Keefektifan Metode Karya Wisata dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus 2017/2018
Erilla Iftiana Prastiwi 14410159 6 C
PBSI FPBS Universitas PGRI Semarang
Email:
erillaiftianaprastiwi@gmail.com
Abstrak
Tujuan penulisan artikel
ini adalah mendiskripsikan efektifnya metode karya wisata dalam pembelajaran
menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus 2017/2018.
Hasil pembahasan artikel ini menjelaskan bahwa pembelajaran menulis teks cerita
pendek lebih efektif dibanding pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak
menggunakan metode karya wisata. Metode karya wisata mampu membantu siswa dalam
menemukan ide dan gagasan untuk menulis teks cerita pendek. Gagasan-gagasan
yang ditemukan dalam sebuah teks cerita pendek juga mempunyai kejelasan isi dan
susunan kata yang lebih rapi. Berbeda dengan kelas kontrol yang tidak
menggunakan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.
Saat siswa diminta menentukan sebuah ide dan gagasan yang menarik untuk
kemudian dibuat teks cerita pendek, mereka memerlukan waktu yang cukup lama.
Selain itu gagasan-gagasan yang ditemukan pun membutuhkan waktu yang lebih
lama, walau pada akhirnya mereka mampu membuat sebuah teks cerita pendek yang
cukup baik.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Cerita
pendek merupakan salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut
kisahan prosa pendek. Cerpen adalah cerita yang singkat, padat, dan jelas (Yunus,
2015:69). Pembelajaran menulis teks cerita pendek, siswa diharapkan memiliki
kompetensi untuk menyusun karangan dan menulis prosa sederhana. Pembelajaran
menulis teks cerita pendek penting bagi siswa, karena cerita pendek dapat
dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Pada kurikulum 2013, khususnya untuk
siswa SMP kelas VII terdapat beberapa ketrampilan menulis, salah satunya adalah
menulis teks cerita pendek. Cerita pendek merupakan salah satu ragam fiksi atau
cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. Hal tersebut termuat
dalam silabus bahasa Indonesia SMP Kelas VII kurikulum 2013.
Kemampuan menulis teks cerita pendek
yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis teks cerita
pendek dengan baik dan sebagian siswa yang lain masih belum mampu menulis teks
cerita pendek dengan baik. Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh dalam pra-penelitian pada observasi awal
terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus tahun ajaran 2017/2018,
telah diketahui banyak siswa yang belum terampil dalam kegiatan menulis teks
cerita pendek. Hal tersebut dikarenakan siswa jenuh, bosan, tidak mendapat
inspirasi, tidak dapat menuangkan ide dan gagasan. Akhirnya, hasil belajar
siswa mengenai pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak maksimal. Salah satu pendukung yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan metode yang pada
akhirnya dapat memberikan hasil maksimal pada hasil belajar peserta didik. Metode merupakan jalan atau cara yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berfungsi sebagai salah satu
alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan
pengajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
ketrampilan menulis teks cerita pendek adalah metode karya wisata. Metode karya
wisata adalah salah satu upaya terciptanya pembelajaran, terhindar dari
kejenuhan dan kebosanan. Siswa dapat belajar secara mendalam lebih mendalam
melalui objek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yang
memiliki banyak keterbatasan. Karya wisata dapat menolong anak untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keefektifan penggunaan metode
karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Jekulo Kudus 2017/2018?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan keefektifan penggunaan metode karya wisata terhadap
pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Jekulo Kudus 2017/2018.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, hasil
penelitian ini juga dapat untuk menambah wawasan tentang penelitian
pembelajaran menulis teks cerita pendek. Sedangkan, secara praktis dari hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti. Penelitian
ini dapat memberikan masukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
lebih mengetahui beberapa alasan hasil belajar siswa tidak maksimal dalam
pembelajaran menulis teks cerita pendek sehingga guru itu dapat mencoba menggunakan
metode karya wisata. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memudahkan dalam menentukan ide menulis teks cerita pendek. Bagi peneliti
selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan gambaran untuk dapat mengembangkan
penelitian yang sejenis dan dapat menyempurnakan penelitian ini.
Landasan
Teori
Pengertian
metode karya wisata
Metode
karya wisata adalah metode pembelajaran dengan cara mengunjungi suatu objek
tertentu (Hamdayama, 2014:171).
Menurut
Hamdayama (2014:173), teknik karya wisata memiliki keunggulan, sebagai berikut.
(a)
Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada objek karya wisata itu, serta
mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin
diperoleh di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau ketrampilan mereka.
(b)
Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para
petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung
yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
(c)
Siswa dapat bertanya jawab, menemukan
sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya atau mencobakan
teorinya ke dalam praktik.
(d)
Siswa dapat memperoleh bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan
terpadu.
