Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Morfologi pada Karangan Narasi Kelas X SMK N 6 Semarang tahun ajaran 2016/2017
Novi Karmita Sari 14410115 PBSI FPBS UPGRIS
Naniandrea925@yahoo.com
Abstract
This paper entitled
"Error Speaking in Morphology on the Narrative of Class X Class SMK N 6
Semarang academic year 2016/2017". The problem is how the form of Error
Speech in the Morphological Level on the Essay of Class X Class SMK N 6
Semarang academic year 2016/2017. The purpose of writing this article is to describe
the form of errors in the morphology level on the essay of the class X students
of SMK N 6 Semarang 2016/207 year.
The approach used in this
research is qualitative with descriptive method. Descriptive method is part of
qualitative research. Writing is the most important and difficult to master
language skill. However, learning to write in school did not have enough place
yet. Writing lessons only get less time share compared to other linguistic
learning such as speaking, reading, and listening. On the facts and opinions on
the importance of writing activities and still many discrepancies in the
writing and use of Indonesian language well and correctly on the students, the
authors focus this research on language errors in the students. From the background
mentioned above then the problem in this research is how the form of error in
the morphology level on the essay of the class X students of SMK N 6 Semarang
academic year 2016/2017.
Keywords: Language Error, Morphology
I.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang Masalah
Hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar berbahasa
adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran berbahasa diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis
(Depdiknas, 2005:5). Ada empat keterampilan dalam berbahasa yang harus
diperhatikan dalam berbahasa yaitu keterampilan membaca, keterampilan
berbicara, keterampilan menyimak, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan
tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat (Tarigan, 1994:1).
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling
penting dan sulit dikuasai. Namun demikian, pembelajaran menulis disekolah
ternyata belum mempunyai tempat yang cukup. Pembelajaran menulis hanya
mendapatkan porsi waktu yang kurang dibanding dengan pembelajaran kebahasaan
yang lain seperti berbicara, membaca, dan menyimak.
Tujuan pengajaran bahasa adalah agar siswa terampil
berbahasa, terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan
terampil menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang menjadi tujuan pengajaran di sekolah. Adapun keterampilan bahasa
yang lain adalah menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini dapat dilihat dari
rambu – rambu kurikulum pendidikan dasar yang menyatakan bahwa pembelajaran bahasa
mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdikbud,
1993:4).
Kemampuan menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan manusia karena menulis digunakan untuk berkomunikasi,
yaitu mengungkapkan gagasan, pengalaman dan pesan. Proses menulis merupakan satu kesatuan yang logis.
Kegiatan menulis menghasilkan produk dari imajinatif yang tinggi, sehingga menulis dikelompokkan ke dalam kegiatan yang
produktif dan ekspresif (Tarigan, 1994:3-4).
Atas kenyataan dan pendapat akan pentingnya kegiatan
mengarang dan masih banyaknya ketidaksesuaian dalam penulisan maupun penggunaan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada siswa, maka penulis memfokuskan
penelitian ini mengenai kesalahan berbahasa
pada kalangan siswa. Dengan pertimbangan tersebut, maka penulis mengangkat
judul “Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Morfologi Pada Karangan Narasi Siswa
Kelas X SMK N 6 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
b.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang tersebut di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah wujud kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi pada karangan
narasi siswa kelas X SMK N 6 Semarang tahun ajaran 2016/2017?
c.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud
kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi pada karangan narasi siswa kelas X
SMK N 6 Semarang tahun jaran 2016/207.
d.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
teoretis
Untuk menambah
pengetahuan tentang kesalahan berbahasa pada karangan narasi mata pelajaran bahasa Indonesia dalam
Ilmu Analisis Kesalahan Berbahasa.
2. Manfaat
praktis
Dilihat dari segi
praktis, penelitian ini bermasnfaat untuk mengetahui kesalahan berbahasa yang
digunakan untuk membuat karangan
deskripsi dan mengetahui dampak kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi
terhadap kejelasan makna studi kasus kelas X SMK N 6 Semarang tahun ajaran
2016/2017.
e.
