Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII
Riska
Fahrudin, 1441018, PBSI, FPBS, UPGRIS.
riskafahrudin123@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk rnendeskripsikan wujud kesalahan berbahasa dalarn rnenulis teks berita
siswa kelas VIII SMP N 3 Sernarang tahun jaran
2016/207. Peneliti rnenernukan berbagai rnasalah, di antaranya yaitu
penyirnpangan rnorfologis, kesalahan sintaksis, kesalahan kosa
kata,
kesalahan ejaan,
dan
kesalahan pernenggalan kata. Permasalahan tersebut dapat
rnenjadi kesulitan bagi
peserta didik
untuk rnengasah keterarnpilan rnenulis
teks berita. Dengan adanya permaslahan tersebut tentu perlu diadakan perbaikan dalarn
proses
pernbelajaran rnenulis teks
berita.Penelitian ini
rnenggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan
jenispenelitian deskriptif. Hasil
penelitian ini rnenunjukkan bahwa
siswa banyak rnelakukankesalahan berbahasa pada penyusunan struktur bentuk kalirnat dalarn
teks
berita,
di
antaranya susunan
kata
yang
kurang
lengkap, penggunaan unsur
yang belebihan, penggunan preposisi
yang tidak tepat, dan konjungsi
yang
berlebihan. Ternuan tersebut rnernbuktikan bahwa
siswa
kurang
rnernerhatikan kaidah kebahasaan dalarn rnenulis, dan rninirnnya kosakata yang dirniliki siswa.
Kata kunci:
kesalahan
berbahasa,
keterarnpilan
rnenulis,
dan teks berita.
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Proses
pernbelajaran rnerupakan suatu proses kornunikasi dalarn berbahasa. Bahasa dalarn
pendidikan rnernegang peran
penting untuk
kernajuan ilrnu pengetahuan dan keterarnpilan.Keterarnpilan berbahasa mencangkup ernpat,
yaitu keterarnpilan menyirnak (listening skill), keterarnpilan membaca (reading skill),
dan
keterarnpilan rnenulis (writing skill}.keterarnpilan rnenyimak
rnerupakan
keterarnpilan
pertama yang dipelajari oleh
rnanusia, kernudian berbicara, setelah
itu
belajar membaca dan rnenulis. Keernpat kernarnpuan tersebut
merupakan
catur tunggal yaitu suatu kesatuan yang
tidak
dapat
dipisahkan (Tarigan, 2008:1).Menulis merupakan
suatu
proses
perkernbangan, seperti halnya ketiga
keterampilan berbahasa lainnya.
'.
Menulis
menuntut pengalarnan, waktu,
kesernpatan, latihan, keterarnpilan- keterarnpilan khusus,
dan pengajaran langsung rnenjadi
seorang penulis.Menuntut gagasan secara
logis,
diekspresikan secara
jelas, dan ditata secara rnenarik
(Tarigan,
2008:8).Menulis rnerupakan keterarnpilan
berbahasa
yang
paling penting dan sulit
dikuasai.Narnun dernikian, pernbelajaran menulis disekolah temyata belurn mernpunyai ternpat
yang
cukup.
Pernbelajaran menulis
hanya rnendapatkan porsi waktu
yang
kurang dibanding dengan pembelajaran kebahasaan yang lain seperti berbicara, membaca,
dan menyimak.
Menulis
teks
berita
termasuk kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik dalam
pembelajaran Bahasa
Indonesia.Namun, pada
kenyataannya masih terdapat kesalahan dalam penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia dalam
menulis teks berita.
Berita
(news)
adalah
tulisan
non
fiksi berisi informasi tertentu yang
dikemas
dalam berita, atau reportase hasil liputan para jumalis yang terikat oleh kaidah
5W
(what, why, when,
where, who)
plus 1
H (how) (Kuncoro, 2009:25).
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan
dan wawancara dengan
guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada
kelas
VIII
SMPN
3 Semarang, peneliti menemukan berbagai masalah, di
antaranya yaitu
penyimpangan morfologis, kesalahan sintaksis,
kesalahan
kosa kata, kesalahan
ejaan, dan kesalahan
pemenggalan
kata. Permasalahan tersebut dapat
menjadi kesulitan bagi
peserta
didik
untuk mengasah keterampilan menulis
teks berita. Dengan adanya permaslahan tersebut tentu perlu diadakan perbaikan
dalam proses pembelajaran
menulis
teks berita.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah wujud
kesalahan
berbahasa
dalam
menulis
teks berita siswa
kelas VIII SMP N 3 Semarang tahun
ajaran 201612017?
