Penerapan
Model Jigsaw dalam
Pembelajaran Menentukan Unsur-unsur Intrinsik Novel
pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Semarang
Syabah Khakimah 14410095 PBSI FPBS UPGRIS
Abstrak
Tulisan
ini berjudul “Penerapan Model Jigsaw
dalam Pembelajaran Menemukan unsur-unsur Intrinsik Novel Ayahku (Bukan)
Pembohong karya Tere Liye Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Semarang”.
Adapun permasalahannya adalah apa saja unsur intrinsik yang ada dalam novel Ayahku
Bukan Pembohong dan bagaimana penerapan model jigsaw dalam pembelajaran
menemukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya
Tere Liye pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendiskripsikan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan)
Pembohong dan penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menemukan
unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohongkarya Tere Liye pada
siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang.
Tulisan ini
merupakan tulisan berdasarkan penelitian kualitatif. Adapun hasil analisis yang
dilakukan, terdapat unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan)Pembohong
di antaranya adalah tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar, dan
amanat. Adapun model jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran menemukan
unsur-unsur intrinsik novel.
Kata kunci : model
jigsaw, unsur-unsur intrinsik, novel
I. Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan,
karena pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan sadar yang dilakukan oleh
guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Guru memiliki peran yang
sangat penting dalam pembelajaran khususnya dalam mencapai tujuan pembelajaran,
sehingga guru harus benar-benar membuat perencanaan pembelajaran yang baik.
Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu menciptakan suasana belajar
yang membuat siswa dapat berpartisipasi atau aktif selama pembelajaran
berlangsung. Namun pada kenyataannya pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang
bisa membuat siswa termotivasi dan merasa senang terhadap pembelajaran,
sehingga pembelajaran pun monoton dan membosankan. Pembelajaran
menemukan unsur-unsur intrinsik novel adalah salah satu materi yang diajarkan
di kelas XI. Pada pembelajaran tersebut ternyata masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan ketika diminta oleh guru untuk menemukan unsur-unsur
intrinsik dalam novel. Selain itu, guru juga kurang selektif dalam memilih
model pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran sastra, sehingga penulis
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran
Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Novel di SMA Negeri 3 Semarang Tahun Ajaran
2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menentukan
unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye
pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam dunia pendidikan baik secara teoritis maupun praktis.
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat
Teoritis
Penelitian ini
dapat dijadikan untuk memberikan informasi tentang gambaran unsur-unsur
intrinsik yang ada dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
Selain itu juga dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang konsep model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran menemukan unsur
intrinsik dalam novel.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Siswa
Memberikan
kesempatan kepada siswa agar berani menyampaikan ide gagasan maupun pemikiran
mereka dengan adanya model pembelajaran yang diterapkan guru yaitu model
pembelajaran jigsaw khususnya dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur
intrinsik novel.
b. Bagi
Guru
Memberikan
motivasi kepada guru agar melaksanakan pembelajaran yang lebih variatif agar
siswa dapat berpartisipasi aktif dan tidak merasa bosan selama proses
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini
dapat dijadikan sebagai referensi mengenai model pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran karya sastra.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini
memberikan pengalaman secara langsung bagi peneliti dalam melakukan penelitian
tentang penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur
intrinsik.
D. Landasan Teori
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang dilakukan guru
untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Suprijono,
2009:13).
Pembelajaran adalah upaya sistematis yang dilakukan oleh guru untuk
mewujudkan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Zainal Aqib, 2014:66).
Jadi, pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa
dalam suatu proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran tersebut.
2. Novel
Novel
merupakan salah satu bentuk karya sastra. Novel sebagai karya sastra menawarkan
sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia
imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti
peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang
kesemuanya, tentu saja juga bersifat imajinatif (Nurgiyantoro, 2007:4).
Novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekeliling dengan menonjolkan
watak dan sifat perilaku (Suharianto, 1982: 31).
Jadi novel merupakan salah satu karya sastra yang berisi atau
menceritakan tentang kehidupan seseorang beserta lingkungannya dan memiliki
unsur intrinsik seperti alur, plot, tokoh dan penokohan.
