Penerapan Metode Dikotomi Dalam
Pembelajaran Menulis Puisi
Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 29
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
Dinda Faizah Jelita 14410089 6C Pbsi Fpbs Universitas Pgri Semarang
dindafaizah31@gmail.com
ABSTRAK
Dinda Faizah Jelita. Npm 14410089. Penerapan Metode
Dikotomi Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Pendidikan
bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang.
Penelitian
ini dilatar belakangi media yang digunakan untuk pembelajaran menulis puisi di
kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Media yang diterapkan
adalah media visual untuk meningkatkan kemampuan menulis sehingga mampu menulis
puisi dengan baik melalui model dikotomi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah
penerapan model dikotomi dalam pembelajaran menulis puisi pada Siswa kelas VIII
SMP N 29 Semarang tahun ajaran 2016/2017. Adapun tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model
dikotomi dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP N 29
Semarang tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Teknik penungumpulan data
meliputi pengumpulan data dan analisis data untuk mengetahui peningkatan
menulis puisi dengan penerapan metode dikotomi pada siswa kelas VIII SMP Negeri
29 Searang Tahun Ajaran 2016/2017.
Hasil penelitian observasi dilapangan sebelum dan sesudah menggunakan media
visualdalam pembelajaran menulis teks puisi mampu meningkatkan kemampuan
menulis sehingga mampu menulis puisi dengan baik melalui model dikotomi.
Dari hasil penelitian uji hipotesis kelompok eskperimen peserta didik yang
menggunakan model dikotomi dan media visual lebih efektif serta ketrampilan
menlis puisi meningkat. Dengan demikian dapat disimpukan terdapat peningkatan
ketrampilan menulis puisi menggunakan metode visual pada peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 29 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
Kata kunci: penerapan metode dikotomi dalam pembelajaran menulis puisi dengan media visual.
A.
Pendahuluan
Peranan seorang
guru dalam proses belajar mengajar adalah mampu mengembangkan perubahan tingkah
laku pada siswa. Perubahan tingkah laku pada siswa merupakan hasil dalam belajar.
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendapat
ini diperkuat dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2013: 18) belajar adalah
proses internal yang kompleks, dan menyeluruh baik itu ranah-ranah kognitif,
egektif, dan psikomotorik.
Perubahan tingkah laku siswa tidak lepas dari hasil
pembelajaran di dalam kelas, dengan bimbingan guru. Berbagai pelajaran didapatnya,
termasuk Bahasa Indonesia. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia siswa tidak hanya
belajar menulis ilmiah, berita, cerpen, biografi, tetapi juga belajar menulis
puisi.
Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Oleh karena itu,
pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran adalah membuat siswa
agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang
dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa (Darsono dkk, 2001:26).
Darsono (dalam
Hamdani, 2011:23) menurut aliran bihavioristik pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau
stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpikir mengenal dan memahami suatu yang sedang
dipelajari.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan guru
dan peserta didik atau murid untuk membentuk kemampuan dan potensi menjadi
lebih baik melalui berbagai upaya dan usaha.
Pembelajaran
menulis puisi merupakan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berkarya
menuangkan pikiran atau gagasan ke dalam bentuk yang lebih padat dan bahasa yang indah. Kemampuan siswa dalam menulis puisi tentu memerlukan proses,
maka siswa harus belajar, memiliki kemauan, dan pengalaman serta minat yang sungguh-sungguh. Pembelajaran menulis puisi ada kaitannya dengan perubahan tingkah laku.
Dengan belajar puisi siswa lebih peduli, tanggap, dan mempunyai sikap kritis
terhadap hal-hal yang terjadi di dalam masyarakat. Maka menulis puisi menjadi
hal yang sangat penting untuk diajarkan pada siswa.
