Laman

Saturday, June 17, 2017

Keefektivan Buku Novel sebagai Media Pembelajaran Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Semarang


Nurul Irvianti 14410117 6C PBSI FPBS UPGRIS

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul “ Keefektivan  Buku Novel  sebagai Media Pembelajaran Menulis Teks  Drama Pada  Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Semarang. Adaun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan buku  novel sebagai model pembelajaran manulis teks drama pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Semarang. Buku novel sebagai media pembelajaran menulis teks drama diharapkan mampu membatu siswa dalam pembelajaran drama. Dalam hal ini siswa terdapat kesulitan dalam menentukan isi cerita pada teks drama. Kesulitan yang dialami siswa menjadikan peneliti menemukan penelitian baru yang diharapkan mampu memberikan pilihan siswa dalam pembelajaran teks drama. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuntitatif dengan jenis penelitian eksperumen.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes dan nontes. Teknik tes sedangkan teknik nontes berupa observasi dan dokumentasi.Hasil penelitian ini pembelajaran menggunakan buku novel sebagai media pembelajaran menulis dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran siswa di kelas yang dapat meningikatkan keaktivan siswa.
Kata Kunci : Novel, Pembelajaran Menulis, Teks Drama

A.    PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku  yang baru secara keseluruhan , sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri daalam interaksi dengan lingkungannnya
( Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, 2007; 137 ). Adapun kegiatan yang dilakukanuntuk memperoleh tujuan dari sebuah proses maka guru dan peserta didik dapat mengembangkan pembelajaran itu agar lebih menarik.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang dapat meningkat kretivitas peserta didik dalam bidang apapun. Dengan menulis ide atau gagasan mampu terbukti secara nyata. Hal ini juga sering mendapat perhatian khusus dari  guru maupun peserta didik karena kurangnya minta menulis peserta didik. Saat ini banyak pembelajaran yang hanya disajikan dalam bentuk teori bukan praktik. Dengan demikian banyak gagasan yang dimiliki peserta didik tidak tersampaikan dalam tulisan mereka.
Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk menulis. Karya sastra merupakan hasil imanjinatif penulisnya (Purba, 2010;7). Dengan berimajinasi peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya yang dihasilkan
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan masalah
dalam penelitian ini  yaitu : Bagaimana hasil keefektivan buku novel sebagai media pembelajarn menulis ide dalam membuat teks drama pada siswa kelas X SMK Negeri 7 Semarang dan apakah ada peningkatan dalam pembelajaran teks drama sesudah dan sebelum menggunakan novel ?
3.      Manfaat Penelitian
Hasil penelitianni diharkan memberi manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis. Adapun a. manfaat teoritis (1) Menambah khasanah keilmuawan terhadap PBSI khususnya dalam bidang drama. (2)Memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan media pembelajaran menulis cerpen yang tepat dan efektif, khususnya bagi guru Bahasa Indonesia. b. Manfaat praktis (1) Bagi guru Penelitian ini diharpakan dapat digunakan sebagai pertimbangan dasar untuk meningkatkan efektivitas pembelejaran menulis teks drama. (2) Bagi siswa Penggunaan media novel dapat memotivasi siswa dalam mengekspresikan dan menuliskan ide kreatf dalam proses pembelajaran menulis teks drama. (3) Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi pembelajaran   khususnya dalam bidang menulis teks drama.(4) Bagi peniliti dapat memberikan pengalaman baru tentang penlitian yang dilakukan berdasarkan referensi peneitian sebelumnya (5) Bagi pembaca memberikan wawasan baru tentang beberapa penelitian baru yang dat dijadikan sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.  
4.      Landasan Teori
 Menulis Drama
Menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang , kemudian dapat dibaca oleh orang lain .      (Wicaksono, 2014;11)
Buku Novel
Novel adalah sebuah uraian mendalam tentang suatu tema yang diungkapkan
lewat cerita. (Wijaya, 2010; 39)
Media
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium” .Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar (Susilana dan Riyana, 2009;6)
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar (Susilana dan Riyana, 2009;1)
Pembelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut perubahan pengetauhan, ketrampilan, maupun sikap relative permanen (Ngatmini dkk, 2010;104),
Teks Drama
Teks menurut Luxemburg adalah sebuah ungkapan yang merupakan kata-kata asli dari sang pengarang atau penulis. Teks juga menjadi sebuah kutipan dari buku atau kitab suci yang memiliki makna dan arti dan drama menurut Moulton adalah kisah hidup yang digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung dalam gerakan). Teks drama merupakan ungkapan kata-kata asli dari pengarang tentang kisah hidup yang digambarkan dalam bentuk gerakan. 
5.      Tinjauan Pustaka
Penelitian 1
Tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan judul  Peningkatan Ketrampilan Menulis Teks Drama dengan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Semarang karya Sri Puji Lestari mengalami peningkatan. Adapun perubahan perilaku yang ditunjukkan siswa, yaitu semakin aktif dan antusias dalam membuat teks drama menggunakan media gambar.
Penelitian 2
Tinjauan pustaka kedua merupakan hasil penelitian dari Hikmah Zuliana dengan judul Peningkatan Ketrampilan Menulis Teks Drama Melalui Teknik Transformasi Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Blora Tahun 2011/2012 hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan ketrampilan menulis teks drama siswa dapat dilakukan dengan menggunakan teknik transformasi cerpen. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari hasil prasiklus, siklus I dan siklus II terus meningkat.