Pengertian
pembelajaran
Pembelajaran
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang
menggunakan media dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam pembelajaran terjadi transfer (pemindahan) sejumlah ilmu
pengetahuan, kemampuan teknologi, kebudayaan, nilai-nilai (value) maupun
berbagai macam ketrampilan (Hamdayama, 2014:41).
Pengertian
menulis
Menurut
Moeliono, ketrampilan menulis sangat penting bagi setiap siswa. Penulis perlu
memiliki banyak ide, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup. Hal ini merupakan modal dasar yang harus dimiliki
dalam kegiatan menulis (Kusumaningsih dkk, 2013:66).
Menurut Tarigan, kegiatan menulis
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Menulis
berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara
tersurat. Menulis dapat berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Pada
prinsipnya fungsi dari tulisan ini adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar
berpikir secara kritis (Dalman, 2014:1).
Pengertian
cerita pendek
Cerita
pendek merupakan salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut
kisahan prosa pendek. Cerpen adalah cerita yang singkat, padat, dan jelas
(Yunus, 2015:69).
Struktur cerita
pendek terdiri dari:
1)
Judul yang harus diisi terlebih dahulu
untuk memulai alur cerita pendek.
2)
Orientasi yaitu pendahuluan sebagai awal
kejadian suatu cerita. Pada bagian ini pengenalan tokoh dan penjelasan setting
atau latar waktu dan tempat terjadinya peristiwa.
3)
Komplikasi yaitu munculnya konflik, reaksi
para pelaku dan konflik yang semakin meningkat.
4)
Klimaks yaitu konflik yang memuncak.
5)
Resolusi berisi penyelesaian masalah yang
dihadapi para pelaku.
Tinjauan
Pustaka
Pada
subbab ini dikemukakan hasil analisis peneliti sebelumnya mengenai konsep yang
memiliki keterkaitan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu berjudul
“Keefektifan Penggunaan Metode Karya Wisata terhadap Pembelajaran Menulis Teks
Laporan Hasil Observasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Godong Kabupaten
Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016”, oleh Sabrina Anggraeni (11410324), Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni, Universitas PGRI Semarang.
Dalam penelitian ini menggunakan
metode yang lebih efektif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsikan keefektifan penggunaan metode karya wisata terhadap
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMA Negeri
1 Godong Kabupaten Grobogan. Metode pengumpulan data yang digunakan Ningrum
dalam penelitiannya adalah teknik tes esai, teknik observasi, dan teknik
dokumentasi. Tes esai dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis
teks laporan hasil observasi. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data
pemahaman siswa dalam memahami teks pada proses pembelajaran. Teknik
dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket lembar observasi,
lembar pengamatan keaktifan siswa, dan lembar hasil penilaian siswa. Adapun
teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan
uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keefektifan penggunaan
metode karya wisata terhadap pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
pada siswa kelas SMA Negeri 1 Godong.
Metode
penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan metode karya wisata. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Jekulo Kudus, sedangkan sampelnya
adalah siswa kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas
eksperimen SMP Negeri 1 Jekulo Kudus.
Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik non tes.
Teknik tes berupa soal-soal tertulis mengenai teks cerita pendek yang harus
dikerjakan siswa, sedangkan teknik non tes yang digunakan adalah wawancara dan
observasi.
Berikut
ini adalah data wawancara dengan guru sebelum observasi.
A : Maaf, Pak.
Saya ingin bertanya mengenai kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek.
Karena, di dalam KD Kurikulum 2013, siswa kan dituntut untuk menghasilkan
sebuah teks, salah satunya cerita pendek.
B :
Kemampuan siswa ya lumayan. Namun, sering ada siswa yang mengeluh jika diberi
tugas untuk menulis sebuah teks cerita pendek.
A
: Mengeluh karena apa, Pak?
B
: Karena bingung. Katanya sulit, tidak ada ide dan imajinasi yang muncul
di fikiran.
A : Maaf,
Bapak. Biasanya Bapak menggunakan metode, model, media, atau strategi apa dalam
mengajarkan teks cerita pendek?
B : Saya
biasanya hanya ceramah, memberikan contoh teks cerita pendek, kemudian memberi
tugas kepada siswa menulis tentang apa saja bebas, berdasarkan pengalaman
pribadi misal.
A : Lalu
bagaimana dengan hasil belajar siswa dalam menulis teks cerita pendek, Pak?