3. Model Jigsaw
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh
Elliot Aronson’s (Aronson, Blaney, Stephen,Sikes, and SNAPP,1978). Model
pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya (Hamdayama, 2015:87).
Selain itu, lebih lanjut Hamdayama (2016: 121) menjelaskan bahwa
Model pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yangmenuntut
siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugasnya yaitu (1) belajar dan
menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, (b) merencanakan bagaimana mengajarkan
subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu, siswa
tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam
subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada
temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa sehingga seluruh
siswa bertanggungjawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan guru. (Hamdayama, 2015:87).
Jadi model jigsaw adalah model pembelajaran yang kooperatif yang
sangat cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang memiliki empat
aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini, akan
dipaparkan beberapa hasil temuan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka yang dilakukan mengenai
penggunaan permainan dalam strategi penilaian pembelajaran sastra diantaranya
sebagai berikut.
Pembelajaran Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Novel Sang Pemimpi
karya Andrea Hirata dengan Metode Resitasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Boja Kendal Tahun Ajaran 2013/2014 (Ari Dwi Budianto) menjadikan novel Sang
Pemimpi sebagai bahan pembelajarn dalam menganalisis unsur intrinsik karena
novel tersebut dinilai dapat mempengaruhi siswa agar menjadi lebih arif dan
menjunjung tinggi tata cara berperilaku di dalam masyarakat. Novel Sang Pemimpi
juga merupakan novel yang mudah dipahami, sehingga siswa tidak akan merasa
kesulitan dalam menganalisis isi novel. Adapun teknik pemberian tugas atau
resitasi digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih
mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas.
Penerapan metode jigsaw
dalam pembelajaran nilai moral cerpen Pelajaran Berladang Kol karya
Alizar tanjung pada siswa kelas xi sma Negeri 9 Semarang tahun ajaran 2015/2016
(Nelam Ruparao Sahili)dari peneletian tersebut yang diungkapkan adalah metode
jigsaw yang membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yaitu kelompok ahli
dan kelompok asal. Dalam setiap kelompok akan diberikan beberapa materi, satu
anak mendapat satu sub bab yang telah mereka sapakati, mereka kemudian mencari
dan menganalisis cerpen Pelajaran Berladang Kol yang telah dibagikan. Setelah
itu setiap kelompok dengan siswa yang mengerjakan satu bab yang sama
dikumpulkan untuk mendiskusikan sub bab yang mereka kerjakan. Setelah semua tim
ahli kembali ke kelompok awal mereka menceritakan apa yang mereka dapat dari
tim ahli. Setelah semua selesai, salah seorang siswa dalam satu kelompok maju
dan mempresentasikan hasil mereka.
II. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif kualitatif artinya yang dianalisis bentuk
deskripsi, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar variabel.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci (Sugiyono,
2013:15).
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPA 3 SMA Negeri 3 Semarang.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian menurut Arikunto (2010: 203)
adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam menngumpulkan data agar pekerjaan peneliti lebih mudah, hasilnya lebih baik, dalam arti
lebih cermat, lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah
buku-buku acunan tentangteoripengkajianfiksi, model
pembelajaran, dan novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye.
4. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini
adalah unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere
Liye. Sedangkan sumber data
dalam penelitian ini adalah novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere
Liye.
5. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik pustaka yang berarti studi tentang sumber-sumber yang
digunakan dalam penelitian sejenis, dokumen yang digunakan untuk mencari
data-data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
majalah, gambar, dan data-data yang bukan angka-angka (Moleong, 2004:11).
Selain itu, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam melakukan
penelitian ini ada dua yaitu teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa menjelaskan unsur-unsur intrinsik novel, sedangkan
teknik non tes dilakukan melalui wawancara tak terstruktur dan observasi yang
digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran menemukan
unsur-unsur intrinsik novel dengan menggunakan model jigsaw.