Penelitian 3
Tinjauan pustaka ketiga merupakan hasil penelitian berkaitan dengan Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Gunungkidul karya Ardian Nurhadi peningkatan terjadi dalam proses pembelajaran. Penggunaan video stop motion memberikan daya tarik pada siswa. Perhatian dan fokus siswa lebih tinggi, siswa begitu aktif memberi ide dan pertanyaan mengennai topik dalam video stop motion.

b.      METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengkajian pada
penelitian ini dilakukan secara mendalam dan terperinci guna memperoleh suatu deskripsi yang jelas terhadap buku novel sebagai media pembelajaran teks drama. Oleh karena itu penelitian ini penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2013:72).
Data dalam penelitian ini adalah keefektivan buku novel sebagai media
pembelajaran menulis teks drama yang menjadi kesulitan siswa ketika mengerjakan tugas dalam pembelajaran drama pada kelas X SMK Negeri 7 Semarang. Sumber data penelitain ini adalah teks drama.
Jenis penlitian yang dignunakan ekperiman. Tujuan dari eksperimen  
adalah menerapakan model pembelajarn baru dalam novel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik non tes dan tes menggunakan yang dibagi dalam dua siklus.  
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian ( Gulo, 2000;110). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, yaitu satu guru dan enam siswa SMK Negeri 7 Semarang. Dilakukannya wawancara bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut hal yang menjadi permasalahan pada pemberlajaran  drama. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 24-26 Mei 2017.
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden (Gulo, 2000;119). Kegiatan wawancara dilakukan agar mendapatkan informasi yang sesuai dan mendapatkan jawaban yang spontan sehingga tidak terjadi rekayasa yang dilakukan oleh responden. Hal tersebut menjadi dasar kesimpulan jawaban agar keaslian dalam menentukan hasil penelitian. Tempat dan waktu juga menentukan terlaksananya kegiatan wawancara karena harus tatap muka.
Menurut Sugiyono (2013:61) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sesuai dengan penelitian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah Siwa SMK Negeri 7 Semarang dengan  penjelasan tersebut maka, sampel dalam penelitian ini adalah Kelas X TKBB 2

PEMBAHASAN DAN HASIL PENLITIAN 
Pada kegiatan pembelajaran teks drama siklus I rata-rata kemapuan
siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ingin dicapai yaitu 75. Nilai rata-rata siklus I yang diperoleh sebesar 70.00. Hal ini dikarenakan siswa masih kesulitan dalam menentukan ide gagasan dalam teks drama yang dibuat sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siswa masih merasa kebingungan dalam mengaitkan kehidupan dalam novel dengan kehidupan nyata.
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetauhi minat
siswa sebelum dan sesudah menggunakank media novel dalam pembelajaran. Sehingga terdapat dua hasil yang ditemukan oleh penliti sesuai dengan hasil tes dan non tes .
            Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa siswa dapat
disimpulkan bahsa siswa tertarik pada pembelajaran teks drama. Selain itu, media novel yang digunakan dapat menghilangkan rasa jenuh dalam menentukan isi cerita pada saat kegiatan pembelajaran.
Dengan dilakukannya penelitian menggunakan media novel diharapkan
mampu meningkatkan nilai rata-rata siswa yang bermula 70.00 menjadi lebih baik. Tahap non tes atau wawancara juga dilakukan untuk merefleksi kesulitan yang dialami siswa dalam menuliskan teks percakapan dalam novel diubah ke dalam teks drama.


