Laman

Saturday, June 17, 2017

Keefektifan Metode Karya Wisata dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus 2017/2018


Erilla Iftiana Prastiwi 14410159 6 C PBSI FPBS Universitas PGRI Semarang
Email: erillaiftianaprastiwi@gmail.com

Abstrak

Tujuan penulisan artikel ini adalah mendiskripsikan efektifnya metode karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus 2017/2018. Hasil pembahasan artikel ini menjelaskan bahwa pembelajaran menulis teks cerita pendek lebih efektif dibanding pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak menggunakan metode karya wisata. Metode karya wisata mampu membantu siswa dalam menemukan ide dan gagasan untuk menulis teks cerita pendek. Gagasan-gagasan yang ditemukan dalam sebuah teks cerita pendek juga mempunyai kejelasan isi dan susunan kata yang lebih rapi. Berbeda dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Saat siswa diminta menentukan sebuah ide dan gagasan yang menarik untuk kemudian dibuat teks cerita pendek, mereka memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu gagasan-gagasan yang ditemukan pun membutuhkan waktu yang lebih lama, walau pada akhirnya mereka mampu membuat sebuah teks cerita pendek yang cukup baik.

PENDAHULUAN
Latar belakang
Cerita pendek merupakan salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Cerpen adalah cerita yang singkat, padat, dan jelas (Yunus, 2015:69). Pembelajaran menulis teks cerita pendek, siswa diharapkan memiliki kompetensi untuk menyusun karangan dan menulis prosa sederhana. Pembelajaran menulis teks cerita pendek penting bagi siswa, karena cerita pendek dapat dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Pada kurikulum 2013, khususnya untuk siswa SMP kelas VII terdapat beberapa ketrampilan menulis, salah satunya adalah menulis teks cerita pendek. Cerita pendek merupakan salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Hal tersebut termuat dalam silabus bahasa Indonesia SMP Kelas VII kurikulum 2013.
            Kemampuan menulis teks cerita pendek yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis teks cerita pendek dengan baik dan sebagian siswa yang lain masih belum mampu menulis teks cerita pendek dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam pra-penelitian pada observasi awal terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus tahun ajaran 2017/2018, telah diketahui banyak siswa yang belum terampil dalam kegiatan menulis teks cerita pendek. Hal tersebut dikarenakan siswa jenuh, bosan, tidak mendapat inspirasi, tidak dapat menuangkan ide dan gagasan. Akhirnya, hasil belajar siswa mengenai pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak maksimal. Salah satu pendukung yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan metode yang pada akhirnya dapat memberikan hasil maksimal pada hasil belajar peserta didik. Metode merupakan jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas ketrampilan menulis teks cerita pendek adalah metode karya wisata. Metode karya wisata adalah salah satu upaya terciptanya pembelajaran, terhindar dari kejenuhan dan kebosanan. Siswa dapat belajar secara mendalam lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan. Karya wisata dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki.
Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keefektifan penggunaan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus 2017/2018?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan penggunaan metode karya wisata terhadap pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus 2017/2018.
Manfaat Penelitian
            Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini juga dapat untuk menambah wawasan tentang penelitian pembelajaran menulis teks cerita pendek. Sedangkan, secara praktis dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk lebih mengetahui beberapa alasan hasil belajar siswa tidak maksimal dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek sehingga guru itu dapat mencoba menggunakan metode karya wisata. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memudahkan dalam menentukan ide menulis teks cerita pendek. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan gambaran untuk dapat mengembangkan penelitian yang sejenis dan dapat menyempurnakan penelitian ini.
Landasan Teori
Pengertian metode karya wisata
Metode karya wisata adalah metode pembelajaran dengan cara mengunjungi suatu objek tertentu (Hamdayama, 2014:171).
Menurut Hamdayama (2014:173), teknik karya wisata memiliki keunggulan, sebagai berikut.
(a)                Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada objek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
(b)               Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
