Laman

Saturday, June 17, 2017

Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Novel pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Semarang


Syabah Khakimah 14410095 PBSI FPBS UPGRIS

Abstrak

Tulisan ini  berjudul “Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran Menemukan unsur-unsur Intrinsik Novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Semarang”. Adapun permasalahannya adalah apa saja unsur intrinsik yang ada dalam novel Ayahku Bukan Pembohong dan bagaimana penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong dan penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohongkarya Tere Liye pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang.
Tulisan ini merupakan tulisan berdasarkan penelitian kualitatif. Adapun hasil analisis yang dilakukan, terdapat unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan)Pembohong di antaranya adalah tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar, dan amanat. Adapun model jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel.
Kata kunci : model jigsaw, unsur-unsur intrinsik, novel

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan, karena pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan sadar yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran khususnya dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga guru harus benar-benar membuat perencanaan pembelajaran yang baik. Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu menciptakan suasana belajar yang membuat siswa dapat berpartisipasi atau aktif selama pembelajaran berlangsung. Namun pada kenyataannya pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang bisa membuat siswa termotivasi dan merasa senang terhadap pembelajaran, sehingga pembelajaran pun monoton dan membosankan.            Pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel adalah salah satu materi yang diajarkan di kelas XI. Pada pembelajaran tersebut ternyata masih banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika diminta oleh guru untuk menemukan unsur-unsur intrinsik dalam novel. Selain itu, guru juga kurang selektif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran sastra, sehingga penulis melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Novel di SMA Negeri 3 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menentukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
C. Manfaat Penelitian
   Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan untuk memberikan informasi tentang gambaran unsur-unsur intrinsik yang ada dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye. Selain itu juga dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang konsep model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran menemukan unsur intrinsik dalam novel.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memberikan kesempatan kepada siswa agar berani menyampaikan ide gagasan maupun pemikiran mereka dengan adanya model pembelajaran yang diterapkan guru yaitu model pembelajaran jigsaw khususnya dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel.
b. Bagi Guru
Memberikan motivasi kepada guru agar melaksanakan pembelajaran yang lebih variatif agar siswa dapat berpartisipasi aktif dan tidak merasa bosan selama proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi mengenai model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran karya sastra.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengalaman secara langsung bagi peneliti dalam melakukan penelitian tentang penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik.

D. Landasan Teori
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang dilakukan guru untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Suprijono, 2009:13).
Pembelajaran adalah upaya sistematis yang dilakukan oleh guru untuk mewujudkan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Zainal Aqib, 2014:66).
Jadi, pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
2. Novel
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra. Novel sebagai karya sastra menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya, tentu saja juga bersifat imajinatif (Nurgiyantoro, 2007:4).
Novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekeliling dengan menonjolkan watak dan sifat perilaku (Suharianto, 1982: 31).     
Jadi novel merupakan salah satu karya sastra yang berisi atau menceritakan tentang kehidupan seseorang beserta lingkungannya dan memiliki unsur intrinsik seperti alur, plot, tokoh dan penokohan.
3. Model Jigsaw
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s (Aronson, Blaney, Stephen,Sikes, and SNAPP,1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya (Hamdayama, 2015:87).
Selain itu, lebih lanjut Hamdayama (2016: 121) menjelaskan bahwa Model pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yangmenuntut siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugasnya yaitu (1) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, (b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa bertanggungjawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan guru. (Hamdayama, 2015:87).
Jadi model jigsaw adalah model pembelajaran yang kooperatif yang sangat cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang memiliki empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini, akan dipaparkan beberapa hasil temuan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka yang dilakukan mengenai penggunaan permainan dalam strategi penilaian pembelajaran sastra diantaranya sebagai berikut.
Pembelajaran Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan Metode Resitasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Boja Kendal Tahun Ajaran 2013/2014 (Ari Dwi Budianto) menjadikan novel Sang Pemimpi sebagai bahan pembelajarn dalam menganalisis unsur intrinsik karena novel tersebut dinilai dapat mempengaruhi siswa agar menjadi lebih arif dan menjunjung tinggi tata cara berperilaku di dalam masyarakat. Novel Sang Pemimpi juga merupakan novel yang mudah dipahami, sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan dalam menganalisis isi novel. Adapun teknik pemberian tugas atau resitasi digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas.
Penerapan metode jigsaw  dalam pembelajaran nilai moral cerpen Pelajaran Berladang Kol karya Alizar tanjung pada siswa kelas xi sma Negeri 9 Semarang tahun ajaran 2015/2016 (Nelam Ruparao Sahili)dari peneletian tersebut yang diungkapkan adalah metode jigsaw yang membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yaitu kelompok ahli dan kelompok asal. Dalam setiap kelompok akan diberikan beberapa materi, satu anak mendapat satu sub bab yang telah mereka sapakati, mereka kemudian mencari dan menganalisis cerpen Pelajaran Berladang Kol yang telah dibagikan. Setelah itu setiap kelompok dengan siswa yang mengerjakan satu bab yang sama dikumpulkan untuk mendiskusikan sub bab yang mereka kerjakan. Setelah semua tim ahli kembali ke kelompok awal mereka menceritakan apa yang mereka dapat dari tim ahli. Setelah semua selesai, salah seorang siswa dalam satu kelompok maju dan mempresentasikan hasil mereka.
II. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif artinya yang dianalisis bentuk deskripsi, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar variabel.
1.      Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2013:15).
2.      Populasi dan Sampel
a.       Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
b.      Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Semarang.
3.      Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian  menurut Arikunto (2010: 203) adalah alat atau fasilitas  yang digunakan  oleh peneliti  dalam menngumpulkan data  agar pekerjaan peneliti  lebih mudah, hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah  diolah.  Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah buku-buku acunan  tentangteoripengkajianfiksi,  model pembelajaran, dan novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.

