Laman

Saturday, June 17, 2017

Penerapan Model Picture And Picture dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Puisi  pada Peserta Didik Kelas XI  IPA 5  MAN 2 Semarang 

Eliza Lukmana 14410174 6C PBSI FBPS UPGRIS
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian penggunaan metode picture and picture dalam pembelajaran menulis teks puisi. Selain itu, tulisan ini juga akan menunjukkan proses pengambilan data dengan metode observasi dan teknik tes dalam menghasilkan penilaian dan skor. Metode ini menggunakan metode picture and picture untuk mengetahui penerapan dalam kegiatan belajar mengajar.Hasil tulisan ini adalah pembelajaran menulis puisi dengan metode picture and picture sangat baik digunakan.
Kata kunci: Teks puisi, hasil penelitian, dan metode picture and picture
Pendahuluan
Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana penting dalam berkomunikasi baik secara lisan dan tulis. Bahasa dalam perannya sebagai sarana komunikasi merupakan sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis, guna mencapai maksud dan tujuan tertentu. Kualitas dalam berbahasalah yang nantinya akan mempengaruhi tersampaikan atau tidaknya maksud pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca dalam berkomunikasi.
Kegiatan menulis merupakan aktivitas menyampaikan gagasan dan pesan pada waktu yang hampir bersamaan, antara pemikiran yang diwakili oleh otak dankegiatan aplikatif tulis yang diwakili oleh tangan. Untuk itulah, keterampilan menulis disebut sebagai kegiatan yang bersifat aktif produktif. Tarigan (2008:22) mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik. Keterampilan menulis yang bersifat aktif dan produktif ini menuntut seseorang untuk terus belajar dan mengembangkan potensinya dalam hal menulis. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis merupakan keterampilan merangkai kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Sejalan dengan peranan di atas pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan menengah atas kelas XI yang disajikan dalam kurikulum 2013 disusun berbasis teks baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai sarana untuk menuangkan ide dan gagasannya. Didalamnya dijelaskan berbagai cara menuangkan ide dan gagasan dalam berbagai macam jenis teks. Pemahaman terhadap jenis, kaidah dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan peserta didik menangkap makna yang terkandung dalam teks, agar tujuan penyampaiannya tercapai.
Kurikulum 2013 dirancang untuk peserta didik agar berani untuk menggali ilmu dan pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia dan terbentang luas disekitar kehidupannya. Dalam hal iniperan guru sangat penting dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan menerapkanmetode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Pembelajaran menulis puisi memiliki peran yang cukup penting untuk mengasah kemampuan peserta didik berekspresi dalam bidang sastra. Pembelajaran menulis puisi juga berfungsi untuk mengasah kepekaaan karakter peserta didik dalam menghadapi setiap permasalahan. Dengan menulis pusi tertentu, peserta didik dapat memahami permasalahan yang dituliskannya. Melalui pembelajaran menulis puisi, peserta didik sekaligus juga akan belajar memahami karakter manusia, keadaan alam sekitar dalam puisi adalah realita kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, maka peserta didik akan terlatih untuk mengaktualisasikan diri dalam lingkungannya dengan baik.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah penerapan model picture and picture dalampembelajaran keterampilan menulis teks puisi  pada peserta didik kelas XI  IPA 5  MAN 2 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
Manfaat                                     
Manfaat yang dapat diambil dari melakukan penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.        Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengembangan salah satu teori untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keterampilan menulis dengan model picture and picturesehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut.
