Campur Kode Dalam Pembelajaran Teks Negosiasi Pada Siswa Kelas X Sma N 3 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
KHIRZUL AMALIA,14410096,PBSI,FPBS,UPGRIS
Ifadaiqzula@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian
ini berjudul Campur Kode Dalam Pembelajaran Teks
Negosiasi Pada Siswa Kelas X SMA N 3 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 . Adapun permasalahannya adalah Bagaimana campur kode dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X
SMA N 3 Semarang. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengetahui wujud campur
kode dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X SMA N 3 Semarang.
Tulisan ini merupakan tulisan berdasarkan penelitian kualitatif. Melalui
populasi dan sampel yang telah didapatkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini,
peneliti meneliti tentang bahasa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Sebagai pembelajaran bahasa Indonesia, selayaknya seorang pendidik
memberikan contoh menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Akan tetapi, dalam
kenyataannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia seorang pendidik masih
menggunakan B1
maupun B2 di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan adanya
hal tersebut, seorang pendidik memiliki alasan bahawa
menggunakan B1 maupun B2 dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan untuk
menyampaikan tujuan pembelajaran agar dengan mudah diterima oleh peserta didik.
Kata kunci : campur
kode, pembelajaran, teks negosiasi
A.
Pendahuluan
Kemampuan berbahasa memiliki empat
komponen keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak tatap muka dengan
yang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk
menyampaikan gagasan dan pemikiran yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam
kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata.Keterampilan menulis tidak akan datang secara
otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak . Kemahiran siswa untuk terampil
menulis tidak dimiliki sejak lahir secara otomatis, akan tetapi didapat secara
bertahap melalui proses belajar berbahasa yang baikdan benar, agar siswa dapat
terampil menuangkan pemikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Pembelajaran sastra sebagai salah satu
kegiatan pembelajaran yang diterapkan di sekolah juga memiliki keterkaitan
dengan pembelajaran menulis. Sastra merupak pembelajaran yang kurang
mendapatkan perhatian dari siswa. Siswa kurang meminati pembelajaran sastra
karena sastra merupakan pembelajaran yang menurut mereka sulit untuk
dipelajari.
Pembelajaran menulis sudah lama
dilaksanakan dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah tapi masih sering
dijumpai hasil yang belum optimal karena metode yang digunakan kurang sesuai.
Siswa masih banyak yang bingung ketika diminta untuk menulis, seperti pada saat
menulis sebuah teks negosiasi, siswa masih belum memperhatikan diksi yang
tepat.
Menulis
teks negosiasi merupakan salah satu
keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa di sekolah. Di dalam kurikulum
Bahasa Indonesia, materi menulis teks Negosiasi terdapat pada pembelajaran yang
diajarkan di kelas X SMA. Sesuai dengan RPP kurikulum 2013, pembelajaran
menulis teks negosiasi ini mempelajari
teks negosiasi dengan menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan,
penawaran, persetujuan, penutup), dan kebahasaan teks negosiasi baik lisan
maupun tulisan. Hal itu berkaitan erat dengan latihan penulisan yang baik dan
benar pada tuturan teks negosiasi.
Pada penelitian ini, masih banyak siswa
yang kurang memperhatiakn kosa kata yang ada pada penulisan teks negosiasi. Hal
tersebut membuat hasil dari teks negosiasi tersebut masih kurang sempurna.
Tidak hanya itu, bentuk penulisan yang ada pada teks negosiasi yang telah
ditulis oleh para siswa masih terpengaruhi oleh bahasa B1 dan B2 dari siswa
tersebut. Dengan adanya B1 dan B2 tersebut memicu siswa masih sering terbawa
dengan bahasa masing-masing.
B.
Metode Penelitian
1.
Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan
pendekatan kualitatif. Menurut Djajasudarma (1993:10) penelitian kualitatif di
dalam linguistik selalu ditunjang dengan kuantitatif dari segi perhitungan
data. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Penelitian kualitatif deskriptif
bertujuan untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik
beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji atau
menggambarkan suatu kejadian secara nyata, sistematis, dan akurat yang telah
dilakukan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini
merupakan metode deskriptif, karena data yang dihasilkan dari penelitian
bukanlah angka-angka, melainkan kata-kata atau gambaran sesuatu.
2. Data dan Sumber Data
Sumber
data adalah bahan atau segala keterangan mengenai variable yang diteliti.
Sumber data pada hakikihnya objek sasaran penelitian beserta dengan konteksnya
(Arikunto, 2007: 85). Data pada hakikatnya objek sarana penelitian beserta
konteksnya. Data dalam penelitian ini adalah teks negosiasi karangan siswa kelas X SMA N 3 Semarang. Sumber data adalah bahan atau segala keterangan mengenai sesuatu
yang akan diteliti. Sumber data dalam penelitian
ini adalah teks negosiasi karangan siswa kelas X SMA N 3 Semarang.
3. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah teknik tes dan non tes yaitu wawancara.
1)
Teknik tes
Menurut
Arikunto (2010: 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi. Metode
tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi .
2)
Teknik non tes
a.
Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab
sepihak (Sudjana dan Ibrahim, 2009: 102). Data dalam penelitian ini adalah
hasil kerja siswa dalam menulis contoh teks Negosiasi di kelas X SMA N 3
Semarang tahun ajaran 2016/2017. Dengan cara membuat data yang dilakukan ini
adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa dalam memilih kata-kata
yang sesuai dan tepat pada saat siswa
menulis teks Negosiasi.
4. Teknik
Analisis Data
Dalam
penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah pendeskripsian
dengan menggunakan kalimat-kalimat yang mewakili hasil penelitian, tanpa
menggunakan tanda, simbol ,maupun angka.
5. Teknik Penyajian Data
Dalam
penelitian ini, teknik penyajian data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan
data yang sudah terkumpul dan sudah dianalisis. Penelitian ini juga hasil dari
perserta didik, yang kemudian peneliti menganalisis hasil data yang sudah
terkumpulkan tersebut.
C.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil dari penelitian
yang telah dilakukan dengan mengumpulkan hasil kerja siswa ini membuat peneliti
mengatahui seberapa besar kesalahan yang ada pada hasil kerja siswa dalam
membuat teks negosiasi. Dengan adanya membuat contoh teks negosiasi ini siswa
dapat mengetahui kesalahan mereka dan dapat membenarkan kesalahan-kesalahan
dalam menentukan diksi yang benar dalam menulis teks negosiasi. Tidak hanya
itu, dengan membuat contoh teks negosiasi ini siswa menjadi tau penulisan diksi
yang tepat, penelitian ini dapat meningkatkan
pengetahuan menulis teks
negosiasi dengan benar pada saat siswa
mencoba menulis teks negosiasi , siswa juga dapat menambah wawasan ilmu tentang
penulisan yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD tanpa menimbulkan
kesalahan yang dipengaruhi oleh B1 terhadap B2. Karena masih bentuk
penulisan yang ada pada teks negosiasi yang telah ditulis oleh para siswa masih
terpengaruhi oleh bahasa B1 dan B2 dari siswa tersebut. Dengan adanya B1 dan B2
tersebut memicu siswa masih sering terbawa dengan bahasa masing-masing.
Bedasarkan hasil penelitian, ditemukan
beberapa kesalahan pada penulisan teks negosiasi siswa kelas X SMA N 3 Semarang. Berikut hasil analisis
kesalahan berbahasa pada teks negosiasi siswa kelas X SMA N 3 Semarang tahun ajaran
2016/2017.
Teks 1
Penumpang :”Bang, ke pasar Johar ongkosnya berapa?
Tukang Becak :”Sepuluh ribu aja mbak.”
Penumpang :”loh, kok mahal amat si bang?”
Tukang Becak :”kalo segitu mah sudah standar dengan yang lainya mbak.”
Penumpang :”korting dong bang, tujuh ribu yo?”
Tukang Becak:”duh, maaf sekali mbak,
sudah ndak bisa mbak. Sudah harga standar.”
Penumpang :”iyo wis lah bang, yowes antar aku ke pasar Johar.”
Tukang Becak:”oke mbak.”
Dari hasil siswa tersebut terdapat
campur kode yang terletak pada baris ke empat yang dituturkan oleh si Penumpang
dengan campuran kata “loh” dan juga
terletak pada tuturan selanjutnya ketika Tukang Becak menjawab pertanyaan dari
si Penumpang “kalo segitu mah sudah
standar dengan yang lainya mbak.” Selanjutnya terdapat pada baris ke lima
yaitu kata “Korting” , kata korting
berasal dari bahasa jawa yang artinya memotong.
Teks 2
Lia :”bagaimana
nanti sore fa? Jadi kan?”
Fafa :”jadi
tho ya beb, ketemu di taman pukul 3 pye?”
Lia :”setuju”
Dalam
teks di atas yang terdapat pada baris
kedua ”jadi tho ya beb, ketemu di taman
pukul 3 pye?” seharusnya pengunaan katanya pada saat menulis “tho “ bisa ‘dong”, dan kata “pye” bisa diganti dengan “bagaimanga”.
Teks
3
Wahyu :”dik, ntar kalo sudah siap
langsung call ya.”
Didik :”beres, kamu juga harus siap
yu.”
Wahyu :”kamu siap aku langsung on the way dik
Dalam
Dalam teks di atas yang terdapat pada
baris pertama, kata “CALL “merupakan
bahasa inggris, kata “CALL” bisa di
ganti dengan menghubungi . kata “on the way “ juga bisa diganti dengan
menggunakan kata langsung jalan.
D.
Kesimpulan
Pola penggunaan bahasa yang digunakan
dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya masih terpengaruh
bahasa B1 dan B2. Dengan adanya pengaruh bahasa tersebut masih banyak siswa
yang kurang memperhatiakn kosa kata yang ada pada penulisan teks negosiasi. Hal
tersebut membuat hasil dari teks negosiasi tersebut masih kurang sempurna.
Tidak hanya itu, bentuk penulisan yang ada pada teks negosiasi yang telah
ditulis oleh para siswa masih terpengaruhi oleh bahasa B1 dan B2 dari siswa
tersebut. Dengan adanya B1 dan B2 tersebut memicu siswa masih sering terbawa
dengan bahasa masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur.
2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis
sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
(pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Kosasih, Engkos :2013. Cerdas
Berbahasa Indonesia:Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Penerbit Erlangga.
No comments:
Post a Comment