(c)                Siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya atau mencobakan teorinya ke dalam praktik.
(d)               Siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Pengertian pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang menggunakan media dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran terjadi transfer (pemindahan) sejumlah ilmu pengetahuan, kemampuan teknologi, kebudayaan, nilai-nilai (value) maupun berbagai macam ketrampilan (Hamdayama, 2014:41).
Pengertian menulis
Menurut Moeliono, ketrampilan menulis sangat penting bagi setiap siswa. Penulis perlu memiliki banyak ide, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup.  Hal ini merupakan modal dasar yang harus dimiliki dalam kegiatan menulis (Kusumaningsih dkk, 2013:66).
            Menurut Tarigan, kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Menulis dapat berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Pada prinsipnya fungsi dari tulisan ini adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis (Dalman, 2014:1).
Pengertian cerita pendek
Cerita pendek merupakan salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Cerpen adalah cerita yang singkat, padat, dan jelas (Yunus, 2015:69).
Struktur cerita pendek terdiri dari:
1)      Judul yang harus diisi terlebih dahulu untuk memulai alur cerita pendek.
2)      Orientasi yaitu pendahuluan sebagai awal kejadian suatu cerita. Pada bagian ini pengenalan tokoh dan penjelasan setting atau latar waktu dan tempat terjadinya peristiwa.
3)      Komplikasi yaitu munculnya konflik, reaksi para pelaku dan konflik yang semakin meningkat.
4)      Klimaks yaitu konflik yang memuncak.
5)      Resolusi berisi penyelesaian masalah yang dihadapi para pelaku.
Tinjauan Pustaka
Pada subbab ini dikemukakan hasil analisis peneliti sebelumnya mengenai konsep yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu berjudul “Keefektifan Penggunaan Metode Karya Wisata terhadap Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Godong Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016”, oleh Sabrina Anggraeni (11410324), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas PGRI Semarang.
            Dalam penelitian ini menggunakan metode yang lebih efektif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan keefektifan penggunaan metode karya wisata terhadap pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Godong Kabupaten Grobogan. Metode pengumpulan data yang digunakan Ningrum dalam penelitiannya adalah teknik tes esai, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Tes esai dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data pemahaman siswa dalam memahami teks pada proses pembelajaran. Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket lembar observasi, lembar pengamatan keaktifan siswa, dan lembar hasil penilaian siswa. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keefektifan penggunaan metode karya wisata terhadap pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas SMA Negeri 1 Godong.
Metode penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan metode karya wisata. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Jekulo Kudus, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen SMP Negeri 1 Jekulo Kudus.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes berupa soal-soal tertulis mengenai teks cerita pendek yang harus dikerjakan siswa, sedangkan teknik non tes yang digunakan adalah wawancara dan observasi.
Berikut ini adalah data wawancara dengan guru sebelum observasi.
A    : Maaf, Pak. Saya ingin bertanya mengenai kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek. Karena, di dalam KD Kurikulum 2013, siswa kan dituntut untuk menghasilkan sebuah teks, salah satunya cerita pendek.
B    : Kemampuan siswa ya lumayan. Namun, sering ada siswa yang mengeluh jika diberi tugas untuk menulis sebuah teks cerita pendek.
A    : Mengeluh karena apa, Pak?
B    : Karena bingung. Katanya sulit, tidak ada ide dan imajinasi yang muncul di fikiran.
A    : Maaf, Bapak. Biasanya Bapak menggunakan metode, model, media, atau strategi apa dalam mengajarkan teks cerita pendek?
B    : Saya biasanya hanya ceramah, memberikan contoh teks cerita pendek, kemudian memberi tugas kepada siswa menulis tentang apa saja bebas, berdasarkan pengalaman pribadi misal.
A    : Lalu bagaimana dengan hasil belajar siswa dalam menulis teks cerita pendek, Pak?