Berdasarkan hasil non tes atau wawancara dan jurnal dapat diketauhi
bahwa sebagaian siswa belum dapat mengikuti pembelajaran menulis teks drama menggunakan studi kasus dengan menggunakan media novel. Sebagian siswa belum konsentrasi dalam menerima pembelajaran. Hal ini disebabkan bimbingan peniliti di dalam kelas kurang antusias sehingga mengakibatkan dampak buruk terhadap siswa.
Dari hasil observasi siklus II di dalam kelas dapat diketauhi bahwa
selama dilaksanakan kegiatan pembelajaran buku novel sebagai media menulis teks drama melalui studi kasus menggunakan media novel dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mulai menunjukka keaktivan. Bahkan siswa mampu menuliskan percakapan isi teks novel ke dalam teks drama. Hal ini disebabkan siswa mulai terbiasa dengan menggunakan media yang lain selain ide gagasan yang ditentukan siswa sendiri.
Peneliti menentukan peningkatan hasil berlajar siswa dengan
mengadakan tes ketrampilan merefleksi isi teks novel ke dalam teks drama pada kelas eksperimen dengan hasil dari  40 siswa. Terdapat nilai tertinggi 90 yang diperoleh dari 7 siswa, nilai 80-85 25 siswa, 75 5 siswa dan 70 5 siswa. Menurut hasil nilai belajar siswa sebelum dilakukannya menggunaan media novel. Siswa masih dalam angka 70-80 dengan hasil, siswa yang mendapat nilai 75-80 25 siswa, 70-75 5 siswa dan 60-70 10 siswa.
            Dengan demikian hasil nilai yang diperoleh siswa masih dibawah batas ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah yaitu 75.00. Hasil tes dan non tes telah menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian sehingga dapat dihasilkan nilai yang meningkat.
            Aspek kesesuain isi novel dengan teks drama yang dituliskan siswa sudah cukup baik. Sebagian siswa dengan mudah menuliskan narasi yang kemudian dijadikan teks drama percakapan sesuai dengan teks yang sudah ditentukan. Terlebih siswa mampu mengembangkan sedikit cerita yang telah dibacanya meskipun tidak merubah penuh nilai yang terdapat dalam novel.
            Aspek keaktivan siswa juga dapat dilihat saat pembelaran drama pada kelas eksperiman berhasil dilakukan dengan melihat siswa bekerja sungguh-sugguh dan memanfaatkan waktu yang telah ditentukan, berbeda dengan sebelum diberikan media novel dalam pembelajaran drama. Siswa cenderung malas menentukan ide yang singkat dalam menulis teks drama.
Kesimpulan

            Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diperoleh simpulan penggunaan media novel dalam meningkatkan keevektifan siswa dalam pembelajaran drama mencapai nilai ketintasan yang meningkat dari 25 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat terlihat ketika mengerjakan teks drama dengan aktif dan cepat. Dua siswa yang beum meliliki nilai sesuai dengan ketuntasan minimal dianggap sebagai refleksi peneliti kembali guna meningkatkan keaktiva dan pemahaman aspek menulis teks drama. Namun demikian, presenase yang dihasilkan dalam pembelajaran drama berhasil dengan presentase 95%. Jadi buku novel sebagai media pembelajaran menulis teks dramapada siswa kelas X SMK Negeri 7 Semarang efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas.
  
DAFTAR  PUSTAKA

Kresna, Sigit. B (editor).2001. Putu Wijaya Sang Teroris Mental. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia
Moleong, J Lexy. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Rudi, Susilana dan  Capi Riyana.  2009.  Media Pembelajaran.  Bandung : CV  Wacana
Prima
Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Grasindo
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan  FIP-UPI.  2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung. Pedagodiana Press.
Sugiyono, 2010.  Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Yudiono, K.S. 2009. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo
pada 18 April 2017 pukul 20.30




No comments:

Post a Comment