2.        Manfaat Praktis
a.         Bagi guru
Penelitian ini diharapakan dapat dijadikan alternatif pembelajaran bagi guru dalam keterampilan menulis teks puisi. Guru dapat memperbaiki model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam keterampilan menulis teks puisi. Model picture and picture adalah salah satu model yang dapat diterapkan dalam keterampilan menulis teks puisi.
b.        Bagi peserta didik
Pembelajaran yang dilakukan dengan modelpicture and picture dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam keterampilanmenulis, sehingga mampu menimbulkan perasaan antusias, senang, dan komunikatif untuk belajar bahasa Indonesia yang lebih interaktif.
c.         Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan kinerja pendidik khususnya dalam keterampilan menulis, sehingga dapat meningkatkan prestasi bagi sekolah yang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.
d.        Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk mengetahui model yang dapat digunakan dalam keterampilan menulis, menambah wawasan tentang penggunaan model  dalamketerampilan menulis teks puisi. Selain itu, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang keterampilan menulis dengan menggunakan pembelajaran yang baru, serta hasilnya dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain untuk penelitian berikutnya.
Landasan Teori
Pembelajaran Sastra di jenjang MAN
Melalui pendidikan manusia bermaksud menuju kemajuan dan kesejahteraan.Kemajuan dan kesejahteraan hidup dapat dicapai masyarakat jika anggotanya memiliki keterampilan dan kualitas-kualitas kepribadian yang berguna bagi usaha mengatasi persoalan, terutama dalam dunia modern dewasa ini (Rahmanto, 1988:15).Dalam persoalan kualitas kepribadian inilah pendidikan dan pengajaran seni sastra di sekolah mengambil peran dan fungsi. Hal ini tentu tanpa mengabaikan fungsi dan peran pengajaran bidang lain sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual maupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah.Dari segi tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian memiliki andil yang besar.Hal ini dikarenakan kegiatan berkesenian dapat mengisi pengembangan domain afektif, khususnya emosi yang positif dan konstruktif, dan aspek keterampilan (Tirtarahardja & Sulo, 2005:243). Dalam konteks sistem pendidikan, apa yang diperankan oleh bidang kesenian tentu merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari apa yang telah diperankan oleh bidang (mata pelajaran) lain. Namun demikian, terdapat hal yang secara khsusus menjadi pembeda bidang kesenian dari bidang lainnya, yaitu penekanannya pada bidang estetika, moral, dan emosi.Dalam sistem kurikulum pendidikan Indonesia, pendidikan sastra di tingkat MAN masuk dalam cakupan mata pelajaran bahasa Indonesia.Materi bidang sastra ditampilkan secara terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis).Oleh karena itu, dalam beberapa hal, kenyataan mengenai pembelajaran sastra tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagai satu kesatuan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, rumusan tujuan pembelajaran sastra di sekolah berada dalam satu rangkaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu:
(1) menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara; (2) memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis); (5) mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2002:9).
Pada jenjang MAN untuk masing-masing kelas (XI), keenam tujuan pembelajaran bahasa Indonesia (termasuk di dalamnya sastra) disajikan dalam alokasi waktu 4 jam pelajaran perminggu (40 menit tiap jam pelajaran). Memperhatikan butir (5) dan (6) bahasan di atas, yang secara khusus mengenai bidang sastra, rumusan tersebut sekaligus menggambarkan sejumlah harapan yang ditumpukan pada pembelajaran sastra di sekolah. Hal ini sekaligus menunjukkan sejumlah fungsi pembelajaran sastra dalam membantu pendidikan secara utuh, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengem-bangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Dalam kaitan ini, Rahmanto (1988:16-25) menjelaskan sejumlah fungsi pengajaran sastra di sekolah sebagai berikut.
2. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2011: 89). Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran hendaknya selalu menekankan aktifnya siswa dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif artinya setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Kreatif artinya setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik  untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai olehpeserta didik itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model Picture and Picture mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Suyatno (2004: 81) menyatakan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis bertujuan agar peserta didik dapat menulis dengan cepat dan tepat.Media gambar dapat merangsang peserta didik agar lebih termotivasi dan tertarik dalam pembelajaran. Peserta didik dapat melihat secara langsung gambar yang akan dijadikan objek tulisan, sehingga peserta didik memperoleh kemudahan dalam kegiatan menulis. Gambar-gambar menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa serta materi pembelajaran yang ada.keterampilan membaca-menulis permulaan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk proses pembelajaran membaca menulis permulaan, salah satunya yaitu metode SAS (Struktural Analitik Sintetik). Proses pembelajaran dengan menggunakan metode SAS dapat diawali dengan menampilkan gambar untuk merangsang siswa agar dapat menggali konsep-konsep yang ada. Peserta didik dapat menemukan struktur kalimat melalui gambar tersebut. Pada tahap analitik, peserta didik melakukan proses analitik struktur kalimat ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada tahap sintesis, yaitu peserta didik  menemukan kembali struktur kalimat secara utuh berdasarkan gambar. Langkah-langkah pembelajaran Picture and Picture, yaitu:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjukpeserta didik secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kesimpulan/rangkuman (Suprijono, 2009: 125). Model pembelajaran Picture and Picture memiliki kelebihan dalam penerapannya, yaitu:
a. Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa.
b. Melatihpeserta didik untuk berpikir logis dan sistematis (Hamdani, 2011: 89).
Adapun kekurangan yang dimiliki model Picture and Picture adalah memakan banyak waktu. Untuk mengatasi kekurangan tersebut guru dapat menerapkan delapan keterampilan dasar mengajar sehingga pembelajaran dapat terkondisikan dengan baik.Selain itu, guru harus melakukan perencanaan seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi dan menyiapkan media pembelajaran berupa gambar. Hal tersebut merupakan tahap perencanaan dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas yang dapat mengatasi kekurangan model Picture and Picture.
3. Menulis
Menurut (Tarigan, 1994 : 3) menulis merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah trampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Ketrampilan menulis ini tidak hanya akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Hal ini menunjukan bahwa dengan tulisan terjadi suatu komunikasi antara penulis dengan pembaca.
3.1 Manfaat Menulis
Menurut D’Angelo (Tarigan, 1994 : 22) mengemukakan bahwa fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir.Juga dapat menolong kita untuk berfikir secara kritis. Salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip  menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya.  Yang paling penting diantara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat bahwa belajar menulis adalah belajar berfikir dalam atau dengan cara tertentu.
Dalam kehidupan modern ini, jelaslah bahwa ketrampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan  bahwa ketrampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan ini ada seorang penulis yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi.

3.2 Tujuan Menulis
Tujuan menulis menurut Hartig (Tarigan, 1994 : 24) adalah sebagai berikut :
1)      Tujuan Penugasan (Assigment Purpose)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Dalam artian penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
2)      Tujuan Altruistik (Altruistic Purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai, perasaan dan penaarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3)      Tujuan Persuasif (Persuasive Purpose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4)      Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan (Informational Purpose)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keteragan/penerangan kepada para pembaca.
5)      Tujuan Pernyataan diri (Self-Expressive)
Tulisan yang bertujuan memperkelnakan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
6)      Tujuan kreatif (Creative Purpose)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.Tulisan ini bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik, niaai-nilai kesenian.
7)      Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis hanya ingin memecahkan masalah tertentu yang sedang dihadapinya.
Dari uraian pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa tujuan penulisan adalah salah satu tugas, untuk memberikan  kesenangan atau rasa senang, keyakinan, informasi, memperkenalkan diri atau menyatakan diri, dan memberikan pemecahan masalah atau menjadikan solusi yang dihadapi baik oleh penulis maupun para pembacanya, sehingga dari hasil penulisannya dapat bermanfaat khususnya bagi dirinya sendiri maupun bagi pembacanya.
4. Puisi
Puisi merupakan suatu bentuk kesusastraan yang paling tua.Tradisi berpuisi sudah merupakan tradisi kuno dalam masyarakat.Puisi hidup sejak menemukan kesenangan dalam bahasa.Puisi juga memiliki bahasa multidimensional, yang mampu menembus alam pikiran, perasaan, dan imajinasi manusia.