Hasil observasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
di SMP Negeri 29
Semarang mengenai pembelajaran menulis puisi di kelas VIII
kurang maksimal. Pembelajaran menulis puisi bebas ini kurang menyenangkan,
membosankan, kurang memotifasi, dan siswa masih mengalami kesulit dalam
menuangkan gagasan atau pikiran ke dalam bentuk puisi, karena penguasaan kosa
kata yang dipahami masih kurang. Sehingga berpengaruh pada pencapaian nilai
yang kurang maksimal khususnya dalam menulis puisi. Ketepatan pemilihan model
pembelajaran juga sangat berpengaruh pada siswa untuk memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Pembelajaran
menulis puisi masuk pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pembelajaran menulis puisi terdapat dalam silabus SMP kelas VIII semester 2
dengan Standar Kompetensi (SK): Menulis 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam
puisi bebas. Dengan kompetensi Dasar (KD): 16.1 Menulis puisi bebas dengan
menggunakan pilihan kata yang sesuai.
Mengingat pentingnya pembelajaran menulis puisi bagi siswa di jenjang
SMP diperlukan pembelajaran puisi yang inovatif. Salah satu caranya dengan menerapkan model pembelajaran
dikotomi. Model
dikotomi ini walaupun model lama tetapi model dikotomi ini simpel sehingga
mudah untuk diterapkan dalam proses pembelajaran menulis puisi. Model ini
menitik beratkan pada isi dan bentuk yang terdapat
pada puisi.
Diharapkan dengan
adanya model ini dapat menarik, memotivasi, dan mengenalkan serta menunjukkan
kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan menulis puisi pada peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang. Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut maka, dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Dikotomi
dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017.
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimanakah penerapan model dikotomi
dalam pembelajaran menulis puisi pada Siswa kelas VIII SMP N 29 Semarang tahun
ajaran 2016/2017?
C.
Tujuan
Penelitian
Mendeskripsikan penerapan model dikotomi
dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP N 29 Semarang tahun
ajaran 2016/2017.
D.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis dan praktis dalam pendidikan.
1.
Manfaat
Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai berikut:
a.
Sebagai
pengetahuan mengenain penggunaan model dikotomi dalam pembelajaran menulis
puisi.
b.
Sebagai
bahan referensi terkait penggunaan model dikotomi dalam pembelajaran menulis
puisi.
2.
Manfaat
Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
pihak-pihak:
a.
Bagi
Guru
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan menerapkan tindakan praktis untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar dalam
memberikan materi ajar sehingga guru dapat mudah melakukan pembelajaran.
b.
Bagi
Siswa
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan
menulis sehingga mampu menulis puisi dengan baik melalui model dikotomi.
c.
Bagi
Sekolah
Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
di sekolah serta menciptakan keluaran siswa yang berprestasi.
E.
Hipotesis
Hipotesis
merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Pengertian tentang
jawaban sementara sebagaimana yang sudah diuraikan di atas , karena jawaban
yang didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan
kerangka berfikir, hipotesis dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran
menulis puisi dapat lebih kreatif, serta keterampilan menulis puisi siswa dapat
meningkat setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model dikotomi. Selain
ittu, perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran lebh aktif dan lebih bak
lagi.
F.
Metode
Penelitian
1.
Design
Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian yang berusaha mengkaji,
merefleksi secara kritis dan kolaboratif suatu rencanapembelajaran terhadap
kinerja guru, guru dan siswa serta antar siswa di dalam kelas.
2.
Subjek
Penelitian
Subjek penelitian
ini yakni ketrampilan menulis puisi siswa kelas VIII E SMP Negeri 29 Semarang.
Dipilihnya kelas ini karena keterampilan menulis puisi pada kelas tersebut
dianggap paling rendah diantara kelas lain. Siswa merasa kesulitan dalam
menulis puisi, sehingga membuat pembelajaran bahsa Indonesia terutama materi
pembelajaran menulis puisi masih rendah.
3.
Variabel
penelitian
Varibel penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variable bebas (X) merupakan variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau perubahannya atau timbulnya variable
terikat (dependen). Variable bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model
dikotomi.
Sedangkan variable terikat
merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variable bebas. Variable terikat dalam penelitian ini adalah pembelajaran
menulis puisi pada siswa kelas VIII Negeri 1 Tahunan Jepara tahun ajaran
2016/2017.
