Keefektivan Buku Novel sebagai Media Pembelajaran Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Semarang
Nurul Irvianti 14410117 6C PBSI FPBS UPGRIS
ABSTRAK
Tulisan
ini berjudul “ Keefektivan Buku
Novel sebagai Media Pembelajaran Menulis
Teks Drama Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Semarang. Adaun
tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan buku novel sebagai model pembelajaran manulis teks
drama pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Semarang. Buku novel sebagai media
pembelajaran menulis teks drama diharapkan mampu membatu siswa dalam
pembelajaran drama. Dalam hal ini siswa terdapat kesulitan dalam menentukan isi
cerita pada teks drama. Kesulitan yang dialami siswa menjadikan peneliti
menemukan penelitian baru yang diharapkan mampu memberikan pilihan siswa dalam
pembelajaran teks drama. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
kuntitatif dengan jenis penelitian eksperumen.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik tes dan nontes. Teknik tes sedangkan teknik nontes berupa observasi dan dokumentasi.Hasil penelitian
ini pembelajaran menggunakan buku novel sebagai media pembelajaran menulis
dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran siswa di kelas yang dapat
meningikatkan keaktivan siswa.
Kata Kunci : Novel,
Pembelajaran Menulis, Teks Drama
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan , sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri daalam interaksi dengan lingkungannnya
(
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007; 137 ). Adapun kegiatan yang
dilakukanuntuk memperoleh tujuan dari sebuah proses maka guru dan peserta didik
dapat mengembangkan pembelajaran itu agar lebih menarik.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran
yang dapat meningkat kretivitas peserta didik dalam bidang apapun. Dengan
menulis ide atau gagasan mampu terbukti secara nyata. Hal ini juga sering
mendapat perhatian khusus dari guru
maupun peserta didik karena kurangnya minta menulis peserta didik. Saat ini
banyak pembelajaran yang hanya disajikan dalam bentuk teori bukan praktik.
Dengan demikian banyak gagasan yang dimiliki peserta didik tidak tersampaikan
dalam tulisan mereka.
Pembelajaran
sastra merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk menulis. Karya
sastra merupakan hasil imanjinatif penulisnya (Purba, 2010;7). Dengan
berimajinasi peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya yang dihasilkan
2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, maka dirumuskan masalah
dalam
penelitian ini yaitu : Bagaimana hasil
keefektivan buku novel sebagai media pembelajarn menulis ide dalam membuat teks
drama pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Semarang dan apakah ada peningkatan dalam
pembelajaran teks drama sesudah dan sebelum menggunakan novel ?
3.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitianni diharkan memberi
manfaat baik secara teoritis maupun
secara
praktis. Adapun a. manfaat teoritis (1) Menambah khasanah keilmuawan terhadap
PBSI khususnya dalam bidang drama. (2)Memberikan sumbangan pemikiran dalam
menentukan media pembelajaran menulis cerpen yang tepat dan efektif, khususnya
bagi guru Bahasa Indonesia. b. Manfaat praktis (1) Bagi guru Penelitian
ini diharpakan dapat digunakan sebagai pertimbangan dasar untuk meningkatkan
efektivitas pembelejaran menulis teks drama. (2) Bagi siswa Penggunaan media
novel dapat memotivasi siswa dalam mengekspresikan dan menuliskan ide kreatf
dalam proses pembelajaran menulis teks drama. (3) Bagi sekolah Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan inovasi pembelajaran khususnya dalam bidang menulis teks drama.(4) Bagi peniliti dapat
memberikan pengalaman baru tentang penlitian yang dilakukan berdasarkan
referensi peneitian sebelumnya (5) Bagi pembaca memberikan wawasan baru tentang
beberapa penelitian baru yang dat dijadikan sumber informasi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
4.
Landasan
Teori
Menulis
Drama
Menulis adalah menempatkan simbol-simbol
grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang
dimengerti oleh seseorang , kemudian dapat dibaca oleh orang lain . (Wicaksono, 2014;11)
Buku
Novel
Novel adalah
sebuah uraian mendalam tentang suatu tema yang diungkapkan
lewat cerita. (Wijaya,
2010; 39)
Media
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk
jamak dari kata “medium” .Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara
atau pengantar (Susilana dan Riyana, 2009;6)
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai
positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar (Susilana dan Riyana,
2009;1)
Pembelajaran
merupakan sarana untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut perubahan
pengetauhan, ketrampilan, maupun sikap relative permanen (Ngatmini dkk,
2010;104),
Teks
Drama
Teks menurut Luxemburg adalah sebuah ungkapan yang
merupakan kata-kata asli dari sang pengarang atau penulis. Teks juga menjadi
sebuah kutipan dari buku atau kitab suci yang memiliki makna dan arti dan drama
menurut Moulton adalah kisah hidup yang digambarkan dalam bentuk gerak
(disajikan langsung dalam gerakan). Teks drama merupakan ungkapan kata-kata
asli dari pengarang tentang kisah hidup yang digambarkan dalam bentuk
gerakan.
