Laman

Saturday, June 17, 2017

Campur Kode Dalam Pembelajaran Teks Negosiasi Pada Siswa Kelas X Sma N 3 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017


KHIRZUL AMALIA,14410096,PBSI,FPBS,UPGRIS
Ifadaiqzula@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Campur Kode Dalam Pembelajaran Teks Negosiasi Pada Siswa Kelas X SMA N 3 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 . Adapun permasalahannya adalah Bagaimana campur kode dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X SMA N 3 Semarang. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengetahui wujud campur kode dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X SMA N 3 Semarang.
Tulisan ini merupakan tulisan berdasarkan penelitian kualitatif. Melalui populasi dan sampel yang telah didapatkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang bahasa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagai pembelajaran bahasa Indonesia, selayaknya seorang pendidik memberikan contoh menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Akan tetapi, dalam kenyataannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia seorang pendidik masih menggunakan B1 maupun B2 di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan adanya hal tersebut, seorang pendidik memiliki alasan bahawa menggunakan B1 maupun B2 dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran agar dengan mudah diterima oleh peserta didik.

Kata kunci : campur kode, pembelajaran, teks negosiasi

A.    Pendahuluan
Kemampuan berbahasa memiliki empat komponen keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak tatap muka dengan yang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk menyampaikan gagasan dan pemikiran yang  dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam  kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak . Kemahiran siswa untuk terampil menulis tidak dimiliki sejak lahir secara otomatis, akan tetapi didapat secara bertahap melalui proses belajar berbahasa yang baikdan benar, agar siswa dapat terampil menuangkan pemikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Pembelajaran sastra sebagai salah satu kegiatan pembelajaran yang diterapkan di sekolah juga memiliki keterkaitan dengan pembelajaran menulis. Sastra merupak pembelajaran yang kurang mendapatkan perhatian dari siswa. Siswa kurang meminati pembelajaran sastra karena sastra merupakan pembelajaran yang menurut mereka sulit untuk dipelajari.
Pembelajaran menulis sudah lama dilaksanakan dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah tapi masih sering dijumpai hasil yang belum optimal karena metode yang digunakan kurang sesuai. Siswa masih banyak yang bingung ketika diminta untuk menulis, seperti pada saat menulis sebuah teks negosiasi, siswa masih belum memperhatikan diksi yang tepat.
Menulis teks negosiasi  merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa di sekolah. Di dalam kurikulum Bahasa Indonesia, materi menulis teks Negosiasi terdapat pada pembelajaran yang diajarkan di kelas X SMA. Sesuai dengan RPP kurikulum 2013, pembelajaran menulis teks negosiasi ini  mempelajari teks negosiasi dengan menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup), dan kebahasaan teks negosiasi baik lisan maupun tulisan. Hal itu berkaitan erat dengan latihan penulisan yang baik dan benar pada tuturan teks negosiasi.
Pada penelitian ini, masih banyak siswa yang kurang memperhatiakn kosa kata yang ada pada penulisan teks negosiasi. Hal tersebut membuat hasil dari teks negosiasi tersebut masih kurang sempurna. Tidak hanya itu, bentuk penulisan yang ada pada teks negosiasi yang telah ditulis oleh para siswa masih terpengaruhi oleh bahasa B1 dan B2 dari siswa tersebut. Dengan adanya B1 dan B2 tersebut memicu siswa masih sering terbawa dengan bahasa masing-masing.
B.     Metode Penelitian
1.      Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Djajasudarma (1993:10) penelitian kualitatif di dalam linguistik selalu ditunjang dengan kuantitatif dari segi perhitungan data. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji atau menggambarkan suatu kejadian secara nyata, sistematis, dan akurat yang telah dilakukan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan metode deskriptif, karena data yang dihasilkan dari penelitian bukanlah angka-angka, melainkan kata-kata atau gambaran sesuatu.
2.      Data dan Sumber Data

Sumber data adalah bahan atau segala keterangan mengenai variable yang diteliti. Sumber data pada hakikihnya objek sasaran penelitian beserta dengan konteksnya (Arikunto, 2007: 85). Data pada hakikatnya objek sarana penelitian beserta konteksnya. Data dalam penelitian ini adalah teks negosiasi karangan siswa kelas X SMA N 3 Semarang. Sumber data adalah bahan atau segala keterangan mengenai sesuatu yang akan diteliti.  Sumber data dalam  penelitian ini adalah teks negosiasi karangan siswa kelas X SMA N 3 Semarang.