B : Secara
rata-rata memang kurang memuaskan dan masih rendah jika dibandingkan hasil
belajar dalam kemampuan menulis teks yang lainnya. Karena, cerita pendek memang
gampang-gampang susah. Untuk menghasilkan karya yang baik dan menarik minat
pembaca memang butuh pemilihan diksi, imajinasi, dan ide-ide yang luar biasa.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian
yang dilakukan, secara keseluruhan memperhatikan adanya keefektifan penggunaan
metode karya wisata dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Jekulo Kudus. Keefektifan dapat diketahui dengan cara
menghubungkan kondisi awal dan kondisi akhir dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen setelah diberi perlakuan. Sebelum kedua kelompok tersebut diberi
perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal
kedua kelompok dalam menulis teks cerita pendek. Setelah dilakukan pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemudian peneliti menjaring data dengan
menggunakan instrumen penelitian yang berupa pedoman penskoran menulis teks
cerita pendek.
Setelah didapatkan data
tersebut, kemudian dilanjutkan dengan analisis data menggunakan uji-t. Analisis
data tersebut dilakukan untuk membandingkan skor pretest kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen. Analisis data pada skor pretest bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal menulis teks cerita pendek dari kedua kelompok. Hasil
uji-t pada skor pretest tidak menunjukkan perbedaan keterampilan menulis teks
cerita pendek antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata
lain, keadaan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama.
Setelah pretest dilakukan
kemudian kedua kelompok tersebut mendapatkan perlakuan. Dalam pembelajaran
menulis teks cerita pendek, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan
metode karya wisata, sementara kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah
mendapatkan perlakuan, kemudian diberikan posttest. Posttest diberikan kepada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest yang diberikan sama dengan pretest,
yaitu tes kemampuan menulis teks cerita pendek. Posttest diberikan dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan. Dari hasil
posttest tersebut akan diketahui peningkatan kemampuan menulis teks cerita
pendek dari kedua kelompok tersebut. Pada posttest kelompok kontrol tidak
terjadi peningkatan pada kategori tinggi. Sementara posttest pada kelompok
eksperimen mengalami peningkatan pada kategori tinggi. Hasil dari posttest
kelompok kontrol adalah dua siswa pada kategori rendah, dua puluh siswa pada
kategori sedang dan sepuluh siswa pada kategori tinggi. Hasil dari posttest kelompok
eksperimen tidak ada siswa yang mendapat nilai pada kategori rendah, lima siswa
pada kategori sedang, dan dua puluh tujuh siswa pada kategori tinggi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil
posttest kemampuan menulis teks cerita pendek antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen memiliki peningkatan kemampuan menulis
teks cerita pendek yang lebih signifikan daripada kelompok kontrol.
Berdasarkan pengertian di
atas, metode karya wisata layak digunakan sebagai salah satu media pembelajaran
yang dapat membantu guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
dicantumkan dalam rencana pembelajaran. Dengan kata lain, metode karya wisata
memang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa
SMP Negeri 1 Jekulo Kudus. Pada kenyataannya, selama proses pembelajaran
menulis teks cerita pendek nampak perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Perbedaan-perbedaan tersebut selain nampak dari perbandingan skor
kedua kelompok, juga nampak dari kesulitan siswa yang dihadapi pada waktu
perlakuan pada kedua kelas sedang berlangsung.
Pada perlakuan pertama
kelas eksperimen siswa diberikan perlakuan dengan keluar ruangan menuju tempat
di manapun siswa mau, asal masih dalam lingkungan sekolah dan tidak mengganggu
siswa lain. Siswa diberikan tugas untuk menulis teks cerita pendek berdasarkan
pengalaman pribadi. Dengan kondisi di tempat yang mereka anggap ternyaman saat
menulis teks cerita pendek, mereka mampu mengungkapkan ide dan gagasan yang
hendak ditulis. Berbeda dengan perlakuan pertama pada kelas kontrol, siswa membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk menemukan gagasan-gagasan saat diminta
mendeskripsikan pengalaman yang pernah dialami dalam penulisan teks cerita
pendek. Hanya beberapa siswa yang mengemukakan gagasannya.
Pada pertemuan kedua
kelas eksperimen, siswa diberi perlakuan dengan menulis teks cerita pendek
bertema persahabatan dengan membebaskan siswa menulis di manapun yang ingin dia
mau. Misalnya, taman sekolah, masjid, dan sebagainya. Pada perlakuan kedua ini
penemuan gagasan dan pembuatan teks cerita pendek dilakukan secara berkelompok.
Satu kelompok terdiri dari dua siswa. Masing-masing siswa mengerjakan tugas
menulis teks cerita pendek pada awal cerita sekitar satu atau dua paragraf, kemudian
hasil kerja tersebut ditukar dengan pasangannya dan pasangannya tersebut harus
melanjutkan cerita yang sudah ditulis. Semua siswa mengerjakan dengan tertib
dan tidak ramai. Hasil yang diperolehpun cukup memuaskan, hampir semua siswa
membuat teks cerita pendek yang baik. Imajinasinya cukup bervariatif.
