Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Pada Teks Debat Siswa Kelas X Multimedia SMK Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
Nofi
Nur Arifah 14410127 6C PBSI FPBS UPGRIS
ABSTRACT
This research article entitled "Analysis of Conjunction Conversion
Error in Text of Student Debate Class X Multimedia SMK Negeri 8 Semarang
Academic Year 2016/2017". This study aims to describe a form of misuse of
conjunctions on the text of Student X Class X Multimedia Class SMK Negeri 8
Semarang. Errors that exist in the text Debate students, among others: The form
of errors that occur are: a. Error in the use of coordinated conjunctions (and,
or, but, whereas); b. Error in the use of subordinate conjunctions (when, if,
lest, so, as it were, since, therefore, more ... than)
The type of this study is qualitative decriptive. The data in this research
is the content of the text of student debate class X Multimedia 3. Data source
in this research is the text of the debate of class X students of Multimedia 3
SMK Negeri 8 Semarang. Data collection techniques in this study using
documentation techniques and questionnaires. Techniques used to analyze, namely
descriptive analysis and qualitative analysis.
Keywords:
conjunction, writing, text of debate
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Dalam
pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari kemahiran menulis. Menulis menjadi
salah satu yang penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Menulis memang
tidak hanya sekadar menuangka ide ke dalam sebuah tulisan. Namun, dalam menulis
juga harus memperhatikan kaidah penulisan yang baik dan benar. Selama ini masih
banyak penulisan siswa yang masih terdapat kekeliruan dan tidak sesuai dengan
aturan penulisan. Oleh karena itu, perlu adanya analisis kesalahan berbahasa
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sejalan
dengan hal tersebut, dalam penulisan teks debat siswa masih terdapat banyak
kesalahan penulisan. Kesalahan tersebut berupa penggunaan konjungsi yang kurang
tepat. Konjungsi adalah kata-kata yang digunakan dalam menghubungkan kata
dengan kata, rasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat
bahkan paragraf dengan paragraf (Chaer, 2011:103).
Berdasarkan
hasil observasi ada beberapa faktor yang melatarbelakangi masih banyaknnya
kesalahan penggunaan konjungsi, yaitu ada dua hal. Pertama, dari pihak guru.
Guru kurang memperhatikan kemampuan menulis siswanya. Hal tersebut terjadi
karena mayoritas siswanya yang terlalu aktif, sehingga guru hanya menitik
beratkan pada pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Oleh karena itu,
guru kurang memperhatikan kemampuan menulis siswa yang baik dan benar sesuai
dengan aturan yang ada. Kedua, yaitu dari siswanya. Siwanya tidak memperhatikan
dalam menulis, karena bermula dari guru yang kurang menekankan pada penggunaan
konjungsi yang tepat. Oleh karena itu, pengetahuan siswa tentang konjungsi
masih rendah.
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang
mengalami kesalahan dalam mengguunakan konjungsi dalam menulis karangan. Oleh
karena itu, penulis mengakat judul penelitian ini “Analisis Kesalahan
Penggunaan Konjungsi Pada Teks Debat Siswa Kelas X Multimedia SMK Negeri 8
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan masalah dalam penelitian
ini, yaitu: Bagaimana wujud kesalahan penggunaan konjungsi pada teks Debat
siswa kelas X Multimedia SMK Negeri 8 Semarang?
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis. Manfaat Teoritis dalam penelitian ini, yaitu
penelitian ini bermanfaat dalam bidang pendidikan terutama dalam bidang
pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, juga dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks debat
dengan baik dan benar. Adapun manfaat praktis yang ada meliputi empat manfaat,
yaitu: 1) Manfaat bagi siswa, yaitu embuat pemahaman bagi siswa akan
pengetahuan tentang kesalahan berbahasa pada teks debat dan penulisan yang lain
pada umumnya; 2) Manfaat bagi guru, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan untuk
memperbaiki dan meningkatkan system pembelajaran di kelas; 3) Manfaat bagi
peneliti, yaitu dapat dijadikan peneliti sebagai alat bahan untuk membuat
pembelajaran menulis sesuai dengan kaidah Bahasa yang baik dan benar; 4) Manfaat
bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah ilmu pengetahuan
kesalahan berbahasa pada tulisan yang kaitannya dengan penggunaan konjungsi.
