Penerapan Model Picture And Picture dalam Pembelajaran
Keterampilan Menulis Teks Puisi pada
Peserta Didik Kelas XI IPA 5 MAN 2 Semarang
Eliza
Lukmana 14410174 6C PBSI FBPS UPGRIS
Abstrak
Tulisan
ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian penggunaan metode picture and picture dalam pembelajaran
menulis teks puisi. Selain itu, tulisan ini juga akan menunjukkan proses
pengambilan data dengan metode observasi dan teknik tes dalam menghasilkan
penilaian dan skor. Metode ini menggunakan metode picture and picture untuk mengetahui penerapan dalam kegiatan
belajar mengajar.Hasil tulisan ini adalah pembelajaran menulis puisi dengan
metode picture and picture sangat baik
digunakan.
Kata kunci:
Teks puisi, hasil penelitian, dan metode picture
and picture
Pendahuluan
Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana penting dalam
berkomunikasi baik secara lisan dan tulis. Bahasa dalam perannya sebagai sarana
komunikasi merupakan sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara
estetis dan logis, guna mencapai maksud dan tujuan tertentu. Kualitas dalam
berbahasalah yang nantinya akan mempengaruhi tersampaikan atau tidaknya maksud
pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca dalam berkomunikasi.
Kegiatan menulis
merupakan aktivitas menyampaikan gagasan dan pesan pada waktu yang hampir
bersamaan, antara pemikiran yang diwakili oleh otak dankegiatan aplikatif tulis
yang diwakili oleh tangan. Untuk itulah, keterampilan menulis disebut sebagai
kegiatan yang bersifat aktif produktif. Tarigan
(2008:22) mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik. Keterampilan
menulis yang bersifat aktif dan produktif ini menuntut seseorang untuk terus
belajar dan mengembangkan potensinya dalam hal menulis. Hal ini dikarenakan
keterampilan menulis merupakan keterampilan merangkai kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Sejalan dengan
peranan di atas pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan menengah
atas kelas XI yang disajikan dalam kurikulum 2013 disusun berbasis teks baik
lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai sarana untuk
menuangkan ide dan gagasannya. Didalamnya dijelaskan berbagai cara menuangkan
ide dan gagasan dalam berbagai macam jenis teks. Pemahaman terhadap jenis,
kaidah dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan peserta didik
menangkap makna yang terkandung dalam teks, agar tujuan penyampaiannya
tercapai.
Kurikulum 2013
dirancang untuk peserta didik agar berani untuk menggali ilmu dan pengetahuan
dari berbagai sumber yang tersedia dan terbentang luas disekitar kehidupannya.
Dalam hal iniperan guru sangat penting dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya
serap peserta didik dengan menerapkanmetode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan.
Pembelajaran menulis puisi memiliki peran yang cukup penting
untuk mengasah kemampuan peserta didik berekspresi dalam bidang sastra.
Pembelajaran menulis puisi
juga berfungsi untuk mengasah kepekaaan karakter peserta didik dalam menghadapi
setiap permasalahan. Dengan menulis pusi tertentu, peserta didik dapat memahami permasalahan
yang dituliskannya. Melalui pembelajaran menulis puisi, peserta didik sekaligus juga akan
belajar memahami karakter manusia, keadaan alam sekitar dalam puisi adalah realita kehidupan di
masyarakat. Dengan demikian, maka peserta didik akan terlatih untuk
mengaktualisasikan diri dalam lingkungannya dengan baik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang
diteliti dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah penerapan model picture and picture dalampembelajaran keterampilan menulis teks puisi pada peserta
didik kelas XI IPA 5 MAN 2 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
Manfaat
Manfaat yang dapat
diambil dari melakukan penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1.
Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
pengembangan salah satu teori untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
keterampilan menulis dengan model picture and picturesehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam penelitian
lebih lanjut.
2.
Manfaat
Praktis
a.
Bagi guru
Penelitian
ini diharapakan dapat dijadikan alternatif pembelajaran bagi guru dalam keterampilan
menulis teks puisi. Guru dapat
memperbaiki model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam keterampilan
menulis teks puisi. Model picture and picture adalah salah satu model yang dapat diterapkan dalam
keterampilan menulis teks puisi.
b.
Bagi peserta
didik
Pembelajaran yang
dilakukan dengan modelpicture and picture dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam
keterampilanmenulis, sehingga mampu menimbulkan perasaan antusias, senang, dan
komunikatif untuk belajar bahasa Indonesia yang lebih interaktif.
c.