Landasan
Teori
A. Pengertian
menulis
Menulis adalah kemampuan seseorang untuk
mengungkapkan ide, gagasan, ilmu, dan pengetahuan dalam bentuk bahasa tulis.
Akhadiah (2012:9) mengungkapkan bhawa
menulis adalah suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat – alat
penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca, menulis adalah melahirkan pikiran
atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan – tulisan (Tim
Prima Pena, 2001:774)
Mengarang adalah kegiatan yang kompleks.
Mengarang dapat kita pahami sebagai “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
mengungkapkan gagasan dan penyampaian melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami secara tetap seperti yang dimaksud oleh pengarang (Widyatama,
2012:12). Sebuah karangan disusun dari hasil pemilihan kata – kata yang sesuai
atau tepat menjadi kalimat yang dikehendaki, untuk menuangkan ide atau gagasan
sehingga menjadi suatu cerita karangan yang baik. Bahasa juga mencipkatan suara bagi yang boleh
bicara, apa yang boleh dikatakan, apa
dan siapa yang dihargai.
Harefa (2003:3) menulis atau mengarang
sebagai kemampuan memahami diri sendiri dan mengeluarkan secara tertulis, atau
mengorganisasikan ide menjadi rangkaian yang logis dalam tulisan. Pilihan kata
adalah seleksi kata untuk mengekspresikan ide, gagasan atau perasaan. Pemilihan
kata yang baik adalah pemilihan kata – kata yang efektif dan tepat di dalam
makna, serta sesuai dengan pokok masalah dalam sebuah karangan.
f. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini dilakukan
dengan landasan sebuah permasalahan dalam pembelajaran karangan narasi.
Biasanya sebuah penelitian juga mengacu pada penelitian sebelumnya. Dengan
demikian, peninjauan terhadap penelitian lain sangat penting karena bisa
digunakan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka yang
dilakukan mengenani penggunaan permainan dalam strategi penilian pembelajaran
sastra.
Analisis kesalahan berbahasa
menurut Crystal ( dalam Markhamah dan sabardilla, 2010:54) adalah suatu teknik
untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengintepretasi secara sistematik
kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik yang sedang mempelajari
bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori atau prosedur
linguistik. Secara umum kesalahan berbahsa merupakan sisi cacat pada ujaran
atau tulisan pelajar. Menurut Depdiknas (2008:5) pengalaman pribadi merupakan
sesuatu yang pernah dialami seseorang dan itu merupakan suatu hal yang sangat
penting mengesankan serta tidak terlupakan.
Berdasarkan uraian di atas,
judul penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran karangan narasi dapat
dianalisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi.
II.
Metode
penelitian
1.
Populasi
dan Sampel
1) Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas SMK N 6 Semarang
2) Sampel
Kelompok
kecil yang secara nyata kita teliti dan kita tarik kesimpulan. Sampel yang
diambil dalam penelitian hanyalah satu kelas X Boga 1 yang berjumlah 37 siswa
dari SMK N 6 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
2. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini
berbentuk deskripsi. Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah
pihak – pihak yang bertanggung jawab, benar – benar mengetahui dan banyak
terlihat dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
a. Data
Data dalam penelitian ini
berupa nilai – nilai yang diperoleh siswa dari pembelajaran menulis karangan
narasi. Berdasarkan pengamatan atau observasi untuk guru dan siswa saat proses
pembelajaran. Data yang berupa keterangan – keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau anggapan. Data penelitian ini berupa nilai siswa kelas X SMK N 6
Seamarang yang diperoleh dari tugas mandiri menulis karangan narasi berdasarkan
keaslian ide dan pengamatan.