Landasan Teori
Analis Kesalahan Berbahasa
Menurut
Tarigan dan Sulistyaningsih (Dalam Setyawati, 2013:18) analisis kelasahan
berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau
guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan,
mengidentifikasi kelasahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan
tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan
kesalahan itu.
Sejalan
dengan hal tersebut, Tarigan (Dalam Setyawati, 2013:19) mengungkapkan bahwa
kesalahan berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa, antara lain: 1) Berdasarkan tataran
linguistik, kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi: kesalahan
berbahasa bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, kalusa, kalimat),
semantik, dan wacana; 2) Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan
berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis; 3) Berdasarkan sarana atau jenis Bahasa yang
digunakan dapat berwujud kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis;
4) Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat diklasifikasikan
menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan berbahasa karena
interferensi; 5) Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat
diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang paling sering, sering, sedang,
sedang, kurang, dan jarang terjadi.
Konjungsi
Konjungsi
adalah kata-kata yang digunakan dalam menghubungkan kata dengan kata, rasa
dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat bahkan paragraf
dengan paragraf (Chaer, 2011:103). Adapun jenis-jenis konjungsi Menurut Alwi,
Hasan. dkk. (2003:298), yaitu: Pertama, konjungsi koordinatif. Konjungsi
koordinatif dibagi menjadi dua, yaitu: a) penambah atau pendamping: dan, serta,
b) pemilihan: atau,; c) perlawanan atau pertentangan: tetapi, melainkan,
padahal, dan sedangkan.
Kedua,
konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif dibagi menjadi 13, yaitu: a) subordinatif waktu: sejak, semenjak, dari,
sewaktu, ketika, takala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta,
sambi, demi; b) Konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikakalau, asal(kan),
bila, manakala; c) Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya,
umpamanya, sekiranya; d) Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar; e) Konjungsi
subordinatif konsensif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun,
kendati(pun); f) Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, leksana, ibarat, daripada, alih-alih; g) Konjungsi
subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab; h) Konjungsi
subordinatif hasil: sehingga, sampai,
maka(Nya); i) Konjungsi subordinatif
alat: dengan, tanpa; j) Konjungsi subordinatif
cara: dengan, tanpa; k) Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa; l) Konjungsi
subordinatif atributif: yang; m) Konjungsi
subordinatif perbandingan: sama….dengan, lebih…… dari (pada).
Ketiga,
konjungsi korelatif: baik……
maupun…, - sedemikian rupa… sehingga,
tidak hanya... tetapi juga…, apa (kah)… atau…, bukan hanya. melainkan juga… - entah….. entah…, demikian….. sehinggaa…,
jangankan... pun.
Keempat,
konjungsi antarkalimat: biarpun demikian/ begitu, sekalipun demikian/begitu,
walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu,
kemudian, sesudah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu,
sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya.
Menulis
Menulis adalah keterampilan Bahasa yang
produktif dan ekspresi yang secara tidak langsung menghasilkan suatu
lambang-lambang yang bisa dipahami oleh orang lain (Tarigan, 2008:22). Sejalan dengan pendapat tersebut
Wismanto, (2015:1) mengungkapkan
bahwa menulis ialah upaya menurunkan pikiran ide, gagasan, perasaan ke dalam
bentuk tulisan secara tidak langsung yang dapat dipahami oleh orang lain
melalui tulisannya. Dari pernyataan
tersebut dapat simpulkan bahwa menulis merupakan usaha untuk memindahkan ide
maupun gagasan ke dalam bentuk lambing-lambang secara tidak langsung yang dapat
dipahami oleh orang lain.
Teks Debat
Debat merupakan pertentangan argumentasi. Untuk setiap
isu, pasti terdapat berbagai sudut pandang terhadap isu tersebut: alasan‐alasan mengapa seseorang dapat
mendukung atau tidak mendukung suatu isu. Tujuan dari debat adalah untuk
mengeksplorasi alasan‐alasan di
belakang setiap sudut pandang. Agar alasan tersebut dapat dimengerti secara
persuasif, pembicara dalam suatu debat seharusnya menyampaikan argumentasinya
dengan kemampuan komunikasinya yang baik (Nurcahyo, 2015:3) .