3. Manfaat
Manfaat
teoretis
dalam penelitian ini untuk
menambah pengetahuan tentang kesalahan berbahasa pada menulis
teks berita mata pelajaran bahasa
Indonesia dalam
Ilmu Analisis Kesalahan Berbahasa. Kemudian Manfaat praktis dilihat
dari
segi
praktis,
penelitian ini bermanfaat untuk
mengetahui kesalahan berbahasa yang digunakan untuk membuat karangan teks
berita
dan
mengetahui dampak kesalahan berbahasa
terhadap kejelasan makna studi kasus kelas VIII SMP
N 3 Semarang tahun ajaran
2016/2017.
B. Landasan
Teori
Teori 1 Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis
merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan
orang
lain.
Menulis merupakan suatu kegiata produktif dan ekspresif.Dalam kegiatan menulis ini,
penulis harnslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa
dan kosakata.Keterampilan menulis
ini tidak
datang seeara
otomatis, tetapi harus melalui
latihan dan praktik yang banyak
dan teratur (Tarigan 2008:3).
2. Tujuan Menulis
Tujuan
menulis
adalah
mengekspresikan ide atau gagasan ke dalam bentuk
tulisan. Menurut Tarigan (2008:24), setiap
jenis tulisan terkandung beberapa
tujuan,
tetapi tujuan itu sangat beraneka ragam.
Bagi penulis yang
belum berpengalaman ada baiknya diperhatikan tujuan
menulis, yaitu pemberitahuan, peyakinan, penghibur, pengekspresian perasaan dan emosi,
3. Manfaat Menulis
Delapan
manfaat
dari kegiatan menulis, antara lain: (1)
penulis dapat
mengetahui kemampuan dan prestasi dirinya. (2)
penulis dapat berlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. (3)
penulis lebih
dapat
menyerap, meneari, serta
menguasai informasi sehubungan
dengan
topik
yang ditulis. Kegiatan menulis
dapat memperluas wawasan penulis seeara
teoritis
mengenai
fakta-fakta
yang
berhubungan; (4)
penulis dapat melatih dalam
pemgorganisasian seeara
sistematis serta
pengungkapannya seeara tersurat. (5) penulis
akan dapat meninjau serta menilai
gagasannya sendiri seeara lebih subjektif.
(6) dengan menulis, sesuatu di atas kertas, penulis akan
lebih
mudah memeeahkn permasalahan, yaitu
dengan menganalisisnya seeara
tersurat dalam konteks yang lebih kongkret. (7) denga menulis,
penulis
terdorong
untuk belajar seeara aktif. (8) dengan kegiatan
menulis
yang tereneana membiasakan penulis berpikir serta
berbahasa seeara
tertib dan teratur (Akhadiah, 1988:1-2).
Teori 2 Teks Berita
1. Pengertian Berita
Menurut siregar (dalam Chaer,
2010) berita adalah kejadian yang diulang dan ditulis dengan menggunakan kata-kata. lni berarti
bahwa berita berisi tentang peristiwa yag terjadi dalam masyarakat, yang
kemudian disjikan ulang dalam
bentuk
kata-kata
yang disiarkan seeara
tertulis melalui
media
surat kabar
atau majalah
selain
itu disajikan dalam media
suara
(Radio),
dan gambar melalui media televisi.
Bahkan
di
zaman yang serba eanggih ini berita dapat dijumpai dalam media internet.
2. Unsur-unsur Berita
Djuraid (2009:73)
unsur-unsur yang
harus ada
dalam sebuah
berita adalah 5 W
+ 1H, yaitu
:
a.
What atau apa yang terjadi .faktor utama dalam sebuah berita adalah peristiwa atau
keadaan.
b.Where atau tempat
kejadian atau dalam istilah kriminal disebut TKP (tempat kejadian perkara)
yaitu temp at peristiwa atau
keadaan.
c. When
atau
waktu sebuah
peristiwa atau keadaan yang terjadi. Bila
disebut dengan pagi,
siang,
sore, malam,
kalau
mau lebih rici bisa
disebutkan dalam hitungan jam, menit, sampai detik.
d. Who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita.