4.
Instrumen
Penelitian
Untuk mendapatkan
data, peneliti menggunakan instrmen tes dan non tes. Dengan menggunakan intrumen tes. Peneliti dapat
mengetahui kemampuan menulis puisi sedangkan bentuk non tes dalam penelitian
ini adala pedoman observasi perilaku siswa,pedoman wawancara dan dokumentasi
foto yang digunakan untuk mengetau perubahan tingkah laku siswa.
a.
Instrumen
Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perintah kepada siswa untuk menulis puisi berdasarkan pikiran dan
perasaan dengan model dikotomi. Penilaian yang digunakan dalam menulis puisi
terdiri atas 6 unsur yaitu judul puisi, kesesuaian isi dengan tema dan judul,
pemilihan kata (diksi), rima atau persajakan, gaya bahasa dan tipografi.
b.
Instrument Non Tes
Teknik Non
Tes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi
tentang keadaan peserta didik atau peserta tes, baik itu observasi, wawancara,
dan dokumentasi foto. Teknik non tes digunakan untuk menjaring data yang
bersifat abstrak, yang berupa perubahan sikap maupun perilaku siswa.
5.
Teknik Pengumpulan
Data
Penelitian ini menggunakan dua
teknik pengumplan data, yaitu seluruh teknik tes dan non tes.
a.
Teknis tes
Pengumpulan informasi lewat teknik tes
lazimnya dilakukan lewat pemberian seperangkat tugas, latihan, atau pertanyaan
yang harus dikerjakan peserta didik (testi, tercoba) yang sedang dites.
Tes yang digunakan dalam peneletian ini
adalah tes menlis puisi bebas, yang
berbentuk esai. Dari hasil tes ini dapat diketahui kemampuan keterampilan
menulis puisi berdasarkan pikiran dan perasaan dengan model dikotomi.
b.
Teknis Non Tes
Teknik nontes
merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang
keadaan peserta didik atau peserta tes, baik itu observasi, wawancara, dan dokumentasi
foto. Teknik non tes digunakan untuk menjaring data yang bersifat abstrak, yang
berupa perubahan sikap maupun perilaku siswa.
6.
Teknik Analisis
Data
Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif.
a.
Teknik kualitatif
Analisis
secara kualitatif dilakukan dengan cara
mendiskripsikan data hasil tes menulis
puisi bebas dalam satu babak, wawancara, dan observasi. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini adalah hasil tes siswa menulis puisi bebas dan tanggapan
siswa terhadap penerapan model dikotomi dalam pembelajaran menulis puisi bebas
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
b.
Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
kuantitatif yang diperoleh melalui tes menulis bebas dalam satu babak,
wawancara, dan observasi. Tujuan yaitu mengetahui peningkatan ketrampilan
menulis puisi melalui mpdel dikotomi.
G.
Hasil Penelitian
dan Pembahasan
Penelitian yang sudah dilakukan kemudian
hasilnya dikemas dalam bentuk analisis dan deskripsi tentang penerapan model
dikotomi dalam pembelajaaan menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 29 Semarang 2016/2017. Penelitian ini bersifat mendiskripsikan
(memaparkan) hasil analisi tentang model dikotomi dalam pembelajaran menulis
puisi bebas. Maka metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Metode
analisis deskriptif digunakan untuk memenuhi hal-hal yang dianalisis sehingga
dapat memaparkan secara benar berupa kata-kata tertulis.
Penilaian yang
digunakan dalam menulis puisi terdiri atas 6 unsur yaitu judul puisi,
kesesuaian isi dengan tema dan judul, pemilihan kata (diksi), rima atau
persajakan, gaya bahasa dan tipografi.