Tinjauan Pustaka
Penelitian ini dilengkapi dengan
tinjauan pustaka atau penelitian yang relevan untuk mengetahui keaslian karya
ilmiah ini. Berikut adalah beberapa tinjauan pustaka, antara lain:
Pertama, yaitu Jurnal berjudul “Penggunaan
Konjungsi Dalam Bahasa Tulis Dan Lisan Oleh Siswa Kelas Lima Sekolah Dasar Baki
Pandeyan 01 Sukoharjo” karya Oktavian Aditya Nugraha, Abdul Ngalim, dan Yakub
Nasucha. Berdasarkan hasil analisis terhadap konjungsi dalam penggunaan bahasa
Indonesia pada siswa kelas V, dapat dinyatakan dalam simpulan berikut. (1) Konjungsi dalam penggunaan
bahasa Indonesiatulis pada siswa kelas V
bentuk tulis, adalah konjungsi koordinatif berjumlah 138, Konjungsi
subordinatif berjumlah 57. (2) Wujud konjungsi koorditatif yang banyak
digunakan siswa kelas V adalah konjungsi dan (3) Kesalahan dalam konjungsi
penggunaan bahasa Indonesia lisan dan tulis pada siswa kelas V adalah kesalahan penggunaan dan, tetapi, lalu, dan
sedangkan diletakkan di bagian awal
kalimat. Kesalahan yang lainnya
adalah kesalahan penulisan konjungsi
yang dan atau karena menggunakan singkatan yg dan tanda garis miring.
Kedua, skripsi berjudul “Analisis
Kesalahan Konjungsi Pada Paragraf Argumentatif Siswa Kelas X-4 dan X-9 SMA
Negeri 9 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016” karya M. Yainul Ahyar. Dalam
penelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
teknik analisis isi. Dari hasil penetitian diperoleh hasil bahwa wujud
kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa kelas X-4 dan X-9 SMA Negeri 9 Semarang tahun ajaran 2015/2016
adalah: a. keselahan penggunaan konjungsi antarkalimat (tapi, namun, walaupun,
dan, serta, yaitu, yang, karena). b. kesalahan penggunaan konjungsi yang
terpisah (tidak hanya… oleh.., bukan hanya.. namun.., bukan hanya.. tetapi…
dari .. hingga…, dari… sampai… c.
Kesalahan penggunaan konjungsi antar paragraph (namun, yang).
Ketiga, Publikasi Ilmiah berjudul
“Kesalahan Penggunaan Konjungsi Pada Karangan Penulisan Petunjuk Siswa Kelas
VIII SMP N 2 Gatak” karya Tri Arisanti. Penelitian tersebut menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh beberapa
hasil analisis ditemukan lebih dari satu kesalahan penggunaan konjungsi dalam
satu kalimat petunjuk. Jenis kesalahan penggunaan konjungsi aditif pada
karangan teks petunjuk siswa, yaitu kesalahan konjungsi dan dan serta.
Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif aditif terdiri dari kesalahan
konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, serta
kalimat dengan kalimat. Wujud kesalahan penggunaan konjungsi aditif terdiri
dari 1) kesalahan penggunaan konjungsi dan untuk menyatakan makna pengurutan,
2) kesalahan penghilangan konjungsi dan, 3) konjungsi dan tidak menggabungkan
antara unsur kata maupun klausa, 4) kesalahan penggunaan konjungsi dan dan
serta yang seharusnya dihilangkan, 5) kesalahan konjungsi serta yang tidak
menghubungkan unsur nomina. Wujud kesalahan penggunaan konjungsi pengurutan
terdiri dari, 1) kesalahan penghilangan konjungsi kemudian dan selanjutnya, 2)
kesalahan penggunaan konjungsi kemudian yang seharusnya dihilangkan, 3)
penggunaan konjungsi lalu yang monoton. Kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan
siswa tesebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa dalam penggunaan
konjungsi yang tepat, yaitu sesuai dengan makna yang dinyatakan dan ketepatan
antara unsur-unsur yang digabungkan.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupaka penelitian Konseptual.