4.      Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
5.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka yang berarti studi tentang sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian sejenis, dokumen yang digunakan untuk mencari data-data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, gambar, dan data-data yang bukan angka-angka (Moleong, 2004:11). Selain itu, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini ada dua yaitu teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa menjelaskan unsur-unsur intrinsik novel, sedangkan teknik non tes dilakukan melalui wawancara tak terstruktur dan observasi yang digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel dengan menggunakan model jigsaw.
6.      Teknik Analisis Data
Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut.
a.    Membaca sumber data yaitu novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
b.    Menganalisis data penelitian berupa unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
c.    Menuliskan data-data tersebut di kartu data sesuai dengan fokus yang akan diteliti yaitu unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
d.   Menganalisis penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menentukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
7.      Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Dalam kegiatan penyajian hasil analisis data ini, peneliti menggunakan metode informal. dengan metode informal ini, pemaparan hasil analisis data dilaksanakan dengan deskripsi khas verbal dengan kata-kata tanpa disertai dengan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993: 145). DalamPenelitianiniakanmendiskripsikan mengenai penerapanmodel jigsaw dalampembelajaran menentukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku(Bukan) Pembohong karya Tere Liye pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.


III. Hasil dan Pembahasan
     Ayahku (Bukan) Pembohong merupakan salah satu novel karya Tere Liye yang menceritakan kisah seorang ayah yang membesarkan anaknya yang bernama Dam dengan cerita-cerita petualangan hebat semasa mudanya, sehingga ia tumbuh dengan cara berpikir yang berbeda dengan anak lainnya. Dalam novel tersebut dijelaskan bahwa sang ayah begitu terkenal dikotanya, terkenal tak pernah mengatakan kebohongan. Semua orang juga seakan-akan tahu dan mengenal tokoh ayah adalah orang yang sederhana. Hidup dipenuhi dengan rasa optimis, rasa percaya diri, dan kalimat-kalimat positif.
     Dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye ini, yang akan penulis teliti adalah (1) unsur-unsur intrinsik novel yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, plot atau alur, latar, dan amanat (2) penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel di SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017. Unsur-unsur intrinsik dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong adalah sebagai berikut.
     Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok persoalan atau sesuatu yang menjadi pokok pemikiran. Tema dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye adalah cara mendidik anak melalui cerita-cerita, sehingga dari cerita-cerita itu anak menjadi pribadi yang santun, tangguh, pantang menyerah, dan memiliki pola pemikiran yang berbeda dengan anak yang lainnya. Pada dasarnya cara mendidik anak tidak melulu dengan nasihat-nasihat, akan tetapi dapat dilakukan dengan memberikan contoh dalam bentuk sebuah cerita yang memang dapat menjadikan anak mengingatnya sampai ia tumbuh dewasa dan menerapkannya dalam kehidupannya.
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam peristiwa atau cerita rekaan. Tokoh-tokoh dalam cerita rekaan selalu memiliki sifat, sikap, tingkah laku, dan watak-watak tertentu. Pemberian watak terhadap tokoh-tokoh inilah yang biasa disebut penokohan. Tokoh dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye diantaranya adalah Dam, ayah, ibu,  Taani (istri Dam), Jarjit, dan sebagainya. Dam merupakan tokoh utama, seorang anak laki-laki yang tumbuh menjadi anak yang baik, suka menolong, sabar, pantang menyerah, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan sederhana berkat cerita-cerita hebat petualangan ayahnya semasa muda. Ayah adalah tokoh yang sederhana, pekerjaannya hanya pegawai negeri biasa meskipun lulusan ilmu hukum universitas ternama di Eropa. Dalam novel dijelaskan bahwa semua orang seakan tahu dan mengenal tokoh ayah ini adalah seseorang yang sederhana, selalu jujur, percaya diri, dipenuhi dengan rasa optimis dan kalimat-kalimat positif. Ibu adalah tokoh yang sangat baik, perhatian, dan penyayang terhadap keluarga. Taani (istri Dam) adalah tokoh yang pandai mengendalikan emosi dan suasana disekelilingnya. Ia mampu meredam amarah suaminya. Taani adalah wanita yang berhati lembut dan penyayang. Jarjit adalah teman sekolah masa kecil Dam. Tokoh yang berasal dari keluarga kaya raya yang menjadikannya begitu sombong dengan segala yang Ia punya.