Data dalam penelitian ini
bersumber dari (bahan ajar karangan
narasi tingkat SMK di Semarang,
nilai siswa, siswa dan guru SMK N 6 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
b. Sumber
Data
Sumber data pada penelitian ini meliputi:
1) Siswa
Sumber data dalam penelitian ini berupa nilai
siswa yang diperoleh dari hasil menulis Karangan Narasi
2) Guru
Data diperoleh dari hasil observasi dengan guru
mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai pembelajaran Karangan Narasi
3.
Teknik
Pengumpulan Data
1. Nontes
Penilaian ini menggunakan pengumpulan data langsung tanpa
menggunakan tes, data yang menjadi sumber berasal dari guru dan siswa. Data
berupa pengamatan dalam proses pembelajaran. Data dari guru berupa aktivitas
guru selama mengajar. Sedangkan data
siswa berasal dari kegiatan selama mengikuti prose pembelajaran berlangsung.
a. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati siswa
selama proses pembelajaran menulis Karangan Narasi. Peneliti mengisi tabel
observasi siswa dengan cara memperhatikan kelas sampel yaitu kelas X Boga 1 SMK
N 6 Semarang pada saat pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Khususnya pada
saat kegiatan evaluasi berlangsung, dengan begitu peneliti dapat mengetahui
bagaimana sikap siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Studi
Dokumenter atau Dokumentasi
Dokumen – dokumen yang dihimpun dipilih yang
sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Teknik dokumentasi digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai daftar nama siswa dan jumlah siswa kelas X SMK N
6 Semarang, beserta foto kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas
atau di luar kelas.
4.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data adalah pengelompokan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi, data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti melakukan perhitungan untuk menilai kemampuan menulis Karangan
Narasi pada siswa kelas X SMK N 6
Semarang.
III.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Pada
pembahasan ini akan dipaparkan hasil analisis kesalahan berbahasa berdasarkan
data, dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam tataran
morfologi.
Berikut
ini adalah tabel kesalahan dan pembetulan kesalahan berbahasa morfologi yang
ditemukan pada karangan narasi siswa kelas X SMK N 6 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
No
|
Bentuk
tidak baku
|
Bentuk
baku
|
1
|
Berkerja
|
Berkerja
|
2
|
Berterbangan
|
Beterbangan
|
3
|
Beolahraga
|
Berolahraga
|
4
|
Mensatu
|
Menyatu
|
5
|
Ada
|
Mengadakan
|
6
|
Ampuni
|
Mengampuni
|
7
|
Nyapu
|
Menyapu
|
1. Kesalahan
Tataran Morfologi
Menurut penyataan
Setyawati (2010:49) morfologi adalah ragam tulis maupun ragam lisan dapat
terjadi kesalahan berbahasa dalam pembentukan kata. Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi disebabkan
oleh beberapa hal antara lain: (a) penghilangan afiks, (b) bunyi yang
seharusnya luluh tetapi tidak luluhkan,(c) penggantian morf.
A. Penggantian
Morf
Tabel 3
No
|
Bentuk
tidak baku
|
Bentuk
baku
|
1
|
Berterbangan
|
Beterbangan
|
2
|
Berkerja
|
Bekerja
|
3
|
Nyapu
|
Menyapu
|
4
|
Beolahraga
|
Berolahraga
|
1) Kata
beterbangan pada kalimat Daun – daun kering itu berterbangan kemana –
mana adalah bentuk yang tidak baku. Bentuk kata bakunya adalah beterbangan.
Adanya pergantian morf be- tergantikan morf ber-, sesuai kaidah pembentukan kata,
prefiks ber- jika melekat pada kata
dasar bermorfem awal /r/ dan melekat
pada kata dasar yang suku kata pertamanya berakhir dengan atau mengandung
unsur [er] akan ber beralomorf menjadi be-.
Seperti pada kata berterbangan seharusnya beterbangan. Jadi perlu
diperbaiki menjadi kalimat Daun – daun
kering itu beterbangan kemana – mana.