B    : Secara rata-rata memang kurang memuaskan dan masih rendah jika dibandingkan hasil belajar dalam kemampuan menulis teks yang lainnya. Karena, cerita pendek memang gampang-gampang susah. Untuk menghasilkan karya yang baik dan menarik minat pembaca memang butuh pemilihan diksi, imajinasi, dan ide-ide yang luar biasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, secara keseluruhan memperhatikan adanya keefektifan penggunaan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus. Keefektifan dapat diketahui dengan cara menghubungkan kondisi awal dan kondisi akhir dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan. Sebelum kedua kelompok tersebut diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok dalam menulis teks cerita pendek. Setelah dilakukan pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemudian peneliti menjaring data dengan menggunakan instrumen penelitian yang berupa pedoman penskoran menulis teks cerita pendek.
Setelah didapatkan data tersebut, kemudian dilanjutkan dengan analisis data menggunakan uji-t. Analisis data tersebut dilakukan untuk membandingkan skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Analisis data pada skor pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal menulis teks cerita pendek dari kedua kelompok. Hasil uji-t pada skor pretest tidak menunjukkan perbedaan keterampilan menulis teks cerita pendek antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, keadaan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama.
Setelah pretest dilakukan kemudian kedua kelompok tersebut mendapatkan perlakuan. Dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode karya wisata, sementara kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah mendapatkan perlakuan, kemudian diberikan posttest. Posttest diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest yang diberikan sama dengan pretest, yaitu tes kemampuan menulis teks cerita pendek. Posttest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan. Dari hasil posttest tersebut akan diketahui peningkatan kemampuan menulis teks cerita pendek dari kedua kelompok tersebut. Pada posttest kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan pada kategori tinggi. Sementara posttest pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan pada kategori tinggi. Hasil dari posttest kelompok kontrol adalah dua siswa pada kategori rendah, dua puluh siswa pada kategori sedang dan sepuluh siswa pada kategori tinggi. Hasil dari posttest kelompok eksperimen tidak ada siswa yang mendapat nilai pada kategori rendah, lima siswa pada kategori sedang, dan dua puluh tujuh siswa pada kategori tinggi.  Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil posttest kemampuan menulis teks cerita pendek antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen memiliki peningkatan kemampuan menulis teks cerita pendek yang lebih signifikan daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan pengertian di atas, metode karya wisata layak digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dicantumkan dalam rencana pembelajaran. Dengan kata lain, metode karya wisata memang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa SMP Negeri 1 Jekulo Kudus. Pada kenyataannya, selama proses pembelajaran menulis teks cerita pendek nampak perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Perbedaan-perbedaan tersebut selain nampak dari perbandingan skor kedua kelompok, juga nampak dari kesulitan siswa yang dihadapi pada waktu perlakuan pada kedua kelas sedang berlangsung.
Pada perlakuan pertama kelas eksperimen siswa diberikan perlakuan dengan keluar ruangan menuju tempat di manapun siswa mau, asal masih dalam lingkungan sekolah dan tidak mengganggu siswa lain. Siswa diberikan tugas untuk menulis teks cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi. Dengan kondisi di tempat yang mereka anggap ternyaman saat menulis teks cerita pendek, mereka mampu mengungkapkan ide dan gagasan yang hendak ditulis. Berbeda dengan perlakuan pertama pada kelas kontrol, siswa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menemukan gagasan-gagasan saat diminta mendeskripsikan pengalaman yang pernah dialami dalam penulisan teks cerita pendek. Hanya beberapa siswa yang mengemukakan gagasannya.
Pada pertemuan kedua kelas eksperimen, siswa diberi perlakuan dengan menulis teks cerita pendek bertema persahabatan dengan membebaskan siswa menulis di manapun yang ingin dia mau. Misalnya, taman sekolah, masjid, dan sebagainya. Pada perlakuan kedua ini penemuan gagasan dan pembuatan teks cerita pendek dilakukan secara berkelompok. Satu kelompok terdiri dari dua siswa. Masing-masing siswa mengerjakan tugas menulis teks cerita pendek pada awal cerita sekitar satu atau dua paragraf, kemudian hasil kerja tersebut ditukar dengan pasangannya dan pasangannya tersebut harus melanjutkan cerita yang sudah ditulis. Semua siswa mengerjakan dengan tertib dan tidak ramai. Hasil yang diperolehpun cukup memuaskan, hampir semua siswa membuat teks cerita pendek yang baik. Imajinasinya cukup bervariatif.