5.
Tinjauan
Pustaka
Penelitian 1
Tinjauan
pustaka yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan judul Peningkatan
Ketrampilan Menulis Teks Drama dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas XII
SMA Muhammadiyah 1 Semarang karya Sri Puji Lestari mengalami peningkatan.
Adapun perubahan perilaku yang ditunjukkan siswa, yaitu semakin aktif dan
antusias dalam membuat teks drama menggunakan media gambar.
Penelitian 2
Tinjauan pustaka kedua merupakan hasil penelitian dari
Hikmah Zuliana dengan judul Peningkatan
Ketrampilan Menulis Teks Drama Melalui Teknik Transformasi Cerpen Siswa Kelas
XI SMA Negeri 2 Blora Tahun 2011/2012 hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan ketrampilan menulis teks drama siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik transformasi cerpen. Terbukti dengan adanya peningkatan
hasil belajar siswa dari hasil prasiklus, siklus I dan siklus II terus
meningkat.
Penelitian 3
Tinjauan pustaka ketiga merupakan hasil penelitian
berkaitan dengan Peningkatan Ketrampilan
Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa
Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Gunungkidul karya Ardian Nurhadi peningkatan
terjadi dalam proses pembelajaran. Penggunaan video stop motion memberikan daya tarik pada siswa. Perhatian dan fokus
siswa lebih tinggi, siswa begitu aktif memberi ide dan pertanyaan mengennai
topik dalam video stop motion.
b.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengkajian pada
penelitian
ini dilakukan secara mendalam dan terperinci guna memperoleh suatu deskripsi
yang jelas terhadap buku novel sebagai media pembelajaran teks drama. Oleh
karena itu penelitian ini penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia (Sukmadinata, 2013:72).
Data
dalam penelitian ini adalah keefektivan buku novel sebagai media
pembelajaran
menulis teks drama yang menjadi kesulitan siswa ketika mengerjakan tugas dalam
pembelajaran drama pada kelas X SMK Negeri 7 Semarang. Sumber data penelitain
ini adalah teks drama.
Jenis penlitian yang dignunakan ekperiman. Tujuan dari eksperimen
adalah
menerapakan model pembelajarn baru dalam novel. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik non tes dan tes menggunakan yang dibagi dalam dua
siklus.
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi
yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian ( Gulo, 2000;110). Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, yaitu satu guru dan enam
siswa SMK Negeri 7 Semarang. Dilakukannya wawancara bertujuan untuk mengetahui
lebih lanjut hal yang menjadi permasalahan pada pemberlajaran drama. Kegiatan tersebut dilakukan pada
tanggal 24-26 Mei 2017.
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara
peneliti dan
responden
(Gulo, 2000;119). Kegiatan wawancara dilakukan agar mendapatkan informasi yang
sesuai dan mendapatkan jawaban yang spontan sehingga tidak terjadi rekayasa
yang dilakukan oleh responden. Hal tersebut menjadi dasar kesimpulan jawaban
agar keaslian dalam menentukan hasil penelitian. Tempat dan waktu juga
menentukan terlaksananya kegiatan wawancara karena harus tatap muka.
Menurut Sugiyono (2013:61) populasi adalah wilayah generalisasi
yang
terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sesuai dengan penelitian diatas, maka populasi dalam penelitian
ini adalah Siwa SMK Negeri 7 Semarang dengan
penjelasan tersebut maka, sampel dalam penelitian ini adalah Kelas X
TKBB 2
PEMBAHASAN
DAN HASIL PENLITIAN
Pada kegiatan pembelajaran teks drama siklus I
rata-rata kemapuan
siswa
belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ingin dicapai yaitu 75. Nilai
rata-rata siklus I yang diperoleh sebesar 70.00. Hal ini dikarenakan siswa
masih kesulitan dalam menentukan ide gagasan dalam teks drama yang dibuat
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siswa masih merasa kebingungan dalam
mengaitkan kehidupan dalam novel dengan kehidupan nyata.
Wawancara
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetauhi minat
siswa
sebelum dan sesudah menggunakank media novel dalam pembelajaran. Sehingga
terdapat dua hasil yang ditemukan oleh penliti sesuai dengan hasil tes dan non
tes .