Tabel 1 Kriteria
Penilaian Keterampilan Menulis puisi
No
|
Aspek Penilaian
|
Skala Nilai
|
Patokan
|
Skor
|
1
|
Judul
|
Sangat baik
|
Judul puisi
sangat menimbulkan daya tarik bagi pembaca.
|
25
|
Baik
|
Judul puisi
menimbulkan
daya
tarik bagi pembaca.
|
20
|
||
Cukup
|
Judul puisi
cukup menimbulkan daya
tarik bagi pembaca.
|
15
|
||
Kurang
|
Judul puisi
kurang menimbulkan
daya tarik bagi pembaca.
|
10
|
||
Sangat kurang
|
Judul puisi sangat kurang
menimbulkan daya tarik bagipembaca.
|
5
|
||
2
|
Kesesuaian dengan
tema dan judul
|
Sangat baik
|
Isi sangat menerangkan sebagian
besar tema.
|
20
|
Baik
|
Isi menerangkan sebagian
besartema.
|
15
|
||
Cukup
|
Isi cukup
menerangkan
sebagian besar tema.
|
10
|
||
Kurang
|
Isikurang
menerangkan
sebagian besar tema.
|
5
|
||
Sangat kurang
|
Isisangat
kurang menerangkan
sebagian besartema.
|
0
|
||
3
|
Pemilihan kata
(diksi)
|
Sangat baik
|
Diksi yang
dipilih sangat tepat
dan mendukung makna isi
puisi.
|
10
|
Baik
|
Diksi yang
dipilih tepat dan mendukung
makna isi
puisi.
|
8
|
||
Cukup
|
Diksi yang
dipilih cukup tepat
dan cukup mendukung makna isi
puisi.
|
6
|
||
Kurang
|
Diksi yang dipilih
kurang tepat dan kurang mendukung makna isi puisi.
|
4
|
||
Sangat kurang
|
Diksi yang dipilih sangat kurang tepat
dan sangat kurang mendukung
makna isi
puisi.
|
2
|
||
4
|
Rima atau
persajakan
|
Sangat baik
|
Sajak yang digunakan sangat baik untuk menimbulkan estetika atau
keindahan.
|
20
|
Baik
|
Sajak yang digunakan baik untuk menimbulkan estetika atau keindahan.
|
15
|
||
Cukup
|
Sajak yang digunakan cukup untuk menimbulkan estetika atau keindahan.
|
10
|
||
Kurang
|
Sajak yang digunakan kurang untuk menimbulkan estetika atau keindahan.
|
5
|
||
Sangat kurang
|
Sajak yang digunakan sangat kurang untuk menimbulkan estetika atau
keindahan.
|
0
|
||
5
|
Gaya bahasa
|
Sangat baik
|
Gaya bahasa yang digunakan sangat baik.
|
15
|
Baik
|
Gaya bahasa yang digunakan baik.
|
10
|
||
Cukup
|
Gaya bahasa yang digunakan cukup.
|
5
|
||
Kurang
|
Gaya bahasa yang digunakan kurang.
|
3
|
||
Sangat kurang
|
Gaya bahasa yang digunakan sangat kurang.
|
0
|
||
6
|
Tipografi
|
Sangat baik
|
Tipografi yang dipilih sangat mendukung suasana puisi.
|
10
|
Baik
|
Tipografi yang dipilih mendukung suasana puisi.
|
8
|
||
Cukup
|
Tipografi yang dipilih cukup mendukung suasana puisi.
|
6
|
||
Kurang
|
Tipografi yang dipilih kurang mendukung suasana puisi.
|
4
|
||
Sangat kurang
|
Tipografi yang dipilih sangat kurang mendukung suasana puisi.
|
2
|
Kriteria
penilaian keterampilan menulis puisi tersebut, dapat diketahui kemampuan
peserta didik dalam keterampilan menulis puisi berhasil dengan nilai sangat
kurang, kurang, cukup, baik, atau bahkan sangat baik. Karena pada tingkatan SMP
dalam pembelajaran menulis puisi masih dalam tahapan dasar. Maka, kriteria
penilaiannya menekankan pada unsur pembangun puisi, itu yang lebih
diperkenalkan pada siswa.
