Laman

Saturday, June 17, 2017

Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Fabel Dengan Bantuan Audio VisualPada Kelas XI-IPA SMA Nusa Bhakti Tahun Ajaran 2016/2017


Mochamad Choirur Riza 14410128 6C PBSI FPBS
ABSTRAK
Mochamad Choirur Riza. NPM 14410128. Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Fabel Dengan Bantuan Audio Visual Pada Kelas XI-IPA SMA Nusa Bhakti Tahun Ajaran 2016/2017. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang. Pembimbing Eva Indriana A. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks fabel.
Penelitian ini di latar belakangi oleh kurang terampil dan kreatifnya siswa dalam menulis teks fabel. Hal tersebut juga terjadi pada siswa kelas XI-IPA 1 SMA Nusa Bhakti Semarang. Untuk itu peneliti ingin mencoba membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks fabel melalui bantuan audio visual. Rumusan masalahnya bagaimanakah meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks fabel dengan bantuan audio visual pada siswa kelas XI-IPA 1 SMA Nusa Bhakti Semarang tahun ajaran 2016/2017? Adapun tujuan dalam penelitian ini meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks fabel pada siswa kelas XI-IPA 1 SMA Nusa Bhakti Semarang tahun ajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan observasi, wawancara, dan tes. Teknik yang digunakan untuk menyajikan hasil penelitian yaitu penulis menyajikan sebuah video yang berisi teks fabel dengan menggunakan media audio visual melalui layar LCD dan speaker aktif untuk memperkeras suara. Setelah siswa menonton dan mengamati video teks fabel tersebut, kemudian siswa diminta untuk menulis teks fabel. Hasil dari pekerjaan siswa sedikit ada peningkatan dibanding hanya dengan memberikan teori-teori saja.
           
            Kata kunci: Keterampilan, Teks fabel, Audio visual

I.       Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Dunia pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum mampu mendongkrak sumber daya  manusia secara maksimal dan menyeluruh. Berbagai faktor menjadi penyebab kurang maksimal dan meratanya kualitas pendidikan di negeri ini. Perlu penanganan yang lebih serius untuk meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas, unggul, dan berjatidiri. Karena persaingan global yang semakin ketat dan rumit, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat bersaing dengan negara-negara maju dan produktif. Salah satu hal yang dapat memacu kualitas sumber daya manusia itu sendiri adalah pendidikan yang memadai dan bermutu, karena pendidikan adalah ujung tombak untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu bidang pendidikan dalam bahasa Indonesia adalah sastra.
Karya sastra adalah hasil dari pemikiran manusia mengenai kehidupan disekitarnya. Hasil pemikiran itu bisa berasal dari fakta yang terjadi dan dari imajinasi manusia tersebut. Hal itu sejalan dengan pemikiran Mursal Esten (1978 : 9) Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia. Salah satu bentuk karya sastra yaitu fabel, fabel adalah salah satu jenis dongeng mengenai dunia binatang, di mana binatang-binatang bahkan makhluk-makhluk yang tidak bernyawa bertindak seolah-olah sebagai manusia. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti manusia. Hal itu sejalan dengan Danandjaja, (2002:86) Fabel merupakan dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptillia), ikan, dan serangga. Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. Di dalam silabus pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA/SMK terdapat materi teks fabel. Tetapi para siswa masih kurang terampil dan kreatif dalam menulis teks fabel. Untuk itu peneliti ingin mencoba membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks fabel melalui bantuan audio visual.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan keterampilan menulis teks fabel dengan bantuan audio visual?
C.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks fabel.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai penelitian tindakan kelas bagi penulis dan pembaca.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Siswa
1.      Menambah wawasan siswa dalam bidang ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia.
2.      Menambah wawasan siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis teks fabel.
b.      Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi guru dalam melatih keterampilan siswa menulis teks fabel.
c.       Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah tersebut.
d.      Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai variasi pembelajaran menulis teks fabel dengan menggunakan bantuan audio visual dan dapat dijadikan referensi penelitian dengan topik atau permasalahan yang sama.
E.     Landasan Teori
a.       Keterampilan
Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Hal itu sejalan dengan pendapat (Rusyadi dalam Yanto : 2005) bahwa keterampilan adalah kemampuan seseorang terhadap suatu hal yang meliputi semua tugastugas kecakapan, sikap, nilai dan kemengertian  yang  semuanya dipertimbangkan  sebagai  sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilannya didalam penyelesaian tugas.

b.      Menulis
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kem
ampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
c.       Audio Visual
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Dari hasil penelitian media audiovisual sudah tidak diragukan lagi dapat membantu dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan dengan baik. Beberapa manfaat alat bantu  audio visual adalah:
1.        Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar;
2.        Mendorong minat;
3.        Meningkatkan pengertian yang lebih baik;
4.        Melengkapi sumber belajar yang lain;
5.        Menambah variasi metode mengajar;
6.        Menghemat waktu;
7.        Meningkatkan keingintahuan intelektual;
8.        Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu;
9.        Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama;
10.    Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.