Bagi Sekolah
Penelitian
ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan kinerja pendidik khususnya
dalam keterampilan menulis, sehingga dapat meningkatkan prestasi bagi sekolah
yang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.
d.
Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat
bagi peneliti untuk mengetahui model yang dapat digunakan dalam keterampilan menulis,
menambah wawasan tentang penggunaan model
dalamketerampilan menulis teks puisi. Selain itu, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman tentang keterampilan menulis dengan menggunakan pembelajaran yang
baru, serta hasilnya dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain untuk
penelitian berikutnya.
Landasan Teori
Pembelajaran Sastra di
jenjang MAN
Melalui pendidikan manusia bermaksud menuju kemajuan
dan kesejahteraan.Kemajuan dan kesejahteraan hidup dapat dicapai masyarakat
jika anggotanya memiliki keterampilan dan kualitas-kualitas kepribadian yang
berguna bagi usaha mengatasi persoalan, terutama dalam dunia modern dewasa ini
(Rahmanto, 1988:15).Dalam persoalan kualitas kepribadian inilah pendidikan dan
pengajaran seni sastra di sekolah mengambil peran dan fungsi. Hal ini tentu
tanpa mengabaikan fungsi dan peran pengajaran bidang lain sebagai satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara
individual maupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah.Dari segi
tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian
memiliki andil yang besar.Hal ini dikarenakan kegiatan berkesenian dapat
mengisi pengembangan domain afektif, khususnya emosi yang positif dan
konstruktif, dan aspek keterampilan (Tirtarahardja & Sulo, 2005:243). Dalam
konteks sistem pendidikan, apa yang diperankan oleh bidang kesenian tentu
merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dari apa yang telah diperankan oleh
bidang (mata pelajaran) lain. Namun demikian, terdapat hal yang secara khsusus
menjadi pembeda bidang kesenian dari bidang lainnya, yaitu penekanannya pada
bidang estetika, moral, dan emosi.Dalam sistem kurikulum pendidikan Indonesia,
pendidikan sastra di tingkat MAN masuk dalam cakupan mata pelajaran bahasa
Indonesia.Materi bidang sastra ditampilkan secara terintegrasi dalam empat
keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis).Oleh
karena itu, dalam beberapa hal, kenyataan mengenai pembelajaran sastra tidak
dapat dipisahkan dari pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagai satu kesatuan
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, rumusan tujuan pembelajaran sastra di
sekolah berada dalam satu rangkaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia,
yaitu:
(1) menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara; (2) memahami bahasa
Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan; (3)
memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) memiliki disiplin
dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis); (5) mampu menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan
kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6)
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2002:9).
Pada jenjang MAN untuk masing-masing kelas (XI),
keenam tujuan pembelajaran bahasa Indonesia (termasuk di dalamnya sastra)
disajikan dalam alokasi waktu 4 jam pelajaran perminggu (40 menit tiap jam
pelajaran). Memperhatikan butir (5) dan (6) bahasan di atas, yang secara khusus
mengenai bidang sastra, rumusan tersebut sekaligus menggambarkan sejumlah
harapan yang ditumpukan pada pembelajaran sastra di sekolah. Hal ini sekaligus
menunjukkan sejumlah fungsi pembelajaran sastra dalam membantu pendidikan
secara utuh, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan
budaya, mengem-bangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Dalam
kaitan ini, Rahmanto (1988:16-25) menjelaskan sejumlah fungsi pengajaran sastra
di sekolah sebagai berikut.
2. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture
and Picture merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2011: 89). Model
pembelajaran Picture and Picture
merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture memiliki ciri aktif,
inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran hendaknya selalu
menekankan aktifnya siswa dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif artinya
setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu
menarik minat peserta didik. Kreatif artinya setiap pembelajaran harus
menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang
dikuasai olehpeserta didik itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Picture and Picture
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Suyatno (2004: 81)
menyatakan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis bertujuan
agar peserta didik dapat menulis dengan cepat dan tepat.Media gambar dapat
merangsang peserta didik agar lebih termotivasi dan tertarik dalam
pembelajaran. Peserta didik dapat melihat secara langsung gambar yang akan
dijadikan objek tulisan, sehingga peserta didik memperoleh kemudahan dalam
kegiatan menulis. Gambar-gambar menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa serta
materi pembelajaran yang ada.keterampilan membaca-menulis permulaan. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk proses pembelajaran membaca menulis
permulaan, salah satunya yaitu metode SAS (Struktural Analitik Sintetik).