Tabel
2 Aspek penilaian keterampilan menulis puisi
No.
|
AspekPenilaian
|
Skala Nilai
|
Bobot
|
Skor
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
Judul
puisi
|
|
|
|
|
|
5
|
25
|
2
|
Kesesuaian isi
dengan
tema dan judul
|
|
|
|
|
|
4
|
20
|
3
|
Pemilihan kata (diksi)
|
|
|
|
|
|
2
|
10
|
4
|
Rima atau sajak
|
|
|
|
|
|
4
|
20
|
5
|
Gaya bahasa
|
|
|
|
|
|
3
|
15
|
6
|
Tipografi
|
|
|
|
|
|
2
|
10
|
Jumlah
|
20
|
100
|
Keterangan:
Pembobotan
dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing-masing aspek dan
digunakan sebagai pengkali angka skala.
Skor = skala nilai
x bobot
Menurut
Nurgiyantoro (2014: 99) bobot skor aspek 1—3 (isi) dan aspek 4—6 (bahasa) dapat
berbanding 55:45.
Tabel
3 Pedoman penilaian
No
|
Kategori
|
Nilai
|
1
|
Sangat baik
|
85-100
|
2
|
Baik
|
70-84
|
3
|
Cukup
|
60-69
|
4
|
Kurang
|
50-59
|
5
|
Sangat kurang
|
≤ 50
|
Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil tes siswa menulis puisi bebas
dan tanggapan siswa terhadap penerapan model dikotomi dalam pembelajaran
menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang tahun ajaran
2016/2017. Data-data berupa hasil wawancara dan hasil pengamatan langsung
berupa sebuah pendapat yang berupa kata-kata.
Hasil
penelitian yang berupa wawancara dan pengamatan deskriptif kemudian ditarik
kesimpulan. Data analisis secara kualitatif
atau deskriptif presentase adalah data yang berupa hasi tes siswa
menulis puisi bebas dengan langkah-langkah menghitung nilai siswa, merekap
nilai, dan menghitung persentase nilai keseluruhan siswa.
Berikut draf wawancara pertanyaan dan jawaban yang dilakukan oleh peneliti.
Nama guru : Dra. Sri Susanti
Sekolah : SMP Negeri 29
Semarang
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat
ibu mengajar?
|
Berdasarkan
sistem kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah, maka jumlah murid disekolah
kami masing-masing berjumlah 30 orang per kelas dan suasana pembelajaran
dikelas tergolong kondusif ketika PBM berlangsung.
|
2
|
Ketika
melakukan PBM di kelas, apakah ibu menerapkan model pembelajaran pada mata
pelajaran menulis puisi? Bila ya, model pembelajaran apa yang ibu terapkan?
|
Tentu saja setiap saya melakukan proses
pembelajaran di kelas, saya selalu menerapkan model pembelajaran agar proses
pembelajaran lebih efektif dan semua siswa turut aktif sehingga diharapkan
dapat mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan. Model pembelajaran yang
saya terapkan bagi siswa-siswi tergantung pada materi pembelajaran yang saya
berikan. Misalnya materi yang saya ajarkan adalah mengenai drama, maka saya
menerapkan model pembelajaran yang sifatnya demonstran atau drama. Kalau
materi yang saya ajarkan bersifat analisis dan teoritis maka saya biasanya
menerapkan model jigsaw.
|
3
|
Kesulitan atau
kendala-kendala apa saja yang sering ibu temui
saat pembelajaran menulis puisi berlangsung?
|
Kesulitan yang sering saya temui adalah
ada dari dua sisi. Yang pertama itu dari siswanya dan kemudian dari sarana
dari sekolah yang kurang memadai. Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa
siswa yang masih bingung dalam pemilihan kosa kata yang puitis. Kemudian kurang
percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau malu-malu kalau misalnya bertanya
kepada saya. Pola pikir siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau
kurang cepat menangkap pelajaran sehingga kadang-kadang membutuhkan waktu
lama untuk menerapkannya karena waktu pembelajarannya rata-rata hanya 2x45
menit, dengan kata lain, waktu untuk menerapkan model itu saya rasa kurang
karena memang membutuhkan waktu yang agak lama.
