Arikunto,
Suharmi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Keraf,
Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Penerbit
NUSA
INDAH: Flores, NTT.
Nurudin.
2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.
Oka,
I Gusti Ngurah. 1974. Problematika Bahasa dan Pengajaran Bahasa
Indonesia.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sugiyono.
2005. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. ALFABETA:BANDUNG.
Susetyo.
2009. Menulis Akademik. FKIP Unib: Kampus Universitas Bengkulu.
No comments:
Post a Comment