F.      Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan proposal ini, penulis menggali informasi dan melakukan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, penelitian yang berkaitan dengan judul yaitu: Jurnal skripsi Hesti Nurhayati pada tahun 2015 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Cerita Fabel Dengan Teknik Rangsang Gambar”. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan bantuan media gambar, jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi, wawancara, dan metode tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik rangsang gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa menyusun teks cerita moral/ fabel yang dilihat dari hasil yang diperoleh siswa melalui tes evaluasi pada siklus II.
G.       Metode Penelitian
1.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan observasi, wawancara, dan tes. Tahap pertama dengan melakukan observasi di kelas, dimana penulis mengobservasi kegiatan pembelajaran di kelas XI-IPA SMA NUSA BHAKTI pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian penulis melakukan wawancara dengan siswa dan guru mengenai problematika dalam pembelajaran teks fabel. Setelah itu guru menugasi siswa untuk menulis teks fabel setelah di beri penjelasan teori-teori teks fabel. Dari hasil penugasan guru kemudian penulis mengamati hasil kerja para siswa. Terbukti siswa masih kesulitan dalam menulis teks fabel.
H.    Pembahasan
 Penelitian meningkatkan keterampilan menulis teks fabel dengan bantuan audio visual dapat membantu siswa dalam menulis teks fabel  dan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini terselesaikan dalam dua tahap. Hasil penelitian ini berupa deskripsi peningkatkan keterampilan siswa dalam menulis teks fabel dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan observasi, wawancara, dan tes. Tahap pertama dengan melakukan observasi di kelas, dimana peneliti mengobservasi kegiatan dan proses pembelajaran di kelas XI-IPA 1 SMA NUSA BHAKTI pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian peneliti mengobservasi strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan mengobservasi sikap siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Tahap kedua yaitu dengan menyajikan sebuah video yang berisi teks fabel dengan menggunakan media audio visual melalui layar LCD dan speaker aktif untuk memperkeras suara. Berikut hasil wawancara dengan responden mengenai kemampuan siswa dalam menulis teks fabel. Terdapat 6 responden yang diwawancarai.
Responden 1: Faqih Aji Permana
P: “Apa kesulitan dan kendala Anda dalam menulis teks fabel?”
R: “Kesulitan saya yaitu kurang menguasai teori dari teks fabel”.
Responden 2: Bagas Adi Nugroho
P: “Apa kesulitan dan kendala Anda dalam menulis teks fabel?”
R: “Kesulitan saya terletak pada bagian menulis percakapan dalam teks”.
Responden 3: Andi Wahyu Cahyono
P: “Apa kesulitan dan kendala Anda dalam menulis teks fabel?”
R: “Kesulitan yang saya alami yaitu saya masih bingung dengan tema atau jalan cerita yang ingin saya ambil mengisahkan tentang apa begitu”.
Responden 4: Norma Ummul Genia
P: “Apa kesulitan dan kendala Anda dalam menulis teks fabel?”
R: “Kesulitan yang saya alami yaitu bagaimana cara menulis teks fabel dengan runtut dan sesuai alur”.
Responden 5: Naelly Kartika Ayu
P: “Apa kesulitan dan kendala Anda dalam menulis teks fabel?”
R: “Kesulitannya pada menentukan topik dan tema, masih bingung”.
Responden 6: Azizatul Muna
P: “Apa kesulitan dan kendala Anda dalam menulis teks fabel?”
R: “ Kesulitannya yaitu belum bisa membedakan mana yang orientasi, komplikasi dan resolusi”.

Setelah melakukan wawancara dengan beberapa responden, kemudian peneliti melakukan tes kepada responden dengan memberikan pertanyaan terkait dengan teori dan materi dari teks fabel. Hasil tes menunjukkan pemahaman materi dan teori siswa masih rendah dan dibawah rata-rata. Lalu peneliti mencoba menjelaskan konsep dan teori teks fabel dengan menggunakan bantuan audio visual dan menayangkan video cerita fabel. Setelah siswa menonton dan mengamati video teks fabel tersebut, kemudian siswa diminta untuk menulis teks fabel. Dalam melakukan menulis teks fabel, peneliti berkeliling kelas sambil bertanya jika ada yang masih binung. Hasil dari pekerjaan siswa sedikit ada peningkatan dibanding hanya dengan memberikan teori-teori saja.

I.       Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka hal yang menjadi kesulitan siswa dalam menulis teks fabel yaitu kurangnya memahami teori dan materi dari teks fabel itu sendiri, setelah dilakukan sosialisasi dan edukasi dengan bantuan audio visual cukup membuat siswa lebih paham dengan konsep dan teori dalam menulis teks fabel. Hal tersebut juga terlaksan atas kerja sama dengan guru kelas yang tentunya lebih paham dengan karakter siswanya.


J.         Daftar Pustaka
Tarigan, Guntur Henry.2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Nurhayati, Hesti.2015.”Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Cerita Fabel Dengan Teknik Rangsang Gambar”. Jurnal Skripsi. http://i-rpp.com/index.php/dinamika/article/view/287
Sudaryanto. 2001.”Metodologi dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.” Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Kriswahyuningsih.”Fungsi dan Tujuan Menulis”. 23 April 2017. http://kriswahyuningsih.blogspot.co.id/2014/07/fungsi-dan-tujuan-menulis.html
Adhy.”Pengertian Media Audio Visual”. 23 April 2017. http://adhy14.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-media-audio-visual.html



No comments:

Post a Comment