|
4
|
Bagaimana
rata - rata kemampuan siswa dalam menerima materi penulisan puisi
dengan menggunakan model pembelajaran?
|
Kemampuan
rata-rata siswa yang saya ajar sudah baik, mungkin karena pola pikir yang
sudah luas dan berkembang, sekarang kan sangat mudah sekali karena ada
internet.
|
5
|
Bagaimanakan prestasi belajar siswa
setelah diterapkannya model-model pembelajaran?
|
Prestasi
belajarnya masih tergolong sedang artinya kebanyakan siswa masih didominasi
oleh siswa-siswa yang kurang dapat menyerap pelajaran dengan maksimal
sehingga hasil akhir seperti ujiannya pun kurang memuaskan dan masih jauh
dari apa yang saya harapkan. Dengan kata lain bahwa prestasi belajar itu tidak
melulu ditentukan oleh model pembelajaran, tergantung bagaimana penerapan dan
kreativitas siswa itu dalam mengembangkan wawasannya.
|
6
|
Pernahkan
para siswa mengeluh tentang mata pelajaran menulis puisi dan penerapan
modelnya?
|
Tidak
pernah. Mereka cenderung menurut saja dengan berbagai model-model
pembelajaran yang saya berikan.
|
7
|
Apa
rencana ibu kedepannya untuk lebih memotivasi dan meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran menulis puisi melalui model-model
pembelajaran? Misalnya apakah ibu akan berinovasi dalam penerapan model-model
itu?
|
Ya
tentunya saya akan terus berusaha untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
menulis puisi dengan menggunakan model-model pembelajaran yang cocok untuk
siswa-siswa saya. Saya selalu memantau sampai sejauh mana penerapan
model-model pembelajaran yang telah saya terapkan. Dan tentunya akan ada
inovasi yang akan saya terapkan kemudian yang saya kondisikan dengan siswa.
|
Dari
hasil wawancara yang saya lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di menulis puisi di SMP Negeri 29
Semarang, sudah menerapkan model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran
yang dilakukan atau diterapkan disesuaikan dengan materi pelajaran yang
diberikan oleh guru yang bersangkutan. Narasumber atau guru tersebut mengatakan
bahwa pada dasarnya kemampuan siswa-siswi dalam menyerap dan mengikuti pembelajaran
di SMP Negeri 29 Semarang masih sedang
karena sering meremehkan mata pelajaran bahasa indonesia, menurut mereka
mata pelajaran bahasa indonesia sangat mudah karena bahasa indonesia adalah
bahasa mereka sehari-hari. Dengan demikian penggunaan model-model pembelajaran
yang sudah diusahakan semaksimal mungkin masih belum bisa mendongkrak prestasi
belajar yang tinggi sebagaimana yang diharapkan oleh narasumber. Untuk kedepannya
narasumber manyatakan bahwa akan terus mengembangkan model pembelajaran menulis
puisi sehingga siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
H.
Simpulan
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang Tahun Ajaran
2016/2017 diperoleh hasil uji hipotesis penerapan motode dikotomi efektif untuk
pembelajaran menulis puisi terhadap didik kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017. Peningkatan yang sangat signifikan pada penggunaan
model dikotomi dalam pembelajaran menulis puisi kelas VIII SMP Negeri 29
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.
I.
Saran
Berdasarkan
simpulan hasil penelitian tersebut, pnulis menampaikan saran sebagai berikut:
1.
Bagi
guru
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan menerapkan tindakan praktis untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar dalam
memberikan materi ajar sehingga guru dapat mudah melakukan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran.
Bandung: Nuansa.
Dimyati
dan Mugiyono. 2013. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP
PGRI Semarang Press.
Sayuti.1985.
Puisi dan Pengajarannya.Yogyakarta.
Ikip Semarang Press.
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Keterampilan Menulis.
Jakarta: PT. Universitas
Terbuka.
No comments:
Post a Comment