Plot atau lur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu dan utuh. Alur bisa juga disebut dengan plot. Alur dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong ini adalah alur sorot balik, cerita dimulai dari klimaks di mana permasalahan sedang memuncak dan dianggap telah selesai, padahal cerita sedang tertahan satu sama lain dan permasalahan tersebut belum terpecahkan.
Latar adalah lingkungan terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Latar dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Sudut pandang adalah strategi, teknik, siasat yang sengaja dipilih oleh pengarang untuk mengemukakan ide, gagasan, maupun ceritanya. Latar tempat dalam novel ini adalah di rumah, di sekolah, di stadion sepak bola, di kolam renang, di perpustakaan sekolah Akademi Gajah, Stasiun kereta, di rumah sakit, dan di pemakaman. Latar waktu yang paling menonjol adalah pada malam hari tepatnya ketika Ayah Dam bercerita kepada cucu-cucunya, saat Dam pulang bekerja, saat menemani ibu sebelum tidur, dan lain-lain. Latar suasana yang menggambarkan saat hujan turun, saat matahari pagi bersinar, suasana keributan, dan lain-lain.
       Amanat adalah nilai moral atau pesan yang berisi pelajaran hidup yang disampaikan oleh penulis selaku pencipta karya sastra kepada pembaca melalui karya sastra yang dibaca. Amanat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohongdiantaranya adalahsudah sepatutnya anak mempercayai perkataan orang tua. Sekalipun itu bukan sebuah kebenaran pasti orang tua memiliki alasan tersendiri mengapa menceritakan atau mengatakan hal-hal tersebut. Selain itu, dari kejujuran ayah yang mengemukakan bahwa sejatinya kebahagiaan itu berasal dari hati sendiri, bukan karena harta benda, ketenaran, apalagi kekuasaan.
     Langkah-langkah dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye menggunakan model Jigsaw adalah sebagai berikut. Model Jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975). Model ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Dalam Jigsaw ini, guru harus memahami kemampuan siswa, membantu siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengolah informasi serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa. Adapun sintak model Jigsaw dapat dilihat sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang. Tiap orang dalam kelompok diberi sub topik yang berbeda. Dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik setiap orang dalam kelompok diberikan subtopik yang berbeda. Misalnya ada yang memperoleh subtopik tema, tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan penjelasan mengenai topik yang akan mereka pelajari pada pertemuan hari itu. Akan lebih baik jika guru menuliskan topik di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang akan mereka pelajari.
b. Setiap kelompok mendiskusikan subtopik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang bergabung dalam kelompok ahli.
c. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintergrasikan semua subtopik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
d. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.
e. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang telah mereka kuasai kepada rekan kelompoknya.

IV. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Ayahku (Bukan) Pembohong memiliki unsur-unsur intrinsik seperti tema, tokoh dan penokohan, plot atau alur, latar, dan amanat. Adapun model jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel.



DAFTAR PUSTAKA
E-Jurnal. 2013. Pengertian novel menurut para ahli. http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-menurut-para-ahli.html?m=1. Diakses pada 26 Maret 2017
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelaajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hamdayama, Jumanta 2014. Model dan Metode Pembelajaran  Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia
Liye, Tere. 2014. Ayahku (Bukan) Pembohong. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ratna, Nyoman Kuntha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


No comments:

Post a Comment