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode SAS dapat diawali dengan
menampilkan gambar untuk merangsang siswa agar dapat menggali konsep-konsep
yang ada. Peserta didik dapat menemukan struktur kalimat melalui gambar tersebut.
Pada tahap analitik, peserta didik melakukan proses analitik struktur kalimat
ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada tahap sintesis, yaitu peserta didik menemukan kembali struktur kalimat secara utuh
berdasarkan gambar. Langkah-langkah pembelajaran Picture and Picture, yaitu:
a. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan
materi sebagai pengantar.
c. Guru
menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjukpeserta didik secara
bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan
alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru
memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kesimpulan/rangkuman
(Suprijono, 2009: 125). Model pembelajaran Picture
and Picture memiliki kelebihan dalam penerapannya, yaitu:
a. Guru lebih mengetahui
kemampuan tiap-tiap siswa.
b. Melatihpeserta
didik untuk berpikir logis dan sistematis (Hamdani, 2011: 89).
Adapun kekurangan yang dimiliki model Picture and Picture adalah memakan
banyak waktu. Untuk mengatasi kekurangan tersebut guru dapat menerapkan delapan
keterampilan dasar mengajar sehingga pembelajaran dapat terkondisikan dengan
baik.Selain itu, guru harus melakukan perencanaan seperti menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi dan menyiapkan media pembelajaran berupa
gambar. Hal tersebut merupakan tahap perencanaan dalam Pelaksanaan Tindakan
Kelas yang dapat mengatasi kekurangan model Picture
and Picture.
3. Menulis
Menurut (Tarigan, 1994 : 3) menulis
merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis ini maka sang
penulis haruslah trampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa
kata. Ketrampilan menulis ini tidak hanya akan datang secara otomatis,
melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Hal ini
menunjukan bahwa dengan tulisan terjadi suatu komunikasi antara penulis dengan
pembaca.
3.1 Manfaat Menulis
Menurut D’Angelo (Tarigan, 1994 :
22) mengemukakan bahwa fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung.
Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir.Juga dapat menolong
kita untuk berfikir secara kritis. Salah satu dari tugas-tugas terpenting sang
penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan
berfikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan
tujuannya. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip yang
dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat bahwa
belajar menulis adalah belajar berfikir dalam atau dengan cara tertentu.
Dalam kehidupan modern ini, jelaslah
bahwa ketrampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah berlebihan bila
dikatakan bahwa ketrampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang
yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan ini ada seorang
penulis yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk
mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi.
3.2 Tujuan Menulis
Tujuan menulis menurut Hartig
(Tarigan, 1994 : 24) adalah sebagai berikut :
1) Tujuan Penugasan (Assigment Purpose)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan
sama sekali. Dalam artian penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas
kemauan sendiri.
2) Tujuan Altruistik (Altruistic
Purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai,
perasaan dan penaarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3) Tujuan Persuasif (Persuasive
Purpose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Tujuan Informasional, Tujuan
Penerangan (Informational Purpose)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keteragan/penerangan kepada para pembaca.
5) Tujuan Pernyataan diri (Self-Expressive)
Tulisan yang bertujuan memperkelnakan atau menyatakan
diri sang pengarang kepada para pembaca.
6) Tujuan kreatif (Creative Purpose)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan
diri.Tulisan ini bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik, niaai-nilai
kesenian.
7) Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving
Purpose)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis hanya ingin
memecahkan masalah tertentu yang sedang dihadapinya.
Dari uraian pendapat diatas, dapat
penulis simpulkan bahwa tujuan penulisan adalah salah satu tugas, untuk
memberikan kesenangan atau rasa senang, keyakinan, informasi,
memperkenalkan diri atau menyatakan diri, dan memberikan pemecahan masalah atau
menjadikan solusi yang dihadapi baik oleh penulis maupun para pembacanya,
sehingga dari hasil penulisannya dapat bermanfaat khususnya bagi dirinya
sendiri maupun bagi pembacanya.
4. Puisi
Puisi merupakan suatu bentuk
kesusastraan yang paling tua.Tradisi berpuisi sudah merupakan tradisi kuno
dalam masyarakat.Puisi hidup sejak menemukan kesenangan dalam bahasa.Puisi juga
memiliki bahasa multidimensional, yang mampu menembus alam pikiran, perasaan,
dan imajinasi manusia.