Tokoh
dalam berita
adalah
orang yang paling
tahu dan berperan penting
dalam peristiwa.
e. Why atau pertanyaan untuk menguak mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi. Pertanyaan ini bisa dikembangkan menjadi banyak berita selanjutnya. Sebab dari
penyebab
ini akan diketahui
banyak
hal dibalik
kejadian tersebut.
f. How adalah pertanyaan untuk
megetahui keadaan bagaimana sebuah peristiwa terjadi, termasuk akibat yang ditimbulkan.
Teori 3 Menulis Berita
Siregar (1998:19) sesensi kegiatan menulis berita adalah melaporkan seluk
-beluk suatu peristiwa yang telah ,
sedang, atau akan
terjadi.
Melaporkan di sini berarti menuliskan apa yang dilihat, didengar, atau dilami seseorang atau sekelompok orang. Berita ditulis sebagai rekontruksi tertulis dari apa yang terjadi.
Selain itu, menurut
Chaer
(2010:20) penulisn berita,
apapun jenisnya, adalah pekerjaan karang-mengarang.Jadi, kaidah-kaidah karang-mengarang haruslah diterapkan dalam
penulisan berita
itu,
disamping rambu-rambu itu khusus
yang berlaku pada dunia jurnalistik. Rambu-rambu itu berkenaan dengan cara penulisan
judul berita,
teras berita
(lead, intra), tubuh berita
(detail), dan bagian penutup. Berikut akan dibahas
tentang penulisan berita.
1. Penulisan Judul
Berita
Judul berita , disebut juga kepala
berita (headline news), haus
dibuat sedemikian rupa sehingga tampak
menarik
dn hidup. Umpamamnya, untuk membut judul lenih
menarik hidup
dan lebih
menarik
perhtikan, lazim
dibuat
dengan
penanggalan
I
prefiks
me-
atau prefiks ber- yang ada
pada verba atau
kata kerjanya; padahal
pada
bahasa ragam
baku kedua prefiks itu
harus ditampilkan (Chaer, 2010:20).
2. Penulisan
Teras Berita Anwar (dalam Chaer
2010:25) mengungkapkan dalam
jumalistik Indonesia
ada
beberapa istilah untuk menyebut
teras berita (Inggris Lead), yaitu
pengantar
berita,
awal berita,
dan
intro.Dalam buku ini digunakan istilah teras berita, istilah yang ditetapkan oleh berita
"Antara".
Chaer
(2010:25)
teras
berita
adalah
bagian
yang
terpenting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraf pertama di bawah judul berita. Teras berita
dapat
berupa sebuah kalimat atau
beberapa
kaliamat (dua atau tiga buah kalimat)nyang terikat pada paragraf.
Teras
berita
harus
menarik
dan ditulis dalam kalimat-kalimat pemdek.
Teori 4 Kesalahan
Berbahasa
Setyawati (2010:15) menyimpulkan bahwa
kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa
baik
secara
lisan maupun tertulis yang menyimpag
faktor-faktor penentu berkomunikasi atau
menyimpang dari
norma
kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah
tata bahasa Indonesia.
Setiap
karya tulis
ilmiah
menerpkan aturan-aturan Ejaan
Bahasa
Indonesia (EBI).EJaan Bahasa
Indonesia
memberikan salah satu
dari beberapa pedoman
yang
ada, yaitu pengguaan tanda
baca.Peggunaan tanda baca menjadi bahasan yang
sangat penting, karen
a setiap karya tulis ilmiah
membutuhkan tanda
baca.
Setyawati
(2010:15)
mengatakan bahwa kesalahan tand baca
adalah
kesalahan
penulisan titik,
tanda koma, tanda
titik dua, tanda hubung, tanda
pisah, tanda tanya, anda seru, tanda elipsis,
tnda petik, tanda
petik tunggal, tanda kurung,
tanda
kurung
siku, dan tanda penyekat atau apostrof. N amus masalah tersebut dapat dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yng berkelanjutan, dengan
cara mempelajari dan memahami aturan dari penggunaan tand baca.
C. Metode
Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam
penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif.Metode deskriptif merupakan bagian
dari penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif
suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, dan sikap
orang secara
individual
maupun
kelompok
bagaimana
proses
pembelajaran yang
I
telah
berlangsung.Penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan suatu kejadian secara
nyata
yang
telah dilakukan dalam
pembelajaran. Pendekatan kualitatif dengan
metode
deskriptif ini
untuk
memberikan gambaran secara sistematis, nyata dan akurat dari fenomena
-
fenomena yang telah diteliti pada adanya tanpa
perlakuan - perlakuan
khusus.