Pendekatan yang digunakan, yaitu: dekriptif
kualitaif. Adapun populasi dan sempel dalm penelitian ini dalah Siwa SMK
Negeri 8 Semarang, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Kelas X
Multimedia 3. Data dan sumber data dalam penelitian ini, yaitu: data berupa isi
dari teks debat siswa kelas X Multimedia 3 dan sumber data berupa teks debat
siswa kelas X Multimedia 3 SMK Negeri 8 Semarang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan angket. Teknik
yang digunakan untuk menganalisis, yaitu analisis deskripsi dan analisis
kualitatif. Adapun, teknik penyajian hasil analisis data, dalam tahapan ini sesuatu
yang telah dihasilkan dalam analisis yang sudah dilakukan disajikan dalam
laporan tertulis.
Pembahasan
Pada karangan siswa kelas X
Multimedia 3 SMK Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2016/2017 terdapat kesalahan
berbahasa dalam teks debat berupa kesalahan penggunaan konjungsi Koordinatif
dan konjungsi Subordinatif.
A. Konjungsi
Koordinatif
1. Penambah
atau pendamping
a. Penulisan
konjungsi koordinatif penambah atau pendamping yang kurang tepat
1)
Kemajuan teknologi baik
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas. Dan memberi kemudahan bagi siswa untuk mencari materi
pelajaran yang dibutuhkan.
2)
Pacaran itu hanya membuat
sekolah menjadi tidak benar. Dan
membuat nilai menjadi turun ketika dalam pacaran terdapat masalah.
b. Penulisan
konjungsi koordinatif penambah atau pendamping yang tepat
1)
Kemajuan teknologi baik
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, memberi
kemudahan bagi siswa untuk mencari materi pelajaran yang dibutuhkan.
2)
Pacaran itu hanya membuat
sekolah menjadi tidak benar dan membuat
nilai menjadi turun ketika dalam pacaran terdapat masalah.
2. Pemilihan
a. Penulisan
konjungsi koordinatif pemilihan yang kurang tepat
1) Sebenarnya
HP dapat menjadi positif maupun
negatif, semua itu tergantung yang menggunakannya.
b. Penulisan
konjungsi koordinatif pemilihan yang tepat
1) Sebenarnya
HP dapat menjadi positif atau negatif, semua itu tergantung yang
menggunakannya.
3. Perlawanan
atau pertentangan
a. Penulisan
konjungsi koordinatif penambah atau pendamping yang kurang tepat
1)
HP memang memiliki banyak
manfaat. Tetapi jika
penggunaannya secara tepat.
2)
Teknologi memang mampu
memberikan banyak kemudahan bagi siswa. Tetapi
jika kurang pemantauan guru, siswa akan melenceng dari perintah guru.
3)
Pembelajaran dengan
materi yang memulu dari buku dapat membatasi pengetahuan siswa dan membuat
bosan. Sedangkan jika
memanfaatkan teknologi dapat membuat pengetahuan siswa semakin luas dan
pembelajaran lebih menarik.
b. Penulisan
konjungsi koordinatif perlawanan atau pertentangan yang tepat
1)
HP memang memiliki banyak
manfaat tetapi jika
penggunaannya secara tepat.
2)
Teknologi memang mampu
memberikan banyak kemudahan bagi siswa tetapi jika kurang pemantauan guru,
siswa akan melenceng dari perintah guru.
3)
Pembelajaran dengan
materi yang memulu dari buku dapat membatasi pengetahuan siswa dan membuat
bosan. Namun, jika memanfaatkan teknologi dapat membuat pengetahuan siswa
semakin luas dan pembelajaran lebih menarik.
B. Konjungsi
subordinatif.
1.
Konjungsi subordinatif
waktu
a. Penulisan
konjungsi subordinatif waktu yang kurang tepat
1)
Kemajuan teknologi dapat
memberikan dampak yang tidak baik pula bagi siswa, ketika Ia tidak mampu memanfaatkannya dengan baik.
b. Penulisan
konjungsi subordinatif waktu yang tepat
1)
Kemajuan teknologi dapat
memberikan dampak yang tidak baik pula bagi siswa,. Ketika, Ia tidak mampu
memanfaatkannya dengan baik.
2.