3.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes yaitu wawancara.
1)      Teknik tes
Menurut Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi. Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi .
2)      Teknik non tes
a.       Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihak (Sudjana dan Ibrahim, 2009: 102). Data dalam penelitian ini adalah hasil kerja siswa dalam menulis contoh teks Negosiasi di kelas X SMA N 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017. Dengan cara membuat data yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa dalam memilih kata-kata yang sesuai dan tepat pada saat  siswa menulis teks Negosiasi.
4.      Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah pendeskripsian dengan menggunakan kalimat-kalimat yang mewakili hasil penelitian, tanpa menggunakan tanda, simbol ,maupun angka.
5.      Teknik Penyajian Data
Dalam penelitian ini, teknik penyajian data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data yang sudah terkumpul dan sudah dianalisis. Penelitian ini juga hasil dari perserta didik, yang kemudian peneliti menganalisis hasil data yang sudah terkumpulkan tersebut.
C.    Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan mengumpulkan hasil kerja siswa ini membuat peneliti mengatahui seberapa besar kesalahan yang ada pada hasil kerja siswa dalam membuat teks negosiasi. Dengan adanya membuat contoh teks negosiasi ini siswa dapat mengetahui kesalahan mereka dan dapat membenarkan kesalahan-kesalahan dalam menentukan diksi yang benar dalam menulis teks negosiasi. Tidak hanya itu, dengan membuat contoh teks negosiasi ini siswa menjadi tau penulisan diksi yang tepat, penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan menulis teks negosiasi dengan benar pada saat siswa mencoba menulis teks negosiasi , siswa juga dapat menambah wawasan ilmu tentang penulisan yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD tanpa menimbulkan kesalahan yang dipengaruhi oleh B1 terhadap B2. Karena masih bentuk penulisan yang ada pada teks negosiasi yang telah ditulis oleh para siswa masih terpengaruhi oleh bahasa B1 dan B2 dari siswa tersebut. Dengan adanya B1 dan B2 tersebut memicu siswa masih sering terbawa dengan bahasa masing-masing.
Bedasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa kesalahan pada penulisan teks negosiasi siswa kelas X SMA N 3 Semarang. Berikut hasil analisis kesalahan berbahasa pada teks negosiasi siswa kelas X SMA N 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.

            Teks 1
            Penumpang     :”Bang, ke pasar Johar ongkosnya berapa?
            Tukang Becak :”Sepuluh ribu aja mbak.”
            Penumpang     :”loh, kok mahal amat si bang?”
            Tukang Becak :”kalo segitu mah sudah standar dengan yang lainya mbak.”
            Penumpang     :”korting dong bang, tujuh ribu yo?”
            Tukang Becak:”duh, maaf sekali mbak, sudah ndak bisa mbak. Sudah harga standar.”
            Penumpang     :”iyo wis lah bang, yowes antar aku ke pasar Johar.”
            Tukang Becak:”oke mbak.”
            Dari hasil siswa tersebut terdapat campur kode yang terletak pada baris ke empat yang dituturkan oleh si Penumpang dengan campuran kata “loh” dan juga terletak pada tuturan selanjutnya ketika Tukang Becak menjawab pertanyaan dari si Penumpang “kalo segitu mah sudah standar dengan yang lainya mbak.” Selanjutnya terdapat pada baris ke lima yaitu kata “Korting” , kata korting berasal dari bahasa jawa yang artinya memotong.

            Teks 2
            Lia       :”bagaimana nanti sore fa? Jadi kan?”
            Fafa     :”jadi tho ya beb, ketemu di taman pukul 3 pye?”
            Lia       :”setuju”
Dalam teks di atas  yang terdapat pada baris kedua ”jadi tho ya beb, ketemu di taman pukul 3 pye?” seharusnya pengunaan katanya pada saat menulis “tho “ bisa ‘dong”, dan kata “pye” bisa diganti dengan “bagaimanga”.
Teks 3
Wahyu             :”dik, ntar kalo sudah siap langsung call ya.”
Didik               :”beres, kamu juga harus siap yu.”
Wahyu             :”kamu siap aku langsung on the way dik
Dalam Dalam teks di atas  yang terdapat pada baris pertama, kata “CALL “merupakan bahasa inggris, kata “CALL” bisa di ganti dengan menghubungi . kata “on the way “ juga bisa diganti dengan menggunakan kata langsung jalan.

D.    Kesimpulan
Pola penggunaan bahasa yang digunakan dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya masih terpengaruh bahasa B1 dan B2. Dengan adanya pengaruh bahasa tersebut masih banyak siswa yang kurang memperhatiakn kosa kata yang ada pada penulisan teks negosiasi. Hal tersebut membuat hasil dari teks negosiasi tersebut masih kurang sempurna. Tidak hanya itu, bentuk penulisan yang ada pada teks negosiasi yang telah ditulis oleh para siswa masih terpengaruhi oleh bahasa B1 dan B2 dari siswa tersebut. Dengan adanya B1 dan B2 tersebut memicu siswa masih sering terbawa dengan bahasa masing-masing. 

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Kosasih, Engkos :2013. Cerdas Berbahasa Indonesia:Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Penerbit Erlangga.


No comments:

Post a Comment