Perlakuan ketiga pada
kelas eksperimen digunakan tema kasih sayang seorang ibu. Pembuatan teks cerita
pendek pada perlakuan ini dilakukan secara individu. Karena semua anak sudah
pernah mengalami peristiwa tentang kasih sayang entah seorang ibu, maka cerita
pendek yang mereka hasilkan pun cukup memuaskan. Banyak pilihan kata yang
digunakan mampu membangun keindahan dalam cerita pendek yang mereka buat. Perlakuan
ketiga pada kelas kontrol, siswa diminta membuat cerpen secara individu tentang
pengalaman mereka tentang kasih sayang seorang ibu. Pada perlakuan ketiga ini
siswa mulai merasa jenuh untuk membuat cerpen.
Pada perlakuan keempat,
semua siswa diminta membuat cerita pendek tentang percintaan. Pada kelas
eksperimen digunakan metode karya wisata. Masing-masing anak dipersilahkan
memilih tempat atau lokasi yang akan dituju untuk menulis cerpen. Pada kelas
kontrol tidak diterapkan metode karya wisata untuk membantu siswa menulis teks
cerita pendek. Alhasil waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembuatan teks
cerita pendek pada kelas kontrol lebih banyak dibutuhkan dari pada kelas
eksperimen. Pilihan kata dan susunan kata yang dihasilkan pun berbeda, pada
kelas eksperimen pilihan dan susunan katanya lebih rapi dan menarik dibanding
kelas kontrol.
Beberapa hal di atas
membuktikan bahwa dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan metode
karya wisata lebih efektif dibanding pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak
menggunakan metode karya wisata. Akan tetapi, hal-hal tersebut belum cukup kuat
untuk menilai keefektifan penggunaan metode karya wisata. Untuk memperkuat
bukti bahwa media gambar peristiwa lebih efektif digunakan dalam pembelajaran
menulis teks cerita pendek maka dilakukan analisis menggunakan uji-t. Analisis
tersebut dilakukan pada data skor
pretest dan posttest kelompok eksperimen kemudian dibandingkan dengan skor
pretest dan posttest kelompok kontrol.
Dengan membandingkan
hasil uji-t dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut jelas
diketahui bahwa pada kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang menggunakan
metode karya wisata memiliki peningkatan kemampuan menulis teks cerita pendek
yang lebih signifikan daripada kelompok kontrol. Perhitungan tersebut cukup
jelas membuktikan bahwa metode karya wisata efektif digunakan pada pembelajaran
menulis teks cerita pendek siswa kelas VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dengan metode karya
wisata, pembelajaran menulis teks cerita pendek lebih efektif dibanding
pembelajaran menulis teks cerita pendek tidak menggunakan metode karya wisata.
Metode karya wisata mampu membantu siswa dalam menemukan ide dan gagasan untuk
menulis teks cerita pendek. Metode karya wisata juga membantu siswa dalam hal
kejenuhan berada di ruang kelas dan saat dihadapkan pada situasi bosan. Melalui
metode karya wisata, siswa dengan mudah menemukan gagasan-gagasan dan imajinasi
yang harus dituangkan ke lembaran kertas dengan tidak membutuhkan waktu yang
lama. Gagasan-gagasan yang ditemukan dalam sebuah teks cerita pendek juga
mempunyai kejelasan isi dan susunan kata yang lebih rapi.
Berbeda dengan kelas
kontrol yang tidak menggunakan metode karya wisata dalam pembelajaran menulis
teks cerita pendek. Saat siswa diminta menentukan sebuah ide dan gagasan yang
menarik untuk kemudian dibuat teks cerita pendek, mereka memerlukan waktu yang
cukup lama. Selain itu gagasan-gagasan yang ditemukan pun membutuhkan waktu
yang lebih lama, walau pada akhirnya mereka mampu membuat sebuah teks cerita
pendek yang cukup baik. Selama perlakuan dalam pembelajaran pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen terlihat bahwa siswa pada kelompok eksperimen
lebih bisa berkonsentrasi dan lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Berbeda dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode karya
wisata, siswa pada kelas ini terlihat kurang tertarik mengikuti proses belajar
mengajar di kelas, terlebih saat mereka ditugaskan untuk membuat teks cerita
pendek.
DAFTAR
PUSTAKA
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali
Pers.
Hamdayama, Jumanta.
2015. Model dan Metode Pembelajaran
Kreatif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Kartika, Ani Yuli.
2016. Keefektifan Medel Take and Give
dalam Pembelajaran Menulis Cerpen pada
Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kendal Tahun Ajaran 2015/2016.
Kusumaningsih, Dewi
dkk. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi.
Rakhmawati, Sri. 2011. Keefektifan
Penggunaan Media Gambar Peristiwa dalam Meningkatkan Ketrampilan Menulis Puisi
pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta.
Yunus, Syarifudin.
2015. Kompetensi Menulis Kreatif.
Bogor: Ghalia Indonesia.
No comments:
Post a Comment