Waluyo (1995 : 25) mengemukakan bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Sangatlah jelas bahwa puisi adalah karya sastra yang bersifat imajinatif, bahasa sastra yang bersifat konotatif karena banyak menggunakan bahasa kias dan makna lambang (majas). Dibandigkan dengan bentuk karya sastra yang lain. Kenapa puisi dapat dikatakan lebih bersifat konotatif, karena hal ini disebabkan oleh adannya pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi, struktur fisik dan struktur batin puisi juga padat.Keduanya bersenyawa secara padu bagaikan sebuah adonan.
5. Menulis Puisi
Menurut Alfiah (2009:23-29) jika diuraikan secara rinci, langkah-langkah dalam penulisan sebuah puisi adalah sebagai berikut:
1. Pemadatan Bahasa Dalam penulisan puisi bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib (Alfiah, 2009:23). Puisi dituliskan dengan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alenia, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat.Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna yang lebih luas daripada kalimat biasa.
2. Pemilihan Kata Khas Penulisan sebuah puisi menggunakan kata-kata khas puisi, bukan kata-kata untuk prosa atau bahasa sehari-hari.Tapi tidak semua kata-katanya khas puisi, pasti ada kata-kata yang jelas seperti prosa dan kata-kata sehari-hari, agar puisi itu dapat mudah dipahami. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah sebagai berikut:
1) Makna kias
2) Lambang
3) Persamaan rima dan bunyi
4) Kata konkret
 5) Pengimajian
3. Memperhatikan Karakterisasi Puisi Anak Karakterisasi puisi anak dalam pembelajaran menulis puisi untuk siswa SD memang berbeda dibandingkan penyair dewasa. Menurut Alfiah (2009:26-29) dengan mengadaptasi Djojosuroto, ciri-ciri kebahasaan puisi anak adalah sebagai berikut:
2. Unsur Ekstrinsik
(1) Diksi Diksi atau pilihan kata pada puisi anak-anak masih pada yang termasuk mudah dipahami, belum begitu menggunakan bahasa kias. (2) Baris dan Bait Baris dan bait pada puisi anak tidak terlalu banyak, satu bait memiliki 3 sampai 4 baris dalam setiap puisi. (3) Interpolasi Interpolasi atau penyisipan kata pada kalimat dalam sebuah puisi untuk memperjelas makna.Interpolasi pada puisi anak jarang digunakan, karena setiap kalimatnya sudah memiliki kejelasan makna.(4) Kata Nyata Kata nyata dalam puisi anak sangatlah dominan atau banyak, berupa kata konkret dan khusus, bukan berupa kata abstrak.(5) Rima Sajak atau persamaan bunyi atau pengulangan bunyi merupakan ciri yang dominan pada puisi anak.
3. Unsur Intrinsik (1) Tema Dalam pembelajaran, siswa SD harus mampu menuliskan sebuah puisi dengan tema yang mudah dipahami, contohnya: alam, kemanusiaan, cinta kasih kepada orang tua, dan lain-lain.  (2) Intention atau Tujuan dan Amanat Dalam puisi anak, tujuan dan amanat yang hendak disampaikan adalah perasaan suka, duka, benci, amarah, kagum, dan kasih sayang dalam penulisan puisi tersebut. (3) Gagasan Pokok Anak dalam menuliskan sebuah puisi setelah menemukan tema dan topik dilanjutkan menuliskan gagasan pokok. Dengan demikian anak akan dapat membuat puisi sendiri setelah menemukan gagasan pokok. (4) Majas Pada puisi anak, gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit karena penggunaan gaya bahasanya termasuk sedikit, kebanyakan bermakna denotasi. (5) Bahasa Puisi Bahasa yang digunakan dalam puisi anak masih termasuk lugu dan kebanyakan bermakna denotasi, belum berani mengguanakan kata kiasan.Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam menulis puisi, yang pertama kali kita lakukan adalah menentukan tema. Tema adalah pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi atau pokok pembicaraan yang mendasari puisi. Jika sudah menemukan tema yang akan ditulis menjadi puisi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan tema dalam bentuk puisi dengan memperhatikan pilihan kata dan majas yang sesuai.
Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan proposal peneliti menggali informasi dari penelitian sebelumnya seagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu peneliti menggali informasi yang sebelumnya berkaitan dengan judul yag digunakan utuk memperoleh rencana teori. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul, diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Rohmiyanah pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Model Picture and Picture terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII MTs NU 22 Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2013/2014”. Penelitian ini mendapatkan hasil KKM 75  setelah menggunakan medote picture and picture dari rata-rata sebelum menggunakan metode picture and picture 65 dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70. Disimpulkan penggunaan metode picture and picture dikatakan berhasil.
Penelitian yang dilakukan oleh Sani Mauliddya Ningtyas pada tahun 2015 dengan judul “Penggunaan  Metode picture and picture dalam Pembelajaran Memahami Teks Deskripsi Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ungaran Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini memperoleh nilai kelompok,  nilai tertinggi 92 sedangkan nilai 73 sebagai nilai terendah dengan rata-rata 82,67. Nilai individu tertinggi 96 sedangkan nilai terendah 57 dengan rata-rata 82,67. Disimpulkan penggunaan metode picture and picture, peserta didik menjadi aktif dan kreatif menggunakan ide-ide dalam pembuatan teks deskripsi.
Penelitian yag dilakukan oleh Frisca Kumala Dewi pada tahun 2013 yang terdapat pada jurnal penelitian dengan judul “Penerapan model Picture and Picture untuk menigkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Bringin 02 Semarang”. Pada penelitian ini diperoleh hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis deskipsi pada akhir siklus I memperoleh nilai rata-rata 72 dan ketuntasan belajar klasikal 72%, pada akhir siklus II mendapat nilai rata-rata 80dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 94%. Disimpulkan penggunaan model picture and  picture berhasil.
Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka diatas, dapat disimpulkan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Picture and Picture dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek Pada Peserta didik Kelas XI MAN 2 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017” layak dijadikan sebagai bahan penelitiaan dalam skripsi karena berbeda denga skripsi yang lain dan diharapkan dapat menjadi pembanding atau penyempurna bagi skripsi-skripsi serupa yang sudah diteliti sebelumnya sehigga dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Metode Penelitian
1.            Metode Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature, catatan-catatan, laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111).
2.         Observasi
Metode Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek peelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104).
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian yaitu pembelajaran menulis teks cerita pendek pada peserta didik kelas XI MAN 2 Semarang tahun ajar 2016/2017.
3.         Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena bertujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:308).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik nontes.

a.                Teknik Tes
Teknis tes bersifat mengukur karena menggunakan standarisasi instrumen (Sukmadinata, 2013:223). Teknik ini digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis teks puisi setelah mendapatkan materi pembelajaran menulis teks puisi menggunakan model picture and picture .
Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah (1) keautentikan isi (2) kelengkapan dan keutuhan struktur isi (3) pemilihan kata dan gaya bahasa. Tes pada penelitian ini dilakukan sekali di akhir (post-test) pada kedua kelas.
b.               Teknik Nontes
Teknik nontes bersifat menghimpun karena tidak perlu standarisasi instrumen, cukup dengan baliditas isi dan konstruk (Sukmadinata, 2013:223).
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen pedoman observasi. Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2013:220). Teknik ini digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik dalam pembelajaran menulis teks puisi dengan saksama.
Hasil Penelitian  dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di  kelas XI IPA 5 MAN 2 Semarang dengan jumlah 38 peserta didik.  Penggunaan model picture and picture dalam pemebalajaran menulis teks puisi sangat baik digunakan di kelas XI IPA 5 MAN 2 Semarang. Berikut daftar nilai peserta didik dalam pembelajaran menulis teks puisi dengan model picture and picture.