Sumber
data penelitian kualitatif tampilanya berupa
kata -
kata lisan dan tertulis yang dicermati
oleh peneliti, dan benda - benda yang diamati
atau sebuah kejadian yang diamati, digambarkan
secara detail agar
dapat
ditangkap makna yang tersirat dalam
dokumen, bendanya atau kejadiannya.
Metode
penelitian yang
digunakan dalam
skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif. Penggunaan
metode
ini karena ingin mengetahui segal
a perilaku siswa
dan tanggapan siswa kelas VIII SMP N 3 Semarang tahun
ajaran 2016/2017 selama proses
pembelajaran menulis Teks Berita.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian Illl adalah pendekatan kualitatif.Digunakan pendekatan ini karena
data
yang
dianalisis tidak
berupa angka-angka atau lambang
-
lambang
melainkan berupa
penggunaan bentuk bahasa dan pendeskripsisan.
D.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada
bagian ini dipaparkan data dan hasil
temuan
penelitian mencakupkesalahan penyusunan struktur bentuk
kalimat dalam
teks
berita, di
antaranya yaitu penyimpangan morfologis, kesalahan sintaksis,
kesalahan
kosa
kata,
kesalahan
ejaan,
dan kesalahan pemenggalan kata. Permasalahan tersebut dapat menjadi kesulitan bagi peserta didik untuk mengasah
keterampilan
menulis
teks berita.
1. kesalahan morfologis pada teks berita
• Kesalahan penggunaan kata penghubung
• Kecintaannya pada binatang terlihat bahwa ia mampu menuangkan
kegembiraan-kegembiraannya dan ia bertekad untuk
terus memelihara binatang
tersebut
Kata penghubung bahwa pada
kalimat tersebut kurang tepat
digunakan, karena menimbulkan kerancuan dalam segi redaksi
kalimat juga makna. Adanya kata
penghubung dan
pun menjadikan kalimat
tersebut
rancu karena akan
ada 2 kata penghubung yang
berbeda fungsi
daam satu kalimat. Yang pertama adalah
kalimat majemuk bertingkat, kedua kalimat
majemuk setara. Sebaiknya, Kecintaannya
pada
binatang
terlihat ketika
ia mampu menuangkan kegembiraan-kegembiraannya sehingga ia bertekad untuk
terus memeliharanya • Kesalahan penggunaan reduplikasi
• Menuangkan kegembiraanya seharusnya
menuangkan
kegembiraan.
2. Bentuk tidak baku
1) Pak guru mengajar tata
bahasa di sekolah
kami.
2) Saya
lebih baik berpulang daripada meninggal
di sini. Bentuk baku
1) Pak guru mengajarkan tata bahasa di sekolah
kami.
2) Saya
lebih baik pulang daripada tinggal di sini.
Kata mengajar pada
contoh kalimat di atas akan lebih tepat jika di beri imbuhan -kan sehingga menjadi mengajarkan. Selanjutnya pada kata berpulang
dan meninggal pada kalimat tersebut
kurang tepat
dalam pengimbuhan sehingga lebih tepatnya apabila tidak menggunakan imbuhan yaitu kata pulang
dan tinggal.
3. Kesalahan sintaksis
Penggunaan unsur yang berlebihan, pemborosan kata, serta kalimat
kurang
efektif sering dijumpai dalam
penulisan berita.
Contoh: Pertama
-
tama dia dikejar - kejar lalu dipanggil
oleh tersangka
Kata-kata yang
bergaris bawah merupakan kata yang berlebihan. Penggunaan dua kata dalam sebuah
kalimat dianggap mubazir atau tidak hemat.
Oleh karena itu,
hanya perlu digunakan satu saja agar tidak mubazir.
4. Kesalahan
penggunaan
konjungsi
yang
berlebihan
Kekurangcermatan pemakai bahasa dapat mengakibatkan penggunaan konjungsi yang berlebihan. Hal
itu terjadi karena
dua kaidah bahasa bersilang dan bergabung
dalam sebuah kalimat. Berikut contohnya:
.L Walaupun dia belum pergi ke Semarang, tetapi dia datang
juga di pertemuan
besok.