6. Teknik
Analisis Data
Langkah-langkah dalam
analisis data adalah sebagai berikut.
a. Membaca
sumber data yaitu novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
b. Menganalisis
data penelitian berupa unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye.
c. Menuliskan
data-data tersebut di kartu data sesuai dengan fokus yang akan diteliti yaitu
unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
d. Menganalisis
penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menentukan unsur-unsur
intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye pada siswa
kelas XI SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
7. Teknik
Penyajian Hasil Analisis Data
Dalam kegiatan penyajian
hasil analisis data ini, peneliti menggunakan metode informal. dengan metode
informal ini, pemaparan hasil analisis data dilaksanakan dengan deskripsi khas
verbal dengan kata-kata tanpa disertai dengan lambang-lambang (Sudaryanto,
1993: 145). DalamPenelitianiniakanmendiskripsikan
mengenai penerapanmodel
jigsaw
dalampembelajaran menentukan unsur-unsur intrinsik
novel Ayahku(Bukan) Pembohong karya Tere Liye pada siswa kelas XI SMA
Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
III.
Hasil dan Pembahasan
Ayahku (Bukan) Pembohong merupakan
salah satu novel karya Tere Liye yang menceritakan kisah seorang ayah yang
membesarkan anaknya yang bernama Dam dengan cerita-cerita petualangan hebat
semasa mudanya, sehingga ia tumbuh dengan cara berpikir yang berbeda dengan
anak lainnya. Dalam novel tersebut dijelaskan bahwa sang ayah begitu terkenal
dikotanya, terkenal tak pernah mengatakan kebohongan. Semua orang juga
seakan-akan tahu dan mengenal tokoh ayah adalah orang yang sederhana. Hidup
dipenuhi dengan rasa optimis, rasa percaya diri, dan kalimat-kalimat positif.
Dalam novel Ayahku (Bukan)
Pembohong karya Tere Liye ini, yang akan penulis teliti adalah (1)
unsur-unsur intrinsik novel yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, plot atau alur,
latar, dan amanat (2) penerapan model jigsaw dalam pembelajaran menemukan
unsur-unsur intrinsik novel di SMA Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
Unsur-unsur intrinsik dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong adalah
sebagai berikut.
Tema adalah
sesuatu yang menjadi pokok persoalan atau sesuatu yang menjadi pokok pemikiran.
Tema dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye adalah cara
mendidik anak melalui cerita-cerita, sehingga dari cerita-cerita itu anak
menjadi pribadi yang santun, tangguh, pantang menyerah, dan memiliki pola
pemikiran yang berbeda dengan anak yang lainnya. Pada dasarnya cara mendidik
anak tidak melulu dengan nasihat-nasihat, akan tetapi dapat dilakukan dengan
memberikan contoh dalam bentuk sebuah cerita yang memang dapat menjadikan anak
mengingatnya sampai ia tumbuh dewasa dan menerapkannya dalam kehidupannya.
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam peristiwa atau cerita
rekaan. Tokoh-tokoh dalam cerita rekaan selalu memiliki sifat, sikap, tingkah
laku, dan watak-watak tertentu. Pemberian watak terhadap tokoh-tokoh inilah
yang biasa disebut penokohan. Tokoh dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye diantaranya adalah Dam, ayah, ibu, Taani (istri Dam), Jarjit, dan sebagainya.
Dam merupakan tokoh utama, seorang anak laki-laki yang tumbuh menjadi anak yang
baik, suka menolong, sabar, pantang menyerah, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, dan sederhana berkat cerita-cerita hebat petualangan ayahnya semasa
muda. Ayah adalah tokoh yang sederhana, pekerjaannya hanya pegawai negeri biasa
meskipun lulusan ilmu hukum universitas ternama di Eropa. Dalam novel
dijelaskan bahwa semua orang seakan tahu dan mengenal tokoh ayah ini adalah
seseorang yang sederhana, selalu jujur, percaya diri, dipenuhi dengan rasa optimis
dan kalimat-kalimat positif. Ibu adalah tokoh yang sangat baik, perhatian, dan
penyayang terhadap keluarga. Taani (istri Dam) adalah tokoh yang pandai
mengendalikan emosi dan suasana disekelilingnya. Ia mampu meredam amarah
suaminya. Taani adalah wanita yang berhati lembut dan penyayang. Jarjit adalah
teman sekolah masa kecil Dam. Tokoh yang berasal dari keluarga kaya raya yang
menjadikannya begitu sombong dengan segala yang Ia punya.