Perlakuan ketiga pada kelas eksperimen digunakan tema kasih sayang seorang ibu. Pembuatan teks cerita pendek pada perlakuan ini dilakukan secara individu. Karena semua anak sudah pernah mengalami peristiwa tentang kasih sayang entah seorang ibu, maka cerita pendek yang mereka hasilkan pun cukup memuaskan. Banyak pilihan kata yang digunakan mampu membangun keindahan dalam cerita pendek yang mereka buat. Perlakuan ketiga pada kelas kontrol, siswa diminta membuat cerpen secara individu tentang pengalaman mereka tentang kasih sayang seorang ibu. Pada perlakuan ketiga ini siswa mulai merasa jenuh untuk membuat cerpen.
Pada perlakuan keempat, semua siswa diminta membuat cerita pendek tentang percintaan. Pada kelas eksperimen digunakan metode karya wisata. Masing-masing anak dipersilahkan memilih tempat atau lokasi yang akan dituju untuk menulis cerpen. Pada kelas kontrol tidak diterapkan metode karya wisata untuk membantu siswa menulis teks cerita pendek. Alhasil waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembuatan teks cerita pendek pada kelas kontrol lebih banyak dibutuhkan dari pada kelas eksperimen. Pilihan kata dan susunan kata yang dihasilkan pun berbeda, pada kelas eksperimen pilihan dan susunan katanya lebih rapi dan menarik dibanding kelas kontrol.
Beberapa hal di atas membuktikan bahwa dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan metode karya wisata lebih efektif dibanding pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak menggunakan metode karya wisata. Akan tetapi, hal-hal tersebut belum cukup kuat untuk menilai keefektifan penggunaan metode karya wisata. Untuk memperkuat bukti bahwa media gambar peristiwa lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek maka dilakukan analisis menggunakan uji-t. Analisis tersebut dilakukan  pada data skor pretest dan posttest kelompok eksperimen kemudian dibandingkan dengan skor pretest dan posttest kelompok kontrol.
Dengan membandingkan hasil uji-t dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut jelas diketahui bahwa pada kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang menggunakan metode karya wisata memiliki peningkatan kemampuan menulis teks cerita pendek yang lebih signifikan daripada kelompok kontrol. Perhitungan tersebut cukup jelas membuktikan bahwa metode karya wisata efektif digunakan pada pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dengan metode karya wisata, pembelajaran menulis teks cerita pendek lebih efektif dibanding pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak menggunakan metode karya wisata. Metode karya wisata mampu membantu siswa dalam menemukan ide dan gagasan untuk menulis teks cerita pendek. Metode karya wisata juga membantu siswa dalam hal kejenuhan berada di ruang kelas dan saat dihadapkan pada situasi bosan. Melalui metode karya wisata, siswa dengan mudah menemukan gagasan-gagasan dan imajinasi yang harus dituangkan ke lembaran kertas dengan tidak membutuhkan waktu yang lama. Gagasan-gagasan yang ditemukan dalam sebuah teks cerita pendek juga mempunyai kejelasan isi dan susunan kata yang lebih rapi.
Berbeda dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Saat siswa diminta menentukan sebuah ide dan gagasan yang menarik untuk kemudian dibuat teks cerita pendek, mereka memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu gagasan-gagasan yang ditemukan pun membutuhkan waktu yang lebih lama, walau pada akhirnya mereka mampu membuat sebuah teks cerita pendek yang cukup baik. Selama perlakuan dalam pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terlihat bahwa siswa pada kelompok eksperimen lebih bisa berkonsentrasi dan lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Berbeda dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode karya wisata, siswa pada kelas ini terlihat kurang tertarik mengikuti proses belajar mengajar di kelas, terlebih saat mereka ditugaskan untuk membuat teks cerita pendek.

DAFTAR PUSTAKA
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Hamdayama, Jumanta. 2015. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.   Bogor: Ghalia Indonesia.
Kartika, Ani Yuli. 2016. Keefektifan Medel Take and Give dalam Pembelajaran Menulis   Cerpen pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kendal Tahun Ajaran 2015/2016.
Kusumaningsih, Dewi dkk. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Rakhmawati, Sri. 2011. Keefektifan Penggunaan Media Gambar Peristiwa dalam Meningkatkan Ketrampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta.
Yunus, Syarifudin. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.



No comments:

Post a Comment