Pemakaian
bahasa
akibat
penggunaan konjungsi yang berlebihan menjadikan kalimat tersebut tidak padu atau tidak serasi. I
5. Tataran Semantik
• Baginya, hidup harus diawali
dengan
langkah
kebaikan
Seharnsnya, Baginya,
hidup harus diawali
dengan kebaik
6. Penulisan
Singkatan
No
|
Salah
|
Benar
|
Analisis
|
1
|
OSIS
|
Organisasi Siswa
Intrasekolah (OSIS)
|
Sebaiknya pada bentuk pemendekan diberi pejelas terlebih dahulu (dituliskan bentuk aslinya).
Agar pembaca yang masih awam
bisa mengetahui arti kata
hasil pemendekan itu. Barn
kemudian pada
penulisan
berikutnya boleh langsung
dipendekan tanpa penjelasan.
|
2
|
DKR
|
Dewan Kerja Ranting
(DKR)
|
Sebaiknya pada bentuk pemendekan diberi pejelas terlebih dahulu (dituliskan bentuk aslinya).
Agar pembaca yang masih awam
bisa mengetahui arti kata
hasil pemendekan itu. Barn
kemudian pada penulisan berikutnya boleh
langsung
dipendekan tanpa penjelasan.
|
3
|
IREMA
|
Ikatan Remaja Masjid
(lREMA)
|
Sebaiknya pada bentuk pemendekan diberi pejelas terlebih dahulu (dituliskan bentuk aslinya).
Agar pembaca yang masih awam
bisa mengetahui arti kata
hasil pemendekan itu. Baru
kemudian
pada penulisan
berikutnya boleh
langsung
dipendekan tanpa penjelasan.
|
7. Keefektifan kalimat
No
|
Salah
|
Benar
|
Analisis
|
1
|
Tahun 2016 ia dipercaya
menjadi ketua IREMA selain itu pada tahun dan diangkat menjadi ketua DKR di SMK
.
|
Tahun 2016, Asep
dipercaya menjadi ketua IREMA dan pada tahun 2017 ia diangkat
menjadi
pradana di SMK 1
Karangnunggal
|
Kalimat yang terlalu
panjang dan tidak diimbangi dengan tanda baca
yang sesuai menjadikan kalimat
tersebut
menjadi rancu.
|
No
|
Salah
|
Benar
|
Analisis
|
1
|
Riwayat organisasi
diawali tahun 2017 dengan menjadi Ketua OSIS ketika MTS Darussalam
|
Riwayat organisasi diawali
tahun 2017 dengan menjadi Wakil Ketua OSIS MTS
Darussalam
|
Penambahan kata
"ketika" membuat kalimat menjadi rancu. "Ketika" menunjukan
kurun waktu
tertentu,
sementara
kata "MTs Darussalam"
menunjuka tempat.
|
E. Penutup
Simpulan
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan
dan wawancara dengan
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada ke]as VIn
SMPN
3 Semarang, peneliti menemukan berbagai masalah, di antaranya yaitu
penyimpangan morfologis, kesalahan sintaksis, kesalahan kosa
kata, kesalahan ejaan,
dan kesalahan pemenggalan kata.
Permasalahan tersebut dapat menjadi kesulitan bagi peserta
didik untuk
mengasah keterampilan menulis
teks berita.
Dengan adanya permaslahan tersebut tentu perlu
diadakan perbaikan dalam
proses
pembelajaran menulis teks berita
Daftar
Pustaka
Ahaidah, Sabati dkk.2003.Menulis.Jakarta:Depdikbud.
Arikunto,
Suharsimi.
2013. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2010.
Bahasa Jurnalistik. Jakarta:
Rineka
Cipta.
Djuraid,
Husnun N. 2012. Panduan Menulis Berita. Malang: UMM Pres. Dmyati dan Mudjiono.1994.Belajar
dan
Pembelajaran.Jakarta:Rineka Putra.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Mahir
Menulis (Kiat
Jitu Menulis Artikel,
Opini,
Kolom, dan Resensi
Buku). Jakarta: Airlangga.
Rohmah. 2014. "
Analisis Kesalahan Ejaan pada Teks Berita
Hasil Pekerjaan
Siswa Kelas
VIn
SMP Negeri
6 Blora
Tahun
Ajaran
2013/2014". Skripsi S-I Progdi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Semarang:
Setyawati, Nanik.
2013.
Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teoridan Praktik.
Surakarta: Yuma Pustaka.Universitas PGRI Semarang.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Tarigan, Henry
Guntur. 2008.
Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
No comments:
Post a Comment