Waluyo (1995 : 25) mengemukakan
bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Sangatlah jelas bahwa puisi adalah
karya sastra yang bersifat imajinatif, bahasa sastra yang bersifat konotatif
karena banyak menggunakan bahasa kias dan makna lambang (majas). Dibandigkan
dengan bentuk karya sastra yang lain. Kenapa puisi dapat dikatakan lebih
bersifat konotatif, karena hal ini disebabkan oleh adannya pengkonsentrasian
atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi, struktur fisik dan
struktur batin puisi juga padat.Keduanya bersenyawa secara padu bagaikan sebuah
adonan.
5. Menulis Puisi
Menurut Alfiah (2009:23-29) jika diuraikan secara
rinci, langkah-langkah dalam penulisan sebuah puisi adalah sebagai berikut:
1. Pemadatan Bahasa Dalam penulisan puisi bahasa
dipadatkan agar berkekuatan gaib (Alfiah, 2009:23). Puisi dituliskan dengan
kata-kata tidak membentuk kalimat dan alenia, tetapi membentuk larik dan bait
yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih luas dari
kalimat.Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki
makna yang lebih luas daripada kalimat biasa.
2. Pemilihan Kata
Khas Penulisan sebuah puisi menggunakan kata-kata khas puisi, bukan kata-kata
untuk prosa atau bahasa sehari-hari.Tapi tidak semua kata-katanya khas puisi,
pasti ada kata-kata yang jelas seperti prosa dan kata-kata sehari-hari, agar
puisi itu dapat mudah dipahami. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
memilih kata adalah sebagai berikut:
1) Makna kias
2)
Lambang
3)
Persamaan rima dan bunyi
4)
Kata konkret
5) Pengimajian
3. Memperhatikan Karakterisasi Puisi Anak
Karakterisasi puisi anak dalam pembelajaran menulis puisi untuk siswa SD memang
berbeda dibandingkan penyair dewasa. Menurut Alfiah (2009:26-29) dengan
mengadaptasi Djojosuroto, ciri-ciri kebahasaan puisi anak adalah sebagai
berikut:
2. Unsur Ekstrinsik
(1) Diksi Diksi atau pilihan kata pada puisi anak-anak
masih pada yang termasuk mudah dipahami, belum begitu menggunakan bahasa kias.
(2) Baris dan Bait Baris dan bait pada puisi anak tidak terlalu banyak, satu
bait memiliki 3 sampai 4 baris dalam setiap puisi. (3) Interpolasi Interpolasi
atau penyisipan kata pada kalimat dalam sebuah puisi untuk memperjelas
makna.Interpolasi pada puisi anak jarang digunakan, karena setiap kalimatnya
sudah memiliki kejelasan makna.(4) Kata Nyata Kata nyata dalam puisi anak
sangatlah dominan atau banyak, berupa kata konkret dan khusus, bukan berupa
kata abstrak.(5) Rima Sajak atau persamaan bunyi atau pengulangan bunyi
merupakan ciri yang dominan pada puisi anak.
3. Unsur Intrinsik (1) Tema Dalam pembelajaran, siswa
SD harus mampu menuliskan sebuah puisi dengan tema yang mudah dipahami, contohnya:
alam, kemanusiaan, cinta kasih kepada orang tua, dan lain-lain. (2) Intention atau Tujuan dan Amanat Dalam
puisi anak, tujuan dan amanat yang hendak disampaikan adalah perasaan suka,
duka, benci, amarah, kagum, dan kasih sayang dalam penulisan puisi tersebut.
(3) Gagasan Pokok Anak dalam menuliskan sebuah puisi setelah menemukan tema dan
topik dilanjutkan menuliskan gagasan pokok. Dengan demikian anak akan dapat
membuat puisi sendiri setelah menemukan gagasan pokok. (4) Majas Pada puisi
anak, gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit karena penggunaan gaya
bahasanya termasuk sedikit, kebanyakan bermakna denotasi. (5) Bahasa Puisi
Bahasa yang digunakan dalam puisi anak masih termasuk lugu dan kebanyakan
bermakna denotasi, belum berani mengguanakan kata kiasan.Jadi dapat disimpulkan
bahwa dalam menulis puisi, yang pertama kali kita lakukan adalah menentukan
tema. Tema adalah pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi
atau pokok pembicaraan yang mendasari puisi. Jika sudah menemukan tema yang
akan ditulis menjadi puisi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan tema dalam
bentuk puisi dengan memperhatikan pilihan kata dan majas yang sesuai.
Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan proposal peneliti menggali informasi
dari penelitian sebelumnya seagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan
atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu peneliti menggali informasi yang
sebelumnya berkaitan dengan judul yag digunakan utuk memperoleh rencana teori.
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul, diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Rohmiyanah pada tahun
2014 dengan judul “Penerapan Model Picture
and Picture terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII
MTs NU 22 Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2013/2014”. Penelitian ini
mendapatkan hasil KKM 75 setelah
menggunakan medote picture and picture
dari rata-rata sebelum menggunakan metode picture
and picture 65 dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70.
Disimpulkan penggunaan metode picture and
picture dikatakan berhasil.
Penelitian yang dilakukan oleh Sani Mauliddya Ningtyas
pada tahun 2015 dengan judul “Penggunaan
Metode picture and picture
dalam Pembelajaran Memahami Teks Deskripsi Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ungaran Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini
memperoleh nilai kelompok, nilai
tertinggi 92 sedangkan nilai 73 sebagai nilai terendah dengan rata-rata 82,67.
Nilai individu tertinggi 96 sedangkan nilai terendah 57 dengan rata-rata 82,67.
Disimpulkan penggunaan metode picture and
picture, peserta didik menjadi aktif dan kreatif menggunakan ide-ide dalam
pembuatan teks deskripsi.
Penelitian yag dilakukan oleh Frisca
Kumala Dewi pada tahun 2013 yang terdapat pada jurnal penelitian dengan judul “Penerapan
model Picture and Picture untuk
menigkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Bringin 02
Semarang”. Pada penelitian ini
diperoleh hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis deskipsi pada akhir
siklus I memperoleh nilai rata-rata 72 dan ketuntasan belajar klasikal 72%,
pada akhir siklus II mendapat nilai rata-rata 80dan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 94%. Disimpulkan penggunaan model picture
and picture berhasil.
Berdasarkan
beberapa tinjauan pustaka diatas, dapat disimpulkan bahwa skripsi yang berjudul
“Penerapan Metode Picture and Picture dalam Pembelajaran
Menulis Teks Cerita Pendek Pada Peserta didik Kelas XI MAN 2 Semarang Tahun
Ajaran 2016/2017” layak dijadikan sebagai bahan penelitiaan dalam skripsi
karena berbeda denga skripsi yang lain dan diharapkan dapat menjadi pembanding
atau penyempurna bagi skripsi-skripsi serupa yang sudah diteliti sebelumnya
sehigga dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Metode Penelitian
1.
Metode Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature,
catatan-catatan, laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan (Nazir, 1988: 111).
2.
Observasi
Metode
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek peelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104).
Dalam
penelitian ini, yang menjadi objek penelitian yaitu pembelajaran menulis teks
cerita pendek pada peserta didik kelas XI MAN 2 Semarang tahun ajar 2016/2017.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena bertujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:308).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes dan teknik nontes.
a.
Teknik Tes
Teknis tes bersifat mengukur karena menggunakan
standarisasi instrumen (Sukmadinata, 2013:223). Teknik ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan menulis teks puisi setelah mendapatkan materi pembelajaran
menulis teks puisi menggunakan model picture
and picture .
Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah
(1) keautentikan isi (2) kelengkapan dan keutuhan struktur isi (3) pemilihan
kata dan gaya bahasa. Tes pada penelitian ini dilakukan sekali di akhir (post-test) pada kedua kelas.
b.
Teknik Nontes
Teknik nontes bersifat menghimpun karena tidak
perlu standarisasi instrumen, cukup dengan baliditas isi dan konstruk
(Sukmadinata, 2013:223).
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen
pedoman observasi. Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
(Sukmadinata, 2013:220). Teknik ini digunakan untuk mengamati aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran menulis teks puisi dengan saksama.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di
kelas XI IPA 5 MAN 2 Semarang dengan jumlah 38 peserta didik. Penggunaan model picture and picture dalam pemebalajaran menulis teks puisi sangat
baik digunakan di kelas XI IPA 5 MAN 2 Semarang. Berikut daftar nilai peserta
didik dalam pembelajaran menulis teks puisi dengan model picture and picture.