Konjungsi subordinatif
syarat
a. Penulisan
konjungsi subordinatif syarat yang kurang tepat
1)
Seharusnya sebagai
seorang pelajar haruslah mampu menempatkan diri sesuai dengan konteksnya. Apabila sedang pelajaran ya HP
yang dimiliki digunakan untuk mencari materi tidak untuk mainan yang lain.
b. Penulisan
konjungsi subordinatif syarat yang tepat
1)
Seharusnya sebagai
seorang pelajar haruslah mampu menempatkan diri sesuai dengan konteksnya. Jika
sedang pelajaran maka HP yang dimiliki digunakan untuk mencari materi tidak
untuk mainan yang lain.
3.
Konjungsi subordinatif
tujuan
a. Penulisan
konjungsi subordinatif tujuan yang kurang tepat
1)
Dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi diharapkan biar dapat
meningkatkan prestasi siswa.
b. Penulisan
konjungsi subordinatif tujuan yang tepat
1)
Dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi diharapkan supaya dapat meningkatkan prestasi siswa.
4.
Konjungsi subordinatif
pembandingan
a. Penulisan
konjungsi subordinatif pembandingan yang kurang tepat
1) Pacaran
bisa menjadi hal yang sangat
penting dalam kehidupan siswa saat ini.
b. Penulisan
konjungsi subordinatif pembandingan yang tepat
1) Pacaran
seakan-akan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan siswa saat ini.
5.
Konjungsi subordinatif
sebab
a. Penulisan
konjungsi subordinatif sebab yang kurang tepat
1) Pacaran
dalam Islam juga tidak diperbolehkan. Sebab
banyak menimbulkan hal-hal yang melanggar
agama.
2) Banyak
kemudahan yang didapatkan setelah menggunakan HP, oleh sebab itu HP dapat dikatakan dapat memberikan manfaat
bagi kehidupan manusia.
b. Penulisan
konjungsi subordinatif sebab yang tepat
1) Pacaran
dalam Islam juga tidak diperbolehkan, karena banyak menimbulkan hal-hal yang
melanggar agama.
2) Banyak
kemudahan yang didapatkan setelah menggunakan HP. Oleh karena itu, HP dapat
dikatakan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
6.
Konjungsi subordinatif
perbandingan
a.
Penulisan konjungsi
subordinatif perbandingan yang kurang tepat
1)
Pemanfaatan HP
sebagai sumber materi belajar lebih
mengembangkan pola pikir siwa jika
dibandingkan dengan buku.
b.
Penulisan konjungsi
subordinatif sebab yang tepat
1) Pemanfaatan
HP sebagai sumber materi belajar lebih mengembangkan pola pikir siswa daripada
buku.
Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat
ditarik kesimpulan bawasannya masih banyak siswa Multi Media 3 yang belum dapat
menggunakan konjungssi dengan tepat. Hal tersebut terukti dengan masih ditemukannya
banyak kesalahan pada penempatan maupun pemilihan konjunngsi yang sesuai. Wujud
kelasahan yang terjadi adalah: a. Kesalahan penggunaan konjungsi
koordinatif (dan, atau, tetapi,
sedangkan); b. Kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif (ketika, jika,
supaya, supaya, seakan-akan, karena, oleh karena itu, lebih…daripada).
Daftar Pustaka
Ahyar, M. Yainul. 2016. “Analisis
Kesalahan Konjungsi Pada Paragraf Argumentatif Siswa Kelas X-4 dan X-9 SMA
Negeri 9 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Arisanti, Tri. 2016. “Kesalahan Penggunaan
Konjungsi Pada Karangan Penulisan Bahasa Petunjuk siswa Kelas VIII SMP N 2
Gatak”. Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugraha, Oktavian Aditya, Abdul Ngalim,
dan Yakub Nasucha. 2015. “Penggunaan Konjungsi Dalam Bahasa Tulis Dan Lisan
Oleh Siswa Kelas Lima Sekolah Dasar Baki Pandeyan 01 Sukoharjo”. Jurnal
Penelitian Humaniora, Vol. 16, No. 2, Agustus 2015: 43-5044. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nurcahyo, Rachmad. 2015. “Panduan Debat Bahasa
Indonesia”. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132303692/pengabdian/handbook-debat-bahasa-indonesia.pdf. Diakses
pada Senin, 17 April 2017.
Setyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung. Angkasa.
Wismanto, Agus. 2015. Penulisan Kreatif. Semarang: Universitas PGRI Semarang Press.
No comments:
Post a Comment