Plot atau lur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan
sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu dan utuh. Alur bisa juga
disebut dengan plot. Alur dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong ini
adalah alur sorot balik, cerita dimulai dari klimaks di mana permasalahan
sedang memuncak dan dianggap telah selesai, padahal cerita sedang tertahan satu
sama lain dan permasalahan tersebut belum terpecahkan.
Latar adalah lingkungan terjadinya suatu peristiwa dalam cerita.
Latar dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Sudut
pandang adalah strategi, teknik, siasat yang sengaja dipilih oleh pengarang
untuk mengemukakan ide, gagasan, maupun ceritanya. Latar tempat dalam novel ini
adalah di rumah, di sekolah, di stadion sepak bola, di kolam renang, di
perpustakaan sekolah Akademi Gajah, Stasiun kereta, di rumah sakit, dan di
pemakaman. Latar waktu yang paling menonjol adalah pada malam hari tepatnya
ketika Ayah Dam bercerita kepada cucu-cucunya, saat Dam pulang bekerja, saat
menemani ibu sebelum tidur, dan lain-lain. Latar suasana yang menggambarkan saat
hujan turun, saat matahari pagi bersinar, suasana keributan, dan lain-lain.
Amanat adalah nilai moral atau pesan yang berisi pelajaran hidup
yang disampaikan oleh penulis selaku pencipta karya sastra kepada pembaca
melalui karya sastra yang dibaca. Amanat dalam novel Ayahku
(Bukan) Pembohongdiantaranya adalahsudah sepatutnya anak mempercayai
perkataan orang tua. Sekalipun itu bukan sebuah kebenaran pasti orang tua
memiliki alasan tersendiri mengapa menceritakan atau mengatakan hal-hal
tersebut. Selain itu, dari kejujuran ayah yang mengemukakan bahwa sejatinya
kebahagiaan itu berasal dari hati sendiri, bukan karena harta benda, ketenaran,
apalagi kekuasaan.
Langkah-langkah
dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan)
Pembohong karya Tere Liye menggunakan model Jigsaw adalah sebagai berikut.
Model Jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975). Model ini dapat
diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca,
menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Dalam Jigsaw ini, guru harus memahami
kemampuan siswa, membantu siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengolah informasi serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa. Adapun
sintak model Jigsaw dapat dilihat sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang. Tiap orang
dalam kelompok diberi sub topik yang berbeda. Dalam pembelajaran menemukan
unsur-unsur intrinsik setiap orang dalam kelompok diberikan subtopik yang
berbeda. Misalnya ada yang memperoleh subtopik tema, tokoh dan penokohan, alur,
dan latar. Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan penjelasan
mengenai topik yang akan mereka pelajari pada pertemuan hari itu. Akan lebih
baik jika guru menuliskan topik di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa
yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Hal ini dimaksudkan agar siswa
lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang akan mereka pelajari.
b. Setiap kelompok mendiskusikan subtopik masing-masing dan
menetapkan anggota ahli yang bergabung dalam kelompok ahli.
c. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan
mengintergrasikan semua subtopik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya
kelompok.
d. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan
saling membantu untuk menguasai topik tersebut.
e. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke
kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang telah mereka kuasai
kepada rekan kelompoknya.
IV. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa novel Ayahku (Bukan) Pembohong
memiliki unsur-unsur intrinsik seperti tema, tokoh dan penokohan, plot atau
alur, latar, dan amanat. Adapun model
jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik
novel.
DAFTAR
PUSTAKA
E-Jurnal.
2013. Pengertian novel menurut para ahli.
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-menurut-para-ahli.html?m=1.
Diakses pada 26 Maret 2017
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelaajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Hamdayama, Jumanta 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia
Indonesia
Liye,
Tere. 2014. Ayahku (Bukan) Pembohong. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Nurgiyantoro,
Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Ratna,
Nyoman Kuntha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
No comments:
Post a Comment