Berdasarkan hasil wawancara terhadap
beberapa siswa dapat
disimpulkan
bahsa siswa tertarik pada pembelajaran teks drama. Selain itu, media novel yang
digunakan dapat menghilangkan rasa jenuh dalam menentukan isi cerita pada saat
kegiatan pembelajaran.
Dengan
dilakukannya penelitian menggunakan media novel diharapkan
mampu
meningkatkan nilai rata-rata siswa yang bermula 70.00 menjadi lebih baik. Tahap
non tes atau wawancara juga dilakukan untuk merefleksi kesulitan yang dialami
siswa dalam menuliskan teks percakapan dalam novel diubah ke dalam teks drama.
Berdasarkan hasil non tes atau wawancara dan jurnal
dapat diketauhi
bahwa
sebagaian siswa belum dapat mengikuti pembelajaran menulis teks drama
menggunakan studi kasus dengan menggunakan media novel. Sebagian siswa belum
konsentrasi dalam menerima pembelajaran. Hal ini disebabkan bimbingan peniliti
di dalam kelas kurang antusias sehingga mengakibatkan dampak buruk terhadap
siswa.
Dari hasil observasi siklus II di dalam kelas dapat
diketauhi bahwa
selama
dilaksanakan kegiatan pembelajaran buku novel sebagai media menulis teks drama
melalui studi kasus menggunakan media novel dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik dan mulai menunjukka keaktivan. Bahkan siswa mampu menuliskan percakapan
isi teks novel ke dalam teks drama. Hal ini disebabkan siswa mulai terbiasa
dengan menggunakan media yang lain selain ide gagasan yang ditentukan siswa
sendiri.
Peneliti menentukan peningkatan hasil berlajar siswa
dengan
mengadakan
tes ketrampilan merefleksi isi teks novel ke dalam teks drama pada kelas
eksperimen dengan hasil dari 40 siswa.
Terdapat nilai tertinggi 90 yang diperoleh dari 7 siswa, nilai 80-85 25 siswa,
75 5 siswa dan 70 5 siswa. Menurut hasil nilai belajar siswa sebelum
dilakukannya menggunaan media novel. Siswa masih dalam angka 70-80 dengan
hasil, siswa yang mendapat nilai 75-80 25 siswa, 70-75 5 siswa dan 60-70 10
siswa.
Dengan demikian hasil nilai yang
diperoleh siswa masih dibawah batas ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah
yaitu 75.00. Hasil tes dan non tes telah menjadi pertimbangan peneliti untuk
melakukan penelitian sehingga dapat dihasilkan nilai yang meningkat.
Aspek kesesuain isi novel dengan
teks drama yang dituliskan siswa sudah cukup baik. Sebagian siswa dengan mudah
menuliskan narasi yang kemudian dijadikan teks drama percakapan sesuai dengan
teks yang sudah ditentukan. Terlebih siswa mampu mengembangkan sedikit cerita
yang telah dibacanya meskipun tidak merubah penuh nilai yang terdapat dalam
novel.
Aspek keaktivan siswa juga dapat
dilihat saat pembelaran drama pada kelas eksperiman berhasil dilakukan dengan
melihat siswa bekerja sungguh-sugguh dan memanfaatkan waktu yang telah
ditentukan, berbeda dengan sebelum diberikan media novel dalam pembelajaran
drama. Siswa cenderung malas menentukan ide yang singkat dalam menulis teks
drama.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan hasil penelitian diperoleh simpulan penggunaan media novel dalam
meningkatkan keevektifan siswa dalam pembelajaran drama mencapai nilai
ketintasan yang meningkat dari 25 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa
meningkat terlihat ketika mengerjakan teks drama dengan aktif dan cepat. Dua
siswa yang beum meliliki nilai sesuai dengan ketuntasan minimal dianggap
sebagai refleksi peneliti kembali guna meningkatkan keaktiva dan pemahaman
aspek menulis teks drama. Namun demikian, presenase yang dihasilkan dalam
pembelajaran drama berhasil dengan presentase 95%. Jadi buku novel sebagai
media pembelajaran menulis teks dramapada siswa kelas X SMK Negeri 7 Semarang
efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Kresna, Sigit. B (editor).2001. Putu Wijaya Sang Teroris Mental.
Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
Moleong, J Lexy. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:
PT Remaja
Rosdakarya
Rudi, Susilana dan Capi Riyana.
2009. Media Pembelajaran. Bandung : CV
Wacana
Prima
Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Grasindo
Tim Pengembangan Ilmu
Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung.
Pedagodiana Press.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Yudiono,
K.S. 2009. Pengkajian Kritik Sastra
Indonesia. Jakarta: Grasindo
pada 18 April 2017 pukul
20.30
No comments:
Post a Comment