No.
|
Nama
|
Nilai
|
1.
|
Alfiyatur Rohmaniyah
|
80
|
2.
|
Annisa Safita Agustina
|
80
|
3.
|
Nur Rohman
|
82
|
4.
|
Sulikah
|
80
|
5.
|
Dwi Slamet Riyadi
|
83
|
6.
|
Siti Mutmainah
|
83
|
7.
|
Sahrul Alam
|
83
|
8.
|
Tri Argianti
|
83
|
9.
|
Istiana
|
85
|
10.
|
Suparti
|
80
|
11.
|
Supriyadi
|
85
|
12.
|
Tsania Rosa
|
86
|
13.
|
Hikmah Nuraini
|
79
|
14.
|
Teguh Triyanto
|
80
|
15.
|
Irvan Setiawan
|
80
|
16.
|
Tiara Argarini
|
80
|
17.
|
Khuswatun Khasanah
|
80
|
18.
|
Zalfa Azizah
|
81
|
19.
|
Tia Khorunnisa
|
80
|
20.
|
Edi Yulianto
|
80
|
21.
|
Murni
|
80
|
22.
|
Nuraeni
|
80
|
23.
|
Ana Mahmudah
|
80
|
24.
|
Muhammad Rakafii
|
81
|
25.
|
Rifki Dwi Handoko
|
81
|
26.
|
Diana Putri Hartono
|
80
|
27.
|
Tyaning Westi
|
85
|
28.
|
Maelani
|
86
|
29.
|
Ahmad Alfi Ridho
|
80
|
30.
|
Lia fahrunnisa
|
80
|
31.
|
Yoana Cahyaningtyas
|
80
|
32.
|
Bunga Dika Mahardika
|
80
|
33.
|
Marisa Nasution
|
82
|
34.
|
Panji Muslim
|
85
|
35.
|
Muhammad Putra
|
85
|
36.
|
Elsa Giana Putri
|
80
|
37.
|
Raden Niam Syarifuddin
|
83
|
38.
|
Lutviatul Muamalah
|
80
|
Penggunaan
model picture and picture dalam pembelajaran menulis teks puisi sebagai
berikut. Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, mengecek kehadiran siswa
dan menanyakan kabar siswa. Selain itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan cakupan meteri yang dipelajari. Untuk kegiatan selanjutnya, peserta didik diminta untuk berkelompok, setiap kelompok
terdiri dari lima hingga enam peserta didik. Jika terlalu banyak peserta didik,
dapat dipastikan akan banyak peserta didik lebih mengandalkan peserta didik lain
dalam berdiskusi. Peserta didik dalam berkelompok ini hanya untuk berdiskusi
tentang permasalahn tema yang diberikan oleh guru untuk dibahas agar tidak ada
kesamaan dalam judul yang akan dibuat peserta didik.
Kegiatan
selanjutnya, guru menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan tema,
kemudian peserta didik mengamati beberapa gambar-gambar tersebut dan
mengurutkan sehingga membentuk suatu peristiwa. Peserta didik mengemukakan
ide-ide dan kata-kata yand ada di dalam pikiran mereka melalui pengamatan
gambar-gambar yang telah ditunjukkan oleh guru. Kemusian peserta didik menyusun
kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi. Guru dalam pembelajaran ini berperan
sebagai dan fasilitator bagi peserta didik.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas
XI IPA 5 MAN 2 Semarang pada pembelajaran menulis teks puisi dengan menggunakan
model picture and picture dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik.
2. Penerapan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran menulis teks puisi dapat
meningkatkan belajar peserta didik, baik dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Daftar Pustaka
Alfiah dan Yunarko B.S. 2009. Penggajaran Puisi (Sebuah Penelitian Tindakan
Kelas). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dewi, Frisca Kumala. 2013. Penerapan model
Picture and Picture untuk menigkatkan
keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Bringin 02 Semarang.
Skripsi Universitas Negeri Semarang dalam Jurnal Penelitian (http://lib.unnes.ac.id/17287/1/1401409116.pdf.2013)
diakses pada tanggal 07 Mei 2017
M,
Nazir. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta. Ghalila Pustaka.
Ngatmini, dkk. 2012. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP Press.
Ningtyas, Sani Mauliddya. 2015. “Penggunaan Metode Picture and Picture dalam
Pembelajaran Memahami Teks Deskripsi Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Siswa
Kelas VII SMP NEGERI 2 Ungaran Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi Universitas
PGRI Semarang.
Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yoyakarta: Graha Ilmu.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.
Rohmiyanah. 2014. “Penerapan Model Picture and Picture Terhadap Pembelajaran Menulis Teks
Berita Pada Siswa Kelas VIII MTs NU 22 Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Ajaran
2013/2014”. Skripsi Universitas PGRI Semarang.
Rahmanto.
1998. Kusesateraan Studi dan Pengajaran.
Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Karya Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
No comments:
Post a Comment