No.
Nama
Nilai
1.
Alfiyatur Rohmaniyah
80
2.
Annisa Safita Agustina
80
3.
Nur Rohman
82
4.
Sulikah
80
5.
Dwi Slamet Riyadi
83
6.
Siti Mutmainah
83
7.
Sahrul Alam
83
8.
Tri Argianti
83
9.
Istiana
85
10.
Suparti
80
11.
Supriyadi
85
12.
Tsania Rosa
86
13.
Hikmah Nuraini
79
14.
Teguh Triyanto
80
15.
Irvan Setiawan
80
16.
Tiara Argarini
80
17.
Khuswatun Khasanah
80
18.
Zalfa Azizah
81
19.
Tia Khorunnisa
80
20.
Edi Yulianto
80
21.
Murni
80
22.
Nuraeni
80
23.
Ana Mahmudah
80
24.
Muhammad Rakafii
81
25.
Rifki Dwi Handoko
81
26.
Diana Putri Hartono
80
27.
Tyaning Westi
85
28.
Maelani
86
29.
Ahmad Alfi Ridho
80
30.
Lia fahrunnisa
80
31.
Yoana Cahyaningtyas
80
32.
Bunga Dika Mahardika
80
33.
Marisa Nasution
82
34.
Panji Muslim
85
35.
Muhammad Putra
85
36.
Elsa Giana Putri
80
37.
Raden Niam Syarifuddin
83
38.
Lutviatul Muamalah
80

Penggunaan model picture and picture dalam pembelajaran menulis teks puisi sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa. Selain itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan meteri yang dipelajari. Untuk kegiatan selanjutnya, peserta didik  diminta untuk berkelompok, setiap kelompok terdiri dari lima hingga enam peserta didik. Jika terlalu banyak peserta didik, dapat dipastikan akan banyak peserta didik lebih mengandalkan peserta didik lain dalam berdiskusi. Peserta didik dalam berkelompok ini hanya untuk berdiskusi tentang permasalahn tema yang diberikan oleh guru untuk dibahas agar tidak ada kesamaan dalam judul yang akan dibuat peserta didik.
Kegiatan selanjutnya, guru menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan tema, kemudian peserta didik mengamati beberapa gambar-gambar tersebut dan mengurutkan sehingga membentuk suatu peristiwa. Peserta didik mengemukakan ide-ide dan kata-kata yand ada di dalam pikiran mereka melalui pengamatan gambar-gambar yang telah ditunjukkan oleh guru. Kemusian peserta didik menyusun kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi. Guru dalam pembelajaran ini berperan sebagai dan fasilitator bagi peserta didik.

Simpulan
            Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas XI IPA 5 MAN 2 Semarang pada pembelajaran menulis teks puisi dengan menggunakan model picture and picture dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
2.      Penerapan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran menulis teks puisi dapat meningkatkan belajar peserta didik, baik dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.



Daftar Pustaka
Alfiah dan Yunarko B.S. 2009. Penggajaran Puisi (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dewi, Frisca Kumala. 2013. Penerapan model Picture and Picture untuk menigkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Bringin 02 Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang dalam Jurnal Penelitian (http://lib.unnes.ac.id/17287/1/1401409116.pdf.2013) diakses pada tanggal 07 Mei 2017
M, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalila Pustaka.
Ngatmini, dkk. 2012. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP Press.
Ningtyas, Sani Mauliddya. 2015. “Penggunaan Metode Picture and Picture dalam Pembelajaran Memahami Teks Deskripsi Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas VII SMP NEGERI 2 Ungaran Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi Universitas PGRI Semarang.
Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yoyakarta: Graha Ilmu.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.
Rohmiyanah. 2014. “Penerapan Model Picture and Picture Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII MTs NU 22 Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi Universitas PGRI Semarang.
Rahmanto. 1998. Kusesateraan Studi dan Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Karya Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.






No comments:

Post a Comment