2) Kata
bekerja pada kalimat Saat sedang berkerja tiba – tiba datang angin adalah bentuk kata tidak baku. Kata bakunya
adalah bekerja.
Adanya penggantian morf be- tergantikan morf ber- kesalahan penulisan kata yaitu pada
kata bekerja menjadi bekerja. Jadi perlu diperbaiki menjadi
kalimat Saat sedang bekerja tiba – tiba datang angin.
3) Kata
nyapu pada kalimat Kemarin ketika saya terlambat disuruh nyapu
ruanmgan kelas adalah bentuk kata tidak baku. Kata bakunya adalah menyapu.
Adanya penyingkatan morf meny- pada kata nyuruh
seharusnya menjadi kata menyuruh. Jadi perlu diperbaiki menjadi
kalimat Kemarin ketika saya terlambat
disuruh menyapu ruangan kelas.
B. Penghilangan
Afiks
Tabel 4
No
|
Bentuk
tidak baku
|
Bentuk
baku
|
1
|
Ada
|
Mengadakan
|
2
|
Ampuni
|
Mengampuni
|
1) Kata
Ada pada kalimat Di sekolah minggu kemarin sering ada kegiatan tambahan.adalah
bentuk kata yang tidak baku. Dan bentuk yang baku adalah mengadakan.
2) Kata
Ampuni pada kalimat Ibuku bilang, katanya Tuhan akan ampuni dosa
anak yang sering beramal. Merupakan bentuk kata yang tidak baku. Bentuk
yang baku adalah Mengampuni.
C. Bunyi
yang luluh tetapi tidak diluluhkan
Tabel 5
No
|
Bentuk
tidak baku
|
Bentuk
baku
|
1
|
Mensatu
|
Menyatu
|
1) Kata
mensatu pada kalimat Di sekolah kakakku lapangan upacara mensatu
dengan lapangan basket. Merupakan bentuk kata yang tidak baku. Bentuk yang
baku adalah Menyatu.
IV.
Simpulan
dan Saran
A.
Simpulan
Dari hasil analisis
kesalahan berbahasa pada karangan narasi siswa kelas X SMK N 6 Semarang tahun
ajaran 2016/2017 dapat ditemukan kesalahan berbahasa tataran morfologi,
meliputi: a) penggantian morf: morf ber-
morf be- tergantikan morf ber-, morf meny- b) penghilangan afiks; penghilangan perfeks meng-, ber- c) Bunyi yang seharusnya
diluluhkan tetapi tidak diluluhkan.
B.
Saran
untuk mencapai
keberhasilan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis karangan dengan
memperhatikan kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar sehingga tidak terjadi kesalahan berbahasa karena masih ada kesalahan dalam pemilihan katam penulis
dapat menyampaikan saran sebagai berikut,
1. Untuk
guru
Guru hendaknya memberikan
latihan yang rutin kepada siswa dalam pembelajaran mengarang agar siswa
terlatih menyusun kalimat secara tepat.
2. Untuk
Siswa
Siswa seharusnya dapat membedakan
antara bentuk baku dan tidak baku dan menerapkannya dalam penggunaan kalimat.
Daftar pustaka
Siswanto,
dkk.2010.Morfologi Bahasa Indonesia.Semarang:IKIP
PGRI Semarang Press.
Ahaidah, Sabati dkk.2003.Menulis.Jakarta:Depdikbud.
Damyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Putra.
Kelan. 2009. Filsafat
Bahasa Semiotika dan Hermeneutika. yogyakarta:Paradigma.
Santoso, Puji. 1993.
Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra.Bandung: Angkasa.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
http://sastradewa.blogspot.com/2008/03/pengertian-fungsi-dan-ragam-sastra.html (diunduh pada 1 April 2017 pukul 12.24) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203990-semiotika-roland-barthes/#ixzz29RPJ9yB6 (diunduh pada 1 April 2017 pukul 12